LM 18

975 52 7
                                    

Dengan sekali lafaz saja , Nadya telah digelar menjadi seorang isteri kepada seorang lelaki yang bernama Shane . Senyumannya tidak pernah lekang dari bibir walaupun sudah penat melayan para tetamu yang datang .

Shane mendukung Rayden dan mendampingi isterinya , Nadya . Nadya memandang Shane dengan lama .

Senyuman tipis dihadiahkan . Hatinya kuat mengatakan bahawa lelaki yang dihadapannya sekarang ialah  orang yang sama  .

" Mummy .. Bila mummy nak ambil Rian ? Ayden rindu Rian " ujar Ayden dengan pelat .

" Bulan depan kita ambik Rian balik " ujar Nadya lembut lalu mengambil Ayden dari dukungan Shane .

Shane terkaku sebentar dengan kelakuan Nadya yang agak kasar ketika mengambil Ayden dari dukungannya .

Nadya beredar meninggalkan Shane yang masih kaku itu .

Carl yang melihat sepupunya yang terkaku disitu lalu menyikunya . Kening Carl terangkat angkat memandang wajah Shane yang putih .

" Kasar. Aku suka. " ujar perlahan tetapi nadanya dingin .

" Kau jangan nak hukum dia . Kau kena ingat sikit yang anak kau seorang tu dalam kawalan Linkess " ujar Carl perlahan .

Shane tersengih .

" Hukum ? May be yes ? May be not ? Up to me . "

Carl mencubit perut Shane dengan kemas   . Terbeliak juga mata Shane dengan cubitan kemas Carl . Bukan main lagi cubitan dia!

" Shane .  Jangan sakiti hati dia yang dah lama sakit  . Kau tau tak sekarang ni dia suruh budak budak dia cari identiti sebenar kau ? "

" Identiti aku ? Untuk apa pulak ."

" Dia cari Zarrliq . Suami dia yang dah lama mati tuu . " ujar Carl dengan menekan sedikit perkataan 'mati' agar Shane sedar dari kebodohannya .

Aqziz membaca satu persatu maklumat tentang lelaki bernama Shane . Tiada satu pun yang tertinggal . Malah , Ilasya juga mencatatnya didalam stickynote lalu dilekatkan di papan putih.

Alqram membantu Botak menyemak segala maklumat mengenai Carl . Tiada satu yang terlepas .

Tringgg!!

Isyarat berwarna lampu kuning bergema didalam bilik bawah tanah Mansion Nadya . Mereka saling berpandangan antara satu sama lain . Kerja kerja yang telah dilakukan sebentar tadi dihentikan .

Ilasya segera menutup bilik arkib dengan Spinner . Kini , kesemu mereka duduk di meja makan bilik bawah tanah dengan nada gurauan . Bimbang mereka jika YellowMambang tahu apa yang mereka lakukan .

Uhuk uhuk

Bunyi batuk dari sebalik batu Gold itu membuatkan mereka semua terhenti seketika. 

Terkelu juga mereka . Bunyi batukan itu seperti lain . Tidak sama dengan batukan yang mereka dengar dari YellowMambang.  Seperti seseorang yang tengah menahan sakit .

Ilasya mengambil sepucuk pistol berwarna unggu lalu disisipkan ke dalam poket seluar jean .

Alqram , Aqziz dan Botak juga turut mengikut langkah Ilasya dengan bebekalkan sepucuk pistol  masing masing .

" Kau siapa ? " soal Ilasya dari sebalik Batu Gold itu . Pistol sudah dikeluarkan dari poket dan hanya menanti untuk menarik picu pistol saja lagi .

" Kauu Syaa ? "

" Ya , aku . Kenapa ? Dan kau pulak siapa ? " soal Ilasya semula .

" Aku Ridzuan . Adik tiri Zarrliq . " ujarnyaa .

LeeSha Mambang Where stories live. Discover now