17.09 pm kst."H-hallo, cil?"
"Iya kak?"
"Hari ini gue pulang telat ya?"
"Hum? Kenapa telat? Yah— aku habis masak banyak padahal... "
"A-ada rapat. Mendadak banget ini."
"Hm ok."
"Marah?"
"Gak. Ngapain marah."
"Lo lupa ya kalau lo nggak bisa bohongin gue?"
"Ck!"
"Nanti gue pulang paling jam 11."
"Ya."
"Cillllllll—"
"Udah ya kak, aku mau makan dulu, sendirian. Laper!"
"Sisain buat gue. Nanti malem biar gue panasin aja. Gue bisa makan sampai habis. Nggak usah sedih lagi."
"Hm ok."
"Cium jauhnya mana?"
"Udah tadi."
"Kapan?"
"Tadi barusan. Kakak nggak akan denger."
Yoongi ketawa, "kok bisa nggak denger?"
"Nggak tahu! Pusing! Ciumnya kesangkut dipohon kalik!"
"Hahaha— udah ah, cepet cium lagi!"
"Nggak mau sebelum kakak minta maaf!"
"I-iya, maaf ya sayang."
Deg!
"....."
"Kok diem? Cepet kasih sun jauhnya!"
"M—m—muah!"
"Kiwki—"
Pip.pip.
Iya.
Dimatiin sepihak sama Hyeji. Kebiasaan si bocil ketika malu-malu kucingnya kumat. Dia bener-bener belum bisa mengatasi ketika Yoongi seperti itu— bertingkah layaknya seorang kekasih.
Hyeji belum bisa adaptasi aja. Ketika tiba-tiba panggilan bocil itu kadang berubah jadi panggilan sayang yang super mendebarkan. Nggak tahu, gemes aja, tapi juga bikin takut karena sifat tsunderenya itu sedikit berkurang.
Hampir 8 bulan mereka tinggal bareng, Hyeji menyadari satu hal, yaitu; Yoyonnya sama sekali belum pernah nyentuh dia— ya cuma sebatas sayang-sayangan aja, peluk-peluk atau ciuman sampai keringetan. Ya cuma itu aja, dan udah jelas bikin Hyeji penasaran banget.
Sebenarnya nggak masalah sama sekali buat Hyeji. Dia malah seneng banget kalau dijaman seperti ini dapat cowok yang bisa jaga ceweknya. Yang nggak cuma mikirin napsu, tapi juga bisa mikirin efek kedepannya kayak gimana.
Tapi, terkadang Hyeji juga sadar. Jelas sadar betul Yoongi sering kali hampir ingin melakukannya— tapi akhirnya milih tenangin diri dengan cara ngajak Hyeji karaokean di apart. Serandom itu memang, tapi sukses bikin keduanya berada di zona amannya.
Dan setelah habisin makanannya, Hyeji langsung mandi dan bergegas bobok manis aja. Dia males nungguin Yoongi sampai jam 11 malam. Nggak mau begadang lagi, takut esoknya telat bangun dan telat juga berangkat kerja. Pokoknya nggak mau nunggu orang yang kadang nggak sadar kalau ditunggu.
.
.
.
.11.40 pm kst.
Yoongi akhirnya pulang juga. Naruh tas sembarangan dan langsung lari ke kamar mandi buat cuci kaki sama tangan. Lalu buru-buru melangkahkan kakinya ke kamar bocilnya.
Buka pintu kamarnya pelan-pelan banget, takut bangunin. Yoongi pun mulai duduk di pinggir ranjang, lalu nempelin tangan dinginnya di pipi Hyeji sambil nahan ketawa.
"D-dingin.... " guman Hyeji yang masih tertidur pulas. Dia cuma mindahin posisi kepalanya aja tanpa ada niatan bangun sedikitpun.
Yoongi pun jelas ketawa, nggak tahan lagi lihat bocilnya segemes itu, cup— dikecup kilat bibir merah itu, dan langsung ngusak-ngusak kepala Hyeji.
"Heh bangun!!" Yoongi nggak sabar lagi, dia goyang-goyangin lengan Hyeji.
"B-b-b-a-n-g-u-n!!!!!!!!"
"Cilllll itu anaknya nangis— minta asi katanyaa— hei banguuuuuun!!!"
Dan Hyeji langsung terduduk dari tidurnya, matanya terbuka separuh karena nyawanya masih terkumpul setengahnya. Dia lalu turun dari ranjangnya, buru-buru keluar kamar seperti beneran nyari anaknya.
Yoongi pun cuma bisa geleng-geleng kepala sambil ketawa pelan banget. Ini memang bocilnya nggak pinter-pinter dari dulu. Nggak pernah belajar dari pengalaman. Gampang banget dikerjain si Yoongi.
Beberapa detik kemudian, Hyeji balik lagi ke kamar— masih di ambang pintu kamar dengan posisi berkacak pinggang.
"KAKKKKKK YOYOOOOOOOOOOONNNNNN!!!!!!" teriak Hyeji sekencang-kencangnya. Lari ambil bantalnya dan dilemparin ke Yoongi. Bikin mereka berdua jadi perang bantal yang berakhir jadi pelukan berdua karena Hyeji nggak sengaja jatuh di atas badannya Yoongi.
"Capek banget gue."
"Salah kakak!" Hyeji mau lepasin pelukan Yoongi, tapi nggak dibolehin— kebiasaannya Yoongi memang, "lepas kak!"
"Nggak mau."
"Iiiihhhhh— kakak bau asem tau, jorok!"
Habis itu Yoongi lepasin gitu aja, bikin Hyeji terguling di sebelah Yoongi.
"Cieeee ngambekkkkk" goda Hyeji kemudian, dia udah noel-noelin pipi Yoongi yang semakin menggembul.
Yoongi diem aja, dia lalu bangkit dari tidurnya, mau pergi dari kamar Hyeji tapi si bocil sialan itu malah nahan lengannya.
"Hmmmm—" Hyeji udah peluk Yoongi dari belakang, ngendus-ngendus punggung Yoongi kayak yang napsu banget gitu, "Kakak bau asem gini juga tetep aku mau kok, kan aku suka kakak apa adanya, bukan ada apanya." gombalnya yang bikin bulu kuduk Yoongi berdiri semua.
Yoongi lepasin pelukan itu, dia lalu nyentil dahi Hyeji baru kemudian jalan keluar kamar tanpa bilang apa-apa lagi.
"Duh, sialan." guman Yoongi sambil ngusapin lehernya. Buru-buru pergi karena lagi berusaha nyembunyiin senyum manisnya.
Iya gitu, sekali Tsundere tetep Tsundere kan?
[]
/aku gemashhhhhhhh sendiri ni!!! Tolong sisain satu Yoongi lagi buat aku yaAllah huhuuuuu T_T/
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ YOU(=I)
Fanfiction[COMPLETED] [SEQUEL OF TSUNDERE] Min Yoongi 'bucin' the series; 1. Tsundere [End] 2. You (=i) [End] 3. Simple, I Love You [End] "Do you love me?" "I don't know- but, i love everything about you, does that count?" ©Nandd_ , Mei, 2019.