Kasur itu berderit saat pemiliknya melemparkan dirinya diatas kasur tersebut.
Hal yang baru saja ia saksikan terasa membakar dirinya. Entah kenapa suhu tubuhnya langsung meningkat dengan drastis. Ia merasa marah.
“tunggu! Kenapa aku harus marah?!” Monolognya. Tapi saat memikirkan alasan kenapa ia harus marah, emosinya tambah meningkat.
“kenapa alice mencium arka? Alice suka sama arka?! Oh My God! Atau jangan-jangan mereka pernah punya hubungan dulu? Jadi Arka memilih menikahiku untuk menutupi hubungan gelapnya? Astaga.” Rena berdiri dari atas kasur dan berjalan kesana dan kemari untuk menenangkan dirinya.
“pantas saja, ekspresi sepupu-sepupunya arka terasa ganjil!” Rena tidak pernah menyangka sebelumnya, bahwa si Alice—gadis cantik yang katanya akan menjadi manajernya Arka itu memiliki sesuatu yang ganjil dengan Arka. Apalagi Alice ialah sepupunya Arka!
“Gila banget!” Tunggu, tapi ada hal lain yang mengganggu pikiran Rena.
“apakah aku pernah bertemu dengan arka sebelumnya? Katanya aku tidak mengingatnya. Kapan tepatnya aku bertemu dengan arka?” Rena kembali mendudukkan bokongnya di tepi kasur. Ia mencoba mengingat, kira-kira kapan ia pernah bertemu dengan Arka. Dengan visual setampan itu, tentu saja Arka pasti akan sangat menonjol. Kenapa ia tidak ingat wajah tampan itu sebelumnya.
“aish ngomong-ngomong aku jadi emosi lagi saat memikirkan kedua matanya si alice alice itu! Sepertinya dia sengaja melakukan itu untuk memancing amarahku!”
Hatiku terasa akan meledak saat ini, duduk disebelah Mama yang sama denganku gugupnya. Sepertinya malah Mama yang lebih gugup. Aku tidak tahu yang akan menikah dengan Arka itu aku atau Mama.
“sering-sering kerumah mama buat belajar masak ya, kasian tuh si arka kalau setiap hari kamu yang dimasakkin.” Ujar Mama dengan jenaka. Sepertinya Beliau tengah berusaha membuatku merasa sedikit tenang. Aku menoleh kearahnya dan tersenyum mengejek.
“engga mau, aku nikah kan biar ngehindar dari mama. Masa uda nikah masih ketemu mulu.” Baru saja Mama mau memukulku, suara tegas Papa memberhentikan perdebatan kecil kami. Arka mengucapkan ijab dalam sekali tarikan nafas membuatku ikut menahan nafas melihatnya.
“SAH!” Sahut seluruh saksi yang hadir dirumah besar keluarganya Arka ini.
Saat kata SAH diucapkan, air mataku mulai mengepul dibawah mataku. Kulirik Arka yang perlahan-lahan tersenyum lega.
Aku memandangi wajah Mama, “jangan nangis dih. Kamu jelek.” Aku tertawa dan hampir tersedak mendengarkan ucapan Mama.
Namun setelah Mama mengatakan itu, Beliau langsung memelukku sembari menangis haru. Dalam sekilas, seluruh kilas kehidupanku mendadak terputar dikepalaku.
Sebuah kenangan yang tadinya tak kuingat, mendadak berputar dipikiranku. Mama yang selalu memasakkan bekal untukku walaupun ia sibuk setiap pagi mengurus suami dan putranya yang nakal. Papa yang selalu meletakkanku di bahunya setiap kali kami berjalan-jalan di sore hari. Bagaimana wajah senang mereka saat aku selesai kuliah, dan menjadi seorang sarjana. Bagaimana wajah bangga mereka saat aku diterima kerja di perusahaan ternama. Semuanya berputar bagaikan kilas balik sebuah film lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Whole New World. ✔️
Romantizm[[E N D !]] ❝menikahlah denganku!❞ perjanjian pernikahan itu, ditandatangani oleh Rena. Dilamar oleh seorang aktor papan atas seperti Arka, siapa yang akan menolak? Hubungan rumah tangga seperti apa yang akan dijalankan oleh Arka dan Rena? 27.7...