LM 27 ✔

669 30 0
                                    

Bunyi tembakan yang dilepaskan di luar kawasan perumahan nenda itu cukup nyaring sekali didengar meskipun Arianna telah dibawa jauh oleh orang kanan Adelisha. Arianna menutup telinganya dengan menggunakan kedua dua tangan sambil pipinya dikembungkan .

Alahai , Rian ! Masa genting macam ni pun nak juga buat muka comel .

" Kakak Dee .. Kita dekat mana ? " ujarnya dengan pelat sambil matanya digosok gosok akibat mengantuk yang teramat .

" Kita dekat kawasan arwah daddy Rian. " balas Dee sambil memimpin tangan kecil itu masuk ke Villa itu .

Bibir Rian terus terukir satu senyuman . Satu senyuman yang mirip dengan arwah daddynya .

" Shantekkknyaaa , kak Dee . Rian nak duduk sini ! Duduk sini. "

" Boleh je sebab tempat ni akan jadi milik Rian juga nanti . " pendek bicara Dee sebelum tangannya menekan satu butang pada jam tangannya . Kehadiran mereka berdua disambut dengan baik oleh penjaga Villa mewah itu .

" Selamat datang Cik Dee dan Cik Muda . Silakan masuk . " ujar perempuan itu dengan lembut .

Dee melangkah kaki ke dalam Villa itu dengan membuntuti langkah Rian yang tergedek gedek itu .

Adelisha menyisipkan sepucuk pistol silver itu didalam baju tidurnya sebelum dia berada di muka pintu utama rumah nenda .

Nenda yang nyenyak tidur seketika tadi sudah dibawa dengan sesenyap yang mungkin oleh anak buah Adelisha .

" Iotye niaia kapap yeuibzade ukoi "
( serahkan anak perempuan Nathan kelada kami!)

" Apa kejadah pulak bangan lima ekor ni main minta anak orang ? Kalau teringin sangat nak anak buatlah sendiri , sial. "

Orang kuatnya memandangnya dengan raut kening yang pelik sedikit . Tak faham dengan perangai Cik Muda nya itu .

" Siapkan apa yang patut dulu sementara yang lain tengah sibuk berlawan diuar sana . Kau jangan nak mengada buat rileks. Aku potong gaji kau! "

" Ishh , Cik ni kan . Aaa , yalah aku buat . "

Adelisha menarik senyum sambil matanya ligat meninjau setiap kawasan perumahan itu dengan menggunakan teropong silver . Clean!

" Raisha , Bella ! Info dekat Dee sekarang yang kita akan terus direct pergi kawasan sial bahanul. Semua onn dan siapkan posisi diri nanti! " arah Adelisha tegas sekali .

Mereka semua mengangguk dan melakukan apa yang patut mereka lakukan .

Rian melambaikan tangan kepada Dee yang sedang berada didalam helikopter itu . Dia dimaklumkan oleh Dee bahawa dia perlu tinggal di Villa itu selama dua hari saja .

Dee membalas lambaian anak kecil itu sebelum helipkoter itu benar benar meninggalkan kawasan Villa itu .

Tugas dia bukan satu atau dua tetapi lebih daripada itu . Demi duit , demi diri , demi keluarga dan demi Arianna dia sanggup melakukan apa saja asalkan dia tahu apa yang dia buat itu adalah betul . Datangnya hanya satu iaitu ; membalas dendam atas kejadian yang menimpa ibu dan ayahnya .

Rian terkekek ketawa ketika sedang menonton kartun Tom & Jerry . Tidak dia endahkan orang orang sekeliling yang tidak berkelip kelip memandangnya .

Bunyi deheman pun dia tidak dengar apatah lagi pedulikan orang sekeliling . Fikir dunia milik dia seorang .

" Anak papa ni kan! " ujar seseorang di telinga kanannya .

Rian secara automatiknya memandang gerangan tersebut . Alangkah panjangnya bait bait senyumnya sehingga terlihat lesung pipinya .

" Papa Olette ! Papa Olette , Rian rindu papa Olette . "

" Papa rindu juga dengan anak papa ni ! "

Badan montok Rian itu dipegang dan digomol manja oleh papa Olette sehingga menyebabkan tawa Rian meletus akibat geli dengan gomolan itu .

" Papa , papa Olette . Rian geli HAHAHAHA HAAHAHAHA geli papa Olette . "

" Tuan , Tuan Muda . Maafkan saya , saya terpaksa bawa Cik Muda Rian ke bilik tidur . " ujar pembantu Villa itu dengan ramah .

" Tak mau ! Tak mau , nak papa Olette ! " rajuk Rian di dada papa Olette.

" Huda , tak payah . Biar aku je yang tidurkan dia . Kau Huda boleh tidur . " arah papa Olette lembut .

Jarang dia bersikap kasar dengan orang bawahannya .

" Riannn , jom papa Olette tidurkan . " manja papa Olette berkata .

" Yeayy , tidur dengan papa Olette ! Papa Olette !"

Adelisha menangkis dua hingga tiga kali serangan padu dari lawannya . Kekuatan pihak lawannya juga boleh tahan . Lelaki kut ?

" Mana kau sorokkan budak tu ? " ujar lelaki persis Melayu-Cina itu sambil berlawan mati dengan Adelisha .

" Untuk apa kau perlu tau ? Penting sangat ke hah budak tu untuk hanjing macam korang ni ? "

" Penting! " jawab lelaki itu basa basi .

" For ? "

Lelaki itu mengangkat bahu lalu mengambil pisau angin yang disembunyikan didalam singletnya .

D
Sedar atau tidak sedar lelaki itu telah mengores pisau angin di bahagian lengan kanan Adelisha .

Adelisha mengetap bibir menahan sakit . Pandai sudah musuh ambik strategi dalam diam .

Dee yang melihat terus melulu ke arah Adelisha yang sudah ingin menjadi harimau itu .

Dee memegang bahu Adelisha dengan kuat . Pegangan itu dilepaskan kasar .

" Selagi aku mampu kau tak kan hidup sial ! " ujar Adelisha terus berlari dan menghentakkan kepala lelaki itu dengan sikunya . Penangan itu cukup membuatkan dia terduduk seketika sehinggakan darah dari hidungnya terkeluar.

" Sekali kau buat aku gila kau takkan hidup! Itu sumpah aku . "

Dee mengambil alih tempat Adelisha untuk berlawan dengan lelaki itu namun Adelisha sempat memberi arahan kepada semua orang bawahannya untuk membawa beberapa orang untuk diseksa mengikut peringkat mereka sendiri . Tujuannya adalah untuk membongkarkan segala rahsia pihak lawan .

Mati atau tidak terletak di tangan mereka sendiri ! Sekali dicabar kesepuluh kalinya hidup kau tak akan aman! Itulah sumpah keturunan Mambang.

LeeSha Mambang Where stories live. Discover now