5.kebahagiaan(?)

4.6K 277 22
                                    

Aku baru saja sampai didepan teras rumah dan Mama sudah muncul dengan senyuman lebarnya mengagetkanku. Mana masih maskeran putih-putih gitu. Kan bikin kaget.

“mama!” ujarku tersentak kaget.

“kamu dianter pulang siapa? Pacar?” tanya Mama sembari melepas maskernya. aku berdecak malas. “bukan. Temen.”

Tentu saja, beliau akan menungguku pulang dengan maksud tertentu.

“halah. Masa temen baik bener mau nganterin kamu pulang.” cibir Mama. aku hanya memutar malas bola mataku. “ya baik dong, orang rena juga baik orangnya.” Mama berdecih.

“dih! Baik apanya kamu. Malem-malem kok ngelucu.” tukas Mama. eh!

“mama jangan ngajak gelut deh, rena lagi ga mood.” ujarku malas dan berjalan menuju kamar mandi. Mama masih mengekoriku dari belakang.

Aku segera masuk kedalam kamar mandi. Gerah sekali rasanya.

“ga mood kenapa? Sini cerita sama mama.” suara Mama yang terdengar dari luar membuatku mendengus malas. “ga mau ah. Cerita sama mama ga ada faedahnya.” Mama tertawa keras. “heh! Kamu ga tau aja ya, dulu tuh mama pernah jadi guru BK tujuh tahun tau! Uda banyak murid yang ngeluarin keluh kesah mereka ke mama.” kalimat itu sudah berulang kali Mama katakan setiap kami sedang berbicara. Dulu pas Mama masih muda, Mama memang mengajar jadi guru di SMA Negeri, tapi setelah nikah sama Papa, Mama dilarang kerja lagi sama Papa.

Kalau akhirnya aku menikah dengan Arka, apakah pria itu akan membiarkanku bekerja? Tunggu! Kalau memang aku menikah dengannya, semua itu kan hanya karena pekerjaanku!

Aku menggelengkan kepalaku beberapa kali, mencoba mengeluarkan Arka dari kepalaku.

“mana mungkin! Masa ga kenal, main nikah-nikah aja! Walaupun pake perjanjian sih.” monologku, sembari membuka pakaian atasku.

“Siapa nikah?!” teriak Mama mengagetkanku. “astaga mama! Jangan berdiri diluar kamar mandi ah! Orang mau berhalusinasi jadi ga bisa.” omelku.

“jangan halusinasi mulu! Nanti kamu jadi sakit jiwa.” aku hanya mendengus malas mendengar suara Mama yang semakin lama semakin menjauh. Artinya Mama sudah tidak lagi berdiri didepan pintu kamar mandi.

Aku melirik diriku, tanpa busana dihadapan kaca besar yang terpampang didalam kamar mandi.

Aku tidak tahu bagian mana dari diriku yang menarik perhatian Arka, dan membuatnya mengambil keputusan untuk menikahiku.

Tunggu, jangan-jangan dia sudah pernah meminta wanita lain untuk menikah dengannya? Bukan hanya aku saja?

Aku menyabuni diriku sembari memikirkan apa yang akan terjadi jika aku menerima tawaran Arka untuk menikah dengannya.

Aku menyabuni diriku sembari memikirkan apa yang akan terjadi jika aku menerima tawaran Arka untuk menikah dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku memasuki kamarku, dan mendapati Mama tengah duduk diatas kasurku. “sini na.” panggilnya, aku mendekat. Mama menepuk tempat kosong disisinya. Aku hanya menuruti beliau, dan duduk disamping Mama.

A Whole New World. ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang