Bullying

1.2K 48 0
                                    

Beberapa bulan pun sudah berlalu.

Anneth sudah terbiasa hidup berdua dengan lifia.

"Ma, nanti kita liburan ke Bali bareng Papa kan?"

"Iya nanti mama tanya ke Papa dulu ya sayang"

Anneth berjanji kepada Lifia bahwa mereka akan liburan ke Bali.

Besok adalah hari dimana Anneth dan Lifia berlibur dan menghibur diri di Bali.

Lifia kini sudah beranjak dewasa, ia telah menginjak kelas 5 SD.

Lifia berpikir, bahwa Papa nya yaitu Deven akan ikut ke Bali dan bertemu dengannya untuk pertama kali.

Anneth meminta Lifia untuk tetap fokus kepada sekolahnya hari ini.

Anneth tidak ingin Lifia tidak fokus dengan pelajarannya karena tidak sabar untuk pergi ke Bali.

Anneth meminta Sopir untuk mengantar Lifia ke sekolah seperti biasa.

Jarak dari Rumah Lifia dan Sekolah cukup jauh, memakan waktu sekitar 10 atau 15 menit.

Sesampainya Lifia disekolah, Lifia bergegas memasuki kelasnya sebelum Bel berbunyi.

Baru saja memasuki kelas, Lifia dikejutkan dengan apa yang ia liat didepan matanya sendiri.

Teman sekelasnya dipukul, diinjak dan dijambak dengan beberapa kumpulan genk disekolah.

Lifia tak diam saja, ia menghampiri dan melerainya.

"Jangan gitu dong, kasian tau!"

"Ngapain kasihanin cowok kayak dia yang gak punya bapak!"

Semua murid tertawa dan menyoraki Lifia.

Lalu salah satu murid berkata.

"Lo kenapa bela dia lif? Apa lo juga gak punya bapak?"

TBC.

PYM [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang