2. Bocilnya Yoyon

10.5K 1.2K 108
                                    


00.01 AM KST.

"Kak, bangun, aku nggak bisa bobok."

"Eungg~"

"Kakak, bangun sebentar, temenin aku pipis—"

Mata Yoongi pun terbuka sedikit, "s-sendiri aja. Ngantuk banget. Gabisa jalan." gumannya yang langsung tertidur pulas lagi dengan selimut yang udah menutupi seluruh tubuh hingga wajahnya.

Hyeji hanya bisa menarik napasnya dalam-dalam, berusaha sabar dan sabar lagi hingga akhirnya dia memilih keluar dari kamar Yoongi dan memberanikan diri buat jalan keluar dari apartemennya.

"Kenapa belum tidur sih dek?" tanya Jimin kaget setelah dia membuka pintu apartemennya, memperlihatkan Hyeji yang super berantakan karena bangun tidur dengan rambut super acak-acakan, "mau ngapain malem-malem kesini? Hmm?"

Hyeji lalu natap Jimin takut-takut, "m-mau n-numpang pipis kak."

Dan sukses bikin Jimin tertawa, dia kemudian ngacakin rambut Hyeji biar tambah berantakan baru kemudian nyuruh Hyeji masuk.

"Temenin di depan pintu nggak?"

Sebelum masuk kamar mandi, Hyeji nyengir aja tanpa dosa sambil ngangguk-ngangguk gemes karena Jimin selalu sepengertian itu sama dia. Beneran udah Hyeji anggap sebagai kakak kandungnya sendiri karena saking baiknya sama dia.

Beberapa menit kemudian Hyeji akhirnya keluar dari kamar mandi dan ternyata Jimin memang masih disitu— berdiri sambil bersandar di tembok kamar mandinya.

"Udah kan? Ayo gue anterin pulang sekalian." kata Jimin yang udah siap-siap jalan keluar tapi langsung Hyeji cegah.

"Kak Chim belum mau tidur kan?"

Jimin gelengin kepala, karena yea, dia memang belum mau tidur. Masih mau main game online.

"Terus mau apa? Laper ya?"

Hyeji kemudian ngangguk ngangguk gemes lagi.

"Gue tadi pesen ayam tuh, masih sisa 3 kayaknya. Mau makan itu atau buat ramyeon aja?"

"Boleh dua-duanya?"

Lagi-lagi Jimin tertawa dan ngacakin rambut Hyeji , "boleh, buat sendiri ya tapi, biar gue temenin ke dapurnya."

Dan berakhirlah mereka berdua yang duduk di meja makan; hadap-hadapan sambil makan bareng disertai canda tawa yang bikin suasana malam itu jadi hangat.

"Yoongi nggak mau melek buat nemenin lo lagi dek?" tanya Jimin tiba-tiba.

"Nggak tahu ah. Sebel. Jangan bahas pangsit putih itu lagi ah kak!" jawab Hyeji sewot.

Jimin menghela napasnya, "capek kali dek. Besok pagi kerja lagi. Kerja seharian biar hidup lo kecukupan juga. Nabung buat nikahin lo juga nggak dikit lho."

"T-tapi kan—"

"Tapi apa?"

"Ck," Hyeji berdecak, "udah ah kak, aku bakalan kalah kalau ngomong sama kakak. Aku salah terus kayaknya." keluhnya.

"Nggak salah dek. Gue cuma mau bilangin aja, hidup dia semenjak balik kesini dan mutusin buat sama lo itu juga nggak mudah." Jimin menyudahi makannya, kali ini dia coba buat ngomong serius sama Hyeji yang kadang nggak paham sama keadaan.

"M-maksud kakak, aku cuma nyusahin kak Yoyon aja gitu ya?" mata Hyeji berkaca-kaca.

"Nggak seperti itu juga." Jimin senyum, senyumannya selalu aja meneduhkan bagi siapa aja yang melihatnya, "lo tahu sendiri kan kenapa Yoongi habis lulus langsung disuruh buat tinggal di Jerman bareng orang tuanya aja?"

✔️ YOU(=I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang