Sumpah demi apa?!!!!😣ubhh udah 3k aja ya yg baca,senengnya!!!😍tapi yang vote kok dikit ya:(.
Aku kaget bgt seh,bahagia!!.kalian suka cerita aku. Makasih ya yang udah follow dan vote cerita aku😘.
Itu berarti banget.Oh ya maaf ya aku udah lama gak update,soalnya lagi sibuk sama kegiatan sekolah😁
Oke,selamat membaca!,semoga kalian suka capter ini!
******
"Bagaimana keadaan Papa?"tanya Savi pada Liam.
"Cukup baik saat ini"Senyum Liam.
"Syukurlah"
"Berbaringlah disana"ujar Liam menunjuk kearah sofa putih.
Savi berjalan kearah sofa yang cukup panjang dan merebahkan dirinya disana. Pantas saja harga kamar inap disini sangat mahal mungkin karena pelayanannya yang terjamin.
Baru beberapa menit Savi memejamkan matanya,ia terpaksa membukanya lagi karena guncangan pelan pada bahunya.
"Nak bangun,minumlah. Mama juga membelikan makanan untukmu"Savi mendudukan diri dengan setengah kesadaran.
"Cepat makan selagi hangat"Ujar Hera sambil mendekatkan cap makanan pada Savi
Setelah kesadaran penuh Savi mengambil cap makanan dan mulai memakannya dengan lahap.
"Akh aku melupakan sesuatu,disana ada roti. Mungkin saat ini sudah dingin"Savi menunjuk bungkusan pada meja kecil dipinggir bankar.
"Oh ya?"
Hera membuka bungkus plastik itu dan mengeluarkan beberapa roti didalam.
"Kau mau?"tawarnya pada Liam.
"Berikan aku satu"
Savi yanh selesai makan pun meneguk air dimeja dan membuang bungkus cap ketempat sampah tak jauh darinya.
"Apakah masih enak?"tanya Savi saat melihat Liam mengambil roti kedua yang akan ia makan.
"Enak,tapi akan jauh lebih enak jika masih hangat"ujar Liam.
"Maaf kan aku,aku tadi tertidur sampai lupa roti itu"ujar Savi menyesal.
Liam yang melihat raut wajah anaknya merasa tak enak.
"Sudahlah sayang,rasa roti buatan ibumu tak akan perna berubah"ujar Liam.
"Sudahlah kalian,jangan mempermasalahkan roti itu"sambung Hera.
"Sav,ada yang mama ingin katakan"raut wajah Hera sekarang menjadi serius membuat Savi memusatkan tatapannya pada Hera.
"Kau kenal Mr.Wikolinso?"pertanyan itu bukan berasal dari Hera melainkan Liam.
"Iya,dia mantan bosku dulu"jelas Savi.
Liam dan Hera tampak terkejut,sial mereka melupan jika Glavni vođa merupakan porpeti yang Nixon punya dan juga merupakan perusahaan terbesar didunia dengan berbagai bidang.
"Apa kalian punya hubungan khusus?"Hera mentap putrinya.
Savi menggeleng"Ma sebenarnya ada apa ini?"tanya Savi yang sudah sangat jengah atas teka teki yang dibuat Hera dan Liam.
"Kau harus menjauhinya Savi,dia sangat licik dan berbahaya"ujar Liam dengan suara tegas.
Walau Liam mengijikan pun Savi tak sudi mendekati Nixon. Cih pria sombong dan angkuh itu membuat mood Savi sekarang memburuk.
"Pa apa sebenarnya yang terjadi jangan membuatku bingung,dan aku sama sekali tak ada pikiran untuk mendekati Nixon"
Liam menghela nafas berat dan mulai menjelaskan"Seperti yang kau tau Papa meminjam uang pada Greg yang merupakan bawahan Mr.Wikonlinson. awalnya semua berjalan baik namun lama kelamaan Greg menambah bunganya,membuat kami kewalahan. Minggu lalu tokoh kami juga dihancurkan Greg,jantung Papa kumat pada saat itu. Mamamu terpaksa kembali meminjam uang untuk biasa rawat dan obat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Me,you,and darkness
Romance"Bukan jalang eh?"sinisnya. Aku mencoba mengabaikan dirinya dan berniat kembali jalan tapi lagi-lagi ia memhentikanku. "Jalang tetaplah jalang bukan?"cukup sudah ,harga diriku sudah sangat direndahkan malam ini. Aku berjalan cepat kearahnya berniat...