Hari ini, kak Yoyonnya si bocil telpon kalau pulang telat lagi dengan alasan yang sama. Meeting super penting yang nggak bakal bisa ditinggal. Hyeji jelas bete banget, langsung nggak mood makan malam padahal dia hari ini juga udah sengaja masakin makanan favoritnya Yoongi.Akhir-akhir ini kak Yoyonnya nyebelin banget. Pagi-pagi udah bangun duluan tanpa mau bangunin dia, mandi duluan dan nyiapin sarapannya sendiri. Udah nggak mau nganterin Hyeji kerja lagi, Yoongi berangkat sendiri dengan alasan macet— takut telat kalau nganter Hyeji dulu karena jalan mereka nggak searah.
"AH PASTI KAK YOYON PUNYA YANG LAIN!" teriak Hyeji tiba-tiba. Membuat Jimin yang sedang meneguk sekaleng soda itu tersedak, "ih kalau minum hati-hati dong, kak! Ludahnya jadi kemana-kemana nih!" omel Hyeji tak tahu diri.
Jimin lalu mengelus dadanya sendiri, antara agar batuknya reda atau untuk menenangkan diri agar tidak keceplosan mengeluarkan kata kasar kepada bocah kecil tak tahu diri itu.
"Hah—" Jimin membuang napas beratnya, "kenapa bisa mikir sampai kesitu sih?" tanyanya.
Hyeji kembali berapi-api, "kak, denger ya. Beberapa hari ini kak Yoyon itu aneh. Suka pulang telat dengan alasan lagi meeting. Nggak mau ngenterin aku berangkat kerja juga. Pokoknya hidupnya jadi mandiri banget." curhatnya.
Jimin ketawa, "ya kalau emang kerjaannya lagi padat banget gimana?"
"Ya tapi dia nggak pernah bilang kak! Masa aku terus yang harus cerita tentang keseharianku tapi dianya nggak pernah mau bagi sama aku, nggak adil kak!"
"Hei—" Jimin nyolek lengannya Hyeji biar noleh, "pernah diskusiin semua keluh kesan kalian nggak selama tinggal bareng?"
Hyeji geleng kepala, "belum."
"Nah yaudah!"
"Yaudah apa?"
"Jangan ngeluh kalau Yoongi nggak cerita apa-apa tentang hidupnya."
"L-loh k-kok gitu kak? Aku kan cuma mau kak Yoyon peka, ada hal yang seharusnya dia pahami walaupun aku nggak bilang."
Jimin senyum, ngacakin poni Hyeji habis itu di tata-in lagi, "lo pikir semua cowok itu dewa yang bisa tahu segalanya? Hmm?" Hyeji lagi-lagi geleng kepala, "bicarain baik-baik tentang itu, oke? Pokoknya jangan jadi egois, harus bisa ngertiin keadaan dan jangan rewel." Jimin lalu bangkit dari duduknya.
"Udah malem, bentar lagi kayaknya Yoongi balik." ucap Jimin yang udah jalan duluan setelah nunggu Hyeji habisin es krimnya.
Iya, tadi Hyeji lagi-lagi gangguin Jimin yang baru aja mau main game. Di seret-seret buat ke kedai es krim ujung jalan sekalian jalan-jalan malam buat hilangin penat. Awalnya Jimin nggak mau, tapi karena kasihan ngelihat muka melas Hyeji, akhirnya dia mau nemenin meskipun berujung dia juga yang bayarin es krimnya.
🌞
06.40 am kst.
Pagi-pagi gini, apartemen 2 anak manusia itu entah kenapa jadi sepi banget. Nggak kayak pagi-pagi biasanya yang udah ribut dengan ocehan si burung beonya Min Yoongi; Hyeji namanya.
Biasanya setelah bangun pagi, Hyeji akan langsung buka pintu kamarnya dan teriak dengan suara merdunya buat bangunin Yoongi yang masih betah melukin guling.
"KAK BANGUUUUUUN! ANAKNYA MINTA ANTERIN SEKOLAH PAKAI JET PRIBADI!"
Atau,
"KAK BANGUUUN, ITU ANAKNYA MINTA UANG SAKU 1JUTA SEHARI!"
Atau, parahnya;
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ YOU(=I)
Fanfiction[COMPLETED] [SEQUEL OF TSUNDERE] Min Yoongi 'bucin' the series; 1. Tsundere [End] 2. You (=i) [End] 3. Simple, I Love You [End] "Do you love me?" "I don't know- but, i love everything about you, does that count?" ©Nandd_ , Mei, 2019.