23.04 pm kst.
LDR, ya?
Sebenarnya tidak bisa, namun Yoongi harus bagaimana lagi? Meminta kekasihnya untuk segera pulang pun juga tidak akan bisa, ya karena— itu perusahaan tempat Hyeji kerja bukan milik nenek moyangnya.
Sehari-hari setelah Hyeji pergi jauh, mereka berdua cuma bisa paling tidak satu kali ngabarin. Perbedaan waktu antara korea dan Amerika benar-benar menjengkelkan, jika di korea malam, disana tentu saja masih pagi.
"Mau rokok?" tanya Jimin ke Yoongi yang sukses membuyarkan lamunannya karena daritadi dia sibuk lihatin ponsel aja.
Yoongi geleng, "nggak."
"Oh, kenapa? Mumpung Hyeji nggak ada, kan? Nggak mau beneran nih?" Jimin masih terus nyodorin satu bungkus rokoknya.
"Nggak."
Wajah Jimin langsung sebel, "sombong amat."
"Kalau gue sakit lo mau ngurusin gue? Ha?"
Jimin ketawa, "Yaelah. Gampang. Tinggal gue seret ke rumah sakit, selesai, uang kembali."
Yoongi lalu berdecih, bangkit dari duduknya dan kemudian berjalan menuju kulkas milik Jimin. By the way, ini Yoongi selama ditinggal Hyeji pergi emang ngungsi di tempat Jimin. Pulang cuma mandi lalu balik lagi ke apartemen Jimin.
Yoongi nggak bisa banget sendirian sekarang, hampa aja gitu kalau di apartemen sendiri. Mana horor juga— sering lihat penampakan si bocil, atau suara ketawa renyahnya yang selalu terngiang di telinga. Nggak tahu lah pusing, sekangen itu Yoongi sama Hyeji jadi bikin nggak betah tinggal dirumahnya sendiri.
"Jim?" teriak Yoongi dari arah dapur.
"Apa?"
"Lo udah nggak nginepin cewek lagi? Udah tobat?"
"Ck, gimana gue bisa bawa cewek pulang kalau lo aja tinggal disini."
Yoongi ketawa pelan, jalan nyamperin Jimin yang lagi duduk santuy di balkon sambil bawa dua kaleng bir, "ya kalau lo emang mau indehoy gue pulang juga nggak apa-apa."
"Nggak mau join aja? Main bertiga?"
Gila.
Yoongi hampir terjunin Jimin dari atas balkon apartnya sendiri saking keselnya sama pertanyaan Jimin.
"Otak lo udah nggak waras, ya?"
Jiminnya ketawa-tawa ngakak saking senengnya godain sahabatnya.
"Mumpung pacar lo jauh, beneran nggak mau? Gue bisa panggil sekarang juga kalau lo emang mau," ketawa lagi si Jimin, kali ini pelan karena serius.
"Bukan masalah jauhnya. Deket pun kalau mau gue bisa. Cuma gimana ya, lo tahu sendiri kan Hyeji instingnya tajam banget? Gue pernah nganterin Aera pulang waktu lembur pun Hyeji bisa tahu karena katanya harum badan gue nggak kayak biasa— ada aroma cewek lain katanya," yah, Yoongi jadi curhat, udah lama banget kayaknya mereka berdua enggak curhat bareng.
"Hahaha— wajar aja sih Hyeji sampai tahu, emang aroma Aera bener-bener bikin candu. Enak banget gila. Pusing gue jadi kange—" Jimin berhentiin omongannya karena tersadar kalau dia udah buka kartu, nengok ke arah Yoongi yang ternyata lagi natap dia tajam dan penuh kecurigaan.
"Sejak kapan?!" tanya Yoongi akhirnya.
Jimin cuma cengengesan, garuk kepalanya yang nggak gatal dan pelan-pelan mau bangkit dari duduknya, tapi Yoongi lebih dulu cengkram lengan Jimin sampai bikin dia kesakitan dan terpaksa duduk lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ YOU(=I)
أدب الهواة[COMPLETED] [SEQUEL OF TSUNDERE] Min Yoongi 'bucin' the series; 1. Tsundere [End] 2. You (=i) [End] 3. Simple, I Love You [End] "Do you love me?" "I don't know- but, i love everything about you, does that count?" ©Nandd_ , Mei, 2019.