Pagi ini suasana sekolah sudah cukup Ramai. Karena memang jam sudah menunjukkan pukul 6.45. Dirga, Arshel dan juga Ervan sudah Ada di kelasnya namun tak ada Arin disana.
Arshel pun sudah gusar, tak biasanya Arin belum datang. Jadi kemana sahabat bawel nya itu?
Ervan yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik Kekasihnya itu pun tersenyum kecil lalu mengusap bahu Arshel berniat menenangkan Arshel.
"Udah sahabat kamu yang kayak titisan mak lampir itu paling kena macet." Ucap Ervan menenangkan Arshel.
Arshel melotot ketika mendengar Ervan menyebut Arin dengan sebutan Titisan mak lampir .
"Heh gitu gitu dia perhatian, pengertian, sabar, baik, dan yang lebih penting pantang menyerah, buat dapetin tuh kulkas bernyawa." Ucap Arshel sambil memelankan kata terakhirnya.
Ervan terkekeh.
"Pantang menyerah gimana? Titisan mak lampir itu aja gak pernah ngejar Tuh kulkas apa lagi berjuang." Balas Ervan tak ingin kalah.Dirga tahu bahwa Dia lah yang sedang dibicarakan dua sejoli dibelakangnya. Ia sebenarnya ingin menambal mulut sepasang kekasih di belakang nya, Namun ia urungkan karena ia ingin mendengarkan lebih banyak lagi tentang Arin termasuk Video Arin bernyanyi yang di unggah oleh Akun Youtube milik Derren.
"Eh dengerin ya, Arin tuh emang gak pernah ngejar tapi dibalik semua itu dia Berjuang mati matian buat Si Kulkas." Cerocos Arshel.
Dirga semakin dibuat penasaran kala mendengar ucapan Arshel.
Berjuang? Apa waktu itu yang nyelamatin gue itu Dia? Batin Dirga bertanya tanya.
"Lah emang pernah ya?" Tanya Ervan yang nampaknya sudah semakin tertarik dengan pembahasan ini.
"Kamu tau kan, Pas Kita kelas 10 terus Kamu nganterin Dirga keRumah sakit karena jatoh pas pulang Eskul basket?" Tanya Arshel. Ervan mengangguk.
"Gara gara mau keserempet mobil kan?" Tanya Arshel lagi dan dibalas Anggukan oleh Ervan.
"Lah iya ya kan waktu itu ada yang nyelametin tuh Kulkas, Katanya sih didorong sama Cewek , Bukannya tuh cewek yang mau nyelakain Si Kulkas bukan?"Terka Ervan.Sedangkan Dirga ia sudah mulai kesal dengan mulut Ervan karena terus terusan menyebut dirinya Adalah kulkas.
"Cewek itu Sahabat Aku, Arin." Ucap Arshel yang sukses membuat Ervan melotot dan Membuat sosok didepan mereka menoleh. Ya siapa lagi, Kalau bukan Dirga.
Ervan Dan Dirga saling tatap.
"Jadi Arin yang mau nyelakain gue?" Pertanyaan Dirga sukses membuat Arshel menatap Tajam Kearah Dirga.Arshel menggelengkan kepalanya kuat
"Salah besar! Kalo Kalian berdua mikir kalo Arin yang nyelakain Lo." Jelas Arshel sambil menunjuk Dirga."Jelasin!" Suruh Dirga yang seolah menuntut penjelasan pada Arshel.
"Waktu itu...."
Flashback On
"Shel jangan lupa Eskul musik ya, Nanti masuk." Peringat Arin pada Arshel.
Arshel mengangguk.
"Eh tapi ntar ada moodboster lo tau." Ucap Arshel pada Arin."Dirga maksud lo?" Tanya Arin memastikan.
"Ya ampun Rin, Inceran lo ada berapa sih? Yaiyalah!" Ucap Arshel dengan Nada kesal.
"Dah tau." Jawab Arin
Arshel melongo tak percaya mendengar Respon Arin.
* * *
Disore harinya...Siswa dan siswi yang mengikuti Eskul musik dan Basket baru saja keluar dari lingkungan sekolah.
Dirga masih berdiri diWarkop depan sekolah. sedangkan Arin berada di Halte yang terletak di seberang warkop.
Namun, Saat ia melihat ke Kiri ia melihat mobil yang melaju dengan kencang dan Dirga yabg berada tepat di pinggir jalan, Ntah Feeling darimana, Arin langsung berlari menyebrang jalan dan mendorong Dirga agar tidak berada dimana tepat saat arin berdiri sehabis menyelamatkan Dirga, namun Naas Arin yang malah terserempet oleh mobil tersebut. banyak orang yang sudah datang namun masih fokus mengobati Dirga yang mungkin terluka pada siku tangannya.
"ARIN!!!" Pekik Arshel saat melihat keadaan Arin yang terlihat terluka berat. Dengab bagian pelipis yang kasih mengeluarkan darah karena terbentur Trotoar.
Lalu Arshel dengan cekatan menelfon Ambulance.
Flashback off
Arshel mengakhiri Ceritanya bersamaan dengan menetesnya Air mata yang sedari tadi ia tahan.
Arshel tak kuasa menahan isakannya saat mengetahui betapa besarnya pengorbanan Arin pada sosok laki laki yang tak pernah menghargai perasaannya, Dirga.
Ervan yang melihat kekasihnya menangis pun merengkuhnya mengusap punggung Arshel berniat menenangkan.
"Sstt, Udah gaboleh nangis. Arin aja yang ngelakuin aja biasa aja ,Kok jadi kamu yang nangis." Ucap ervan menenangkan.
Dirga Menggeleng tak percaya, Mengapa gadis itu tak pernah mengungkit kejadian itu?
"Terus Keadaan Arin setelah itu gimana?" Tanya Dirga.
Arshel mengelap sisa sisa Air matanya.
"Arin Koma selama 3 hari, Tapi dia ngirim surat ke sekolah karena ada kepentingan keluarga.Bukan Karena sakit." Jelas Arshel."Setelah sadar , Dia dirawat inap 3 hari buat pemulihan. Jadi setelah seminggu kejadian itu dia langsung sekolah." Lanjut arshel.
Arin, Maafim gue , tapi hati gue masih buat dia. Batin Dirga.
"Ck ck. Sayang banget yang diperjuangin mati matian malah gak perduli, Mending sama Kak Reno aja tuh si Arin. Hasut sana biar tuh Titisan mak lampir mau sama Kak Reno." Jelas Ervan sambil sesekali melirik Dirga , Karena ia hanya berniat memanas manasi Dirga.
Tbc, Maapkeun kemarin acu gak up, Magerr
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang ARINDA
Romance"Sebagai pihak yang mencintai, Gue cuma bisa bersabar dan berharap, Karena sejauh apapun lo berlari dan menjauh Kalo emang kita ditakdirkan berjodoh. Lo Bisa Apa?" -Arinda aderala "Jauhin gue!" -Dirga Alvan "Kenapa ? Karena lo gak bisa bales perasa...