12. • Kantin•

670 67 44
                                    

HAPPY READING MY LUVLY😻

*****


Pelangi memperhatikan Biru yang sedang mengunyah makanan yang baru saja lelaki itu suapkan ke dalam mulutnya. Lelaki itu tampak cuek dengan Pelangi serta orang di sekelilingnya, sepertinya Biru merasa bahwa di dunia ini hanya dia yang hidup dan bergerak. Yang lainnya hanyalah sebuah manekin bagi lelaki itu.

Pelangi mengedarkan pandangannya ke sekeliling, sekarang dirinya dan Biru menjadi sasaran tatapan para murid SMA Pelita, apakah mereka tidak merasa wajar jika Pelangi dan Biru duduk bersama?

Biru dan Pelangi adalah manusia yang membutuhkan interaksi, terlebih lagi Biru dan Pelangi merupakan partner olimpiade. Lalu, apa yang membuat mereka semua menatap keduanya dengan penasaran, marah, kesal dan kecewa?

"Yang jadi sasaran bukan lo, tapi gue."

Pelangi mengalihkan tatapannya ke arah Biru, selepas berbicara lelaki itu kembali menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. Pelangi menghembuskan napasnya, sembari mengaduk minuman di meja dengan sedotan di tangannya, kemudian gadis itu menyesapnya sedikit.

"Memangnya kak Biru kenapa?" tanya Pelangi, bingung.

Biru menelan makanannya, "Kejadian tadi," jawab lelaki itu.

Pelangi membulatkan bibirnya. Wajar jika mereka menatap Biru seperti itu, sebenarnya Pelangi juga sedikit kesal dengan tingkah Biru di kelas tadi. Kontroversi antara Denisa, Biru dan Hujan memang sangat menarik perhatian. Mungkin berita ini akan tersebar luas hingga telinga guru.

'Kalau di sekolah ini sih, lo anak pintar, kesayangan guru, mau lo buat kesalahan apapun, lo gak akan salah.'

Kalimat yang dilontarkan Lalisa terputar jelas di otak Pelangi. Pelangi memang merasakan kerasisan antar murid terjadi di sekolah ini. Bahkan tidak hanya di SMA Pelita, dulu di SMA Admijaya—tempat Pelangi sekolah sebelumnya— hal yang sama akan dilakukan oleh para guru.

Termasuk skandal yang mengatas namakan Pelangi, mereka rela menutup kasus itu, agar nama Pelangi tetap baik dan bersih. Namun sayangnya, kehidupannya sangat diganggu dengan kasus bullying yang dia hadapi di sekolah, memang benar jika kasus itu tidak sampai di telinga masyarakat sekitar, tapi Pelangi cukup sakit mendengar cacian di setiap harinya. Maka dari itu, dia memilih untuk pindah ke SMA Pelita, yang selalu menerima Pelangi kapan saja untuk bersekolah disini.

"Kak Biru kok tiba-tiba ajak Pelangi?" tanya Pelangi.

"Lo yang ngajak." jawab Biru.

Heh, benar!

Pelangi terkekeh, "Kok kak Biru mau?" tanya Pelangi lagi.

"Lapar."

Semua jawaban yang diberikan Biru, masuk akal. Namun tetap saja, Pelangi merasa kesal. Apakah Biru tidak bisa memperlengkap kosa kata dalam hidupnya?

"Kak Biru suka belajar bahasa Indonesia?" tanya Pelangi, menyindir.

"Gak."

Oh pantesan ...

Pelangi menganggukkan kepalanya, "Kalau gitu kenapa kak Biru masuk jurusan IPA?" tanya Pelangi, lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PELANGI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang