Rena terduduk dengan tubuh kaku. Wajahnya menunjukkan dengan ketara bahwa gadis itu sedang gugup.
“rena?” panggil Arka. Tapi gadis itu malah bergeming.
“Rena!”
“Oh? Hah? Iya. Kenapa?”
“kamu gugup?” pertanyaan Arka membuat Rena mengangguk perlahan. Saat ini mereka sedang ada didalam mobil yang dikirim oleh Johnson.
Arka mendekati Rena. Dan menggenggam tangan gadis itu. Mengaitkan jari-jari mereka. Rena tersenyum tipis. Berterima kasih setidaknya masih ada Arka disisinya yang bisa sedikit menenangkan pikirannya.
Bertanya-tanya apakah keluarganya Arnold akan suka kepadanya. Bertanya-tanya apakah seharusnya ia tidak kesini?
“Rena..” Arka kembali menyadarkan Rena. “gausah dipikirin banget. Aku yakin mereka pasti suka sama kamu kok,” seakan-akan Arka bisa membaca pikirannya Rena. “kok kamu bisa tau apa yang aku pikirin?”
“aku kaya kamu pas pertama kali mau jumpa sama mama.” Mama yang dimaksud oleh Arka disini ya tentu saja Maharani. Mungkin karena Arka ialah aktor yang baik, Rena tidak sadar bahwa saat Arka datang melamar kedua kaki pria itu melemas, wajahnya pucat pasi. Takut-takut keluarganya Rena tidak menyukainya.
“Iya?” Arka berdehem.
Suara supirnya Johnson membuat Rena menoleh ke jendela mobil. Sebuah mansion yang menjulang tinggi semakin membuat hatinya berdetak lebih kencang.
“mereka pasti suka kamu, rena.” Arka keluar dan membukakan pintu untuk istrinya. Meraih tangan Rena saat Rena sudah berdiri dihadapan gedung besar ini.
“Jangan takut, aku ada disini. bersamamu.” ucapan Arka sedikit menenangkan Rena. Mereka berjalan mendekat dan menekan bel pintu.
Pintu terbuka dengan otomatis. Membuat Rena sedikit kagum.
“permisi..” ujar Rena saat memasuki rumah diikuti sang suami yang masih setia menggenggam tangannya.
“Oh mai! Rena!” Lina langsung menyambut Rena dengan sebuah pelukan hangat. Membuat Arka yang berdiri disisi istrinya itu, tersenyum.
“Rena, tante..” ujar Rena. Lina langsung menggeleng cepat. “no no. Panggil mama. Dan ini, papa. Ini thama, adik kamu.” Lina menunjuk Rangga Zavier Adanta dan putrinya Thama Zerlira Adanta. Gadis berusia 18 tahun yang punya senyuman indah.
Thama melompat mendekati Rena dengan penuh semangat. “kakak cantik banget!” Rena tersenyum. “thama lebih cantik kok..” dipuji seperti itu, pipi Thama memerah malu. Gadis itu mengaitkan lengannya pada lengannya Rena.
“benar kata your mom lah rena.. you can call me papa..” ujar Rangga bersuara. Mereka semua bersemangat atas kedatangannya Rena. Tanpa menyadari bahwa Rena tiba dengan seorang pria disampingnya.
“sini kak, kasian banget berdiri mulu. Kaya ga dianggep gitu.” Arka menatap sebal Arnold yang terkekeh dengan cengiran bodohnya. “mereka terlalu semangat sampe ga sadar kalau kak rena dateng sama kakak. Biarin aja bentar lagi juga sa—”
“eh! Jadi ini suaminya kamu sayang?”
“Arka tante..” ujar Arka sopan. Lina menggeleng. “jangan panggil tante arka. Sama seperti rena, kamu juga bagian dari keluarga ini mulai sekarang.” Arka tersenyum tipis. “what's your occupation?” (pekerjaan kamu apa?) tanya Rangga secara tiba-tiba. Ia seperti ayah mertua galak yang selalu muncul saat anak gadisnya ingin memperkenalkan pacarnya.
Thama bergidik ngeri karena seperti itulah ekspresi sang ayah saat ia membawa Garry pulang.
“he's an actor.” (dia aktor.) jawab Arnold. Rangga menggeleng. “i ask him lah! not you.” (papa nanya arka! Bukan nanya kamu.) yaampun papa galak banget. Bisa-bisa Arka lari pulang. Pikir Arnold.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Whole New World. ✔️
Romansa[[E N D !]] ❝menikahlah denganku!❞ perjanjian pernikahan itu, ditandatangani oleh Rena. Dilamar oleh seorang aktor papan atas seperti Arka, siapa yang akan menolak? Hubungan rumah tangga seperti apa yang akan dijalankan oleh Arka dan Rena? 27.7...