44. Ngelayanin OM-OM

3.8K 217 51
                                    

Kedua mataku terbuka perlahan. Aku menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Yaampun, hebat sekali aku bisa bangun jam segini.

Selagi mengagumi diriku sendiri, lirikan mataku jatuh pada sebuah tangan kekar yang melingkar dipinggangku. Entah memang kebiasaannya atau bagaimana, tetapi setiap seranjang denganku, ia pasti akan memelukku. Dan mungkin saja bukan hanya aku, saat seranjang dengan Alice mungkin dia juga memeluk Alice yakan?

Aku melepas lengannya secara perlahan dari pinggangku dan memutar tubuhku. Lelah menangis, aku tertidur lebih cepat semalam. Aku tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh Arka dan Alice untuk bercinta. Karena bangun-bangun ia sudah ada disisiku.

Wajah damai Arka yang tertidur disampingku ini membuatku sangat ingin menampar wajahnya. Karena telah membuatku menangis semalam.

Tapi Arka mencari nafkah dengan wajahnya, lagipula aku tidak bisa menyakitinya.

Aku mengulurkan tanganku, dan mengusap pelan pipinya Arka. Sepertinya Arka sangat lelah, karena ia tidak terusik saat aku melakukan ini.

“aku mencintaimu.” bisikku perlahan. Memastikan ucapanku ini tidak sampai pada telinganya. Mengecup keningnya, aku bangkit berdiri dari kasur hotel ini.

Memikirkan Arka pasti akan sarapan bersama Alice pagi ini, membuatku kembali merasa ingin menangis sekali lagi. Mereka juga mungkin akan pergi tanpa sepengetahuanku.

Tidak bisa, aku tidak bisa melihat Arka tersenyum kepada Alice. Hatiku tidak sanggup.

Aku bangkit berdiri dengan piyama yang terbalut ditubuhku. Sepertinya semalam aku tertidur dengan hadiah sialan pemberian Bella itu, kenapa aku bisa memakai piyama sekarang?

Ujung mataku melirik ke arah Arka. Sepertinya Arka yang memakaikannya ke tubuhku. Aku menghela nafas kecil dan meraih jaketku.

Tampaknya aku harus melarikan diri dari pandangannya. Setidaknya untuk hari ini. Agar ia juga bisa lebih leluasa bersama dengan Alice. Walaupun sakit, aku tidak ingin Arka merasakan perasaan yang sama denganku. Aku tidak ingin ia merasa bahwa aku mengekangnya. Lagipula jika berada didekat Arka dan mendapati Arka dan Alice diam-diam menjalin hubungan dibelakangku, hatiku terasa panas. Amarah memuncak ingin melampiaskan dirinya. Dan berdiam diri disisinya seolah-olah aku tidak tahu apa-apa sepertinya bukan sebuah hal yang tepat untuk kulakukan.

“sebenarnya aku berharap kamu akan mencariku, arka.” gumamku sebelum menutup pintu hotel ini, dan berlalu pergi.

Aku keluar dari hotel, dan mendapati sebuah mobil Porsche terparkir rapi menutupi langkahku menuju sebuah taksi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku keluar dari hotel, dan mendapati sebuah mobil Porsche terparkir rapi menutupi langkahku menuju sebuah taksi. Aku berdecak sebal melihat mobil kuning ini.

Mentang-mentang mobil itu mobil mahal jadi dia bisa seenaknya menutupi langkahku gitu?!

Aku mengetuk pelan kaca mobil kuning ini. Orangnya menurunkan kaca jendela, dan menatapku dengan alis tebalnya sembari bersandar pada steering wheel.

A Whole New World. ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang