Satu tahun kemudian, 19.30 pm kst.
"Cil?"
"Ya?"
"Eum—" sebelum melanjutkan pembicaraan, Yoongi menggaruk lehernya yang tak gatal, "tabungan gue udah banyak nih," dia lalu tertawa pelan.
Hyeji yang awalnya sedang asik menonton drama di tv itu langsung menatap Yoongi bingung, "oh, ya bagus dong kak? Lalu kenapa?"
Yoongi kemudian senyum, geleng kepala karena merasa bingung juga mau mulai dari mana, "mama sama papa mau datang, kayaknya sekitar 3 hari lagi."
Nah, ini. Bikin Hyeji terkejut. Beneran terkejut karena mendadak banget, "k-kok baru bilang? Kok mendadak? Emang ada urusan apa mereka datang?" tanyanya masih sangat penasaran motif orang tua Yoongi datang, padahal kalau dipikir-pikir kedua orang tua Yoongi itu sangat sibuk diluar sana, Hyeji aja ketemu baru sekali doang waktu dikenalin pas jaman-jaman masih belum tinggal serumah.
"Cil, tabungan lo juga udah mendingan kan?" masih ngajak basa-basi, enggak mau jawab pertanyaan Hyeji.
Hyeji lalu ngangguk, "lumayan banyak. Cukup untuk beli lipstik satu gudang. Kenapa kak? Mau digabungin aja uangnya?" tanyanya masih polos.
Yoongi geleng kepala lagi, tiba-tiba berdiri dari duduknya, jalan mondar-mandir persis seperti orang kebingungan. Jelas enggak seperti biasanya Yoongi berlagak aneh kayak gini.
Setahun ini memang lama. Mereka habiskan waktu berdua dengan kesibukan yang ada. Bekerja bagai kuda, nabung beberapa penghasilannya, pun kebetulan setahun ini Yoongi memang sudah diangkat untuk jenjang karir yang lebih tinggi— menjadi team leader yang gajinya pun jauh lebih baik daripada sebelumnya. Membuat tabungan mereka berdua juga cepat bertambah banyak, kehidupan mereka berdua jauh dari kata kekurangan untuk sekarang. Menikmati hidup seperti yang mereka harapkan.
"Kakak kenapa sih kayak gitu? Diem ih, aku mau nonton drama jadi enggak fokus!" kesal Hyeji setelah beberapa menit lihat Yoongi cuma mondar mandir aja di depannya.
"Cil?"
"Issssh! Apa kakak, apa? Kalau mau ngomong cepetan dong, jangan bikin orang penasaran kayak gini!"
Yoongi lalu duduk lagi di sebelah Hyeji, "lo masih inget nggak?"
"YA MANA AKU INGET SIH KAK?! ORANG KAKAK BELUM BILANG APA-APA!" tuhkan, bocah kecil yang sebenarnya udah enggak kecil itu ngambek.
Lalu Yoongi ketawa pelan, usakin poni gadis manis di sebelahnya, gemes-gemesin pipinya yang semakin hari semakin mengembang seperti donat, cubit hidung dan lalu berakhir mencuri kecupan di bibir manis Hyeji.
"Ada satu voucher yang gue belum kasih ke lo, masih ingat nggak yang mana?"
Hyeji geleng kepala, pura-pura nggak ingat, tapi ya memang enggak ingat juga sih, udah lama banget soalnya jadi males ngingat.
"Cih!" Yoongi lalu berdecih, merasa enggak dihargain aja dia, sebel juga karena yang buat Hyeji— yang enggak ingat juga Hyeji.
"Kakak mending to the point aja. Kalau mau minta tambah voucher rebahan bilang aja enggak apa-apa, nanti aku buatin," kata Hyeji santai.
"Bukan itu!"
Hyeji naikin satu alisnya, "lalu? Mau minta yang mana? Yang aku berhenti marah-marah?"
"Bukan juga!"
"Te—"
"YANG INI BODOH!" langsung dipotong oleh Yoongi, buru-buru keluarin voucher yang sekarang udah agak lusuh, tempelin di jidatnya Hyeji biar bocah itu diem.
"Ha? Jangan bilang kakak— ihhhhh, tuhkan kenapa kakak keluarin ini? Kakak mau minta voucher ini lagi? Mau minta perpanjangan waktu? Memang 1,5 tahun terlalu cepet ya? Mau nunggu aku jadi nenek nenek dulu baru kita nikah, haa?!"
Ini serius, Hyeji itu bodoh banget, enggak bohong deh.
"Yaampun cil, cil!" Yoongi lalu menyentil jidat Hyeji, pusing tujuh keliling banget punya pasangan yang koneknya lama, mana juga ngeyel banget pula.
"Ihh sakit kakak!" keluh Hyeji yang lalu balas nyentil jidatnya Yoongi, yang langsung bikin keduanya tertawa bersama karena rasanya senang aja bisa saling ngusilin kayak gini.
Pun akhirnya Yoongi merentangkan kedua tangannya, "sini cil, mau gue peluk nggak?" tawaran yang sangat menggiurkan itu tentunya bikin Hyeji main tubruk aja badan Yoongi sampai keduanya terbaring disofa dengan Hyeji yang ada di atas tubuh Yoongi.
Habis itu dipeluk erat banget sama Yoongi, wajah Hyeji sama Yoongi juga sekarang udah sengaja di selipin di keteknya, elus-elusin rambut panjangnya yang untungnya akhir-akhir ini gadis manisnya itu rajin keramas.
"Sebulan lagi nikah yuk?"
Yang dijawab dengan santainya sama Hyeji, "iya, ayuk, siapa takut!" teriaknya dengan lantang.
"Heh! Kok enggak kaget? Kok enggak nangis? Kok responnya datar banget sih, cil? Heh, itu di depan tv gue udah siapin kamera lho, kenapa sih enggak heboh kayak biasanya?!" Yoongi yang akhirnya sebel sendiri, bingung sendiri, malu sendiri kenapa bocilnya itu cool banget diajakin nikah sebulan lagi.
Hyeji lalu ketawa, kecupin wajah Yoongi secara bertubi-tubi, "ya soalnya aku kan sekarang udah gede!" pembelaan diri yang nggak jelas banget.
"Ya setidaknya lo nangis dong?" Yoongi masih protes.
"Hueee hikss hiksss kakak hikssss— Gitu masih kurang nggak kak?" ucap Hyeji yang sekarang lagi pura-pura nangis tapi bibirnya melengkung ke atas ketawa-ketawa.
Dan,
Brughhhh!
Yoongi berhasil menggelindingkan tubuh Hyeji begitu saja. Bocah kecil itu otomatis jatuh ke lantai. Berteriak kesakitan. Meminta untuk ditolong, namun yang ada Yoongi tidak peduli, jalan ke dalam kamarnya dan mengunci pintunya rapat-rapat. Pokoknya Yoongi malam ini mau marah, nggak mau tahu lagi pokoknya mau mogok makan. Salah siapa nyebelin, Yoongi udah susah-susah mikirin mau gimana ngeluarin vouchernya, mikirin kata-kata setelahnya, mikirin waktu yang tepat buat ajak nikah tapi yang diajak kelakuannya persis seperti enggak ada akhlak.
Yang barusan terjatuh itu akhirnya bisa bangkit lagi. Ketawa kencang banget karena Yoongi ngambeknya gemes meskipun bikin badan dia sakit semua dijatuhin, "SAYANGKUUUU, UTUTUTU, CINII AYOO KITA NIKAH CAYANG, AYOO KITA CICIL BIKIN ANAKNYA DU—" teriakan Hyeji waktu di depan kamarnya Yoongi itu terpotong karena si empunya tiba-tiba buka pintu kamarnya dan main tarik tangan Hyeji buat diajak ke dalam kamarnya.
"Anggap aja malam ini gue mabuk banget!!!!" berakhir dengan Yoongi yang main kunci pintu kamarnya dan kemudian jatuhin tubuh Hyeji di atas kasurnya. Setelahnya, biarkan mereka berdua yang tahu kelanjutannya.
Mampus, Cil.
Salah siapa kalau punya mulut selalu enggak ada akhlak.
[]
/Jadi, gimana, sejauh ini kalian masih nyaman bacanya?></
Maaf ya, aku males buat konflik, mau bikin manis-manis aja khusus ff ini hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ YOU(=I)
Fanfiction[COMPLETED] [SEQUEL OF TSUNDERE] Min Yoongi 'bucin' the series; 1. Tsundere [End] 2. You (=i) [End] 3. Simple, I Love You [End] "Do you love me?" "I don't know- but, i love everything about you, does that count?" ©Nandd_ , Mei, 2019.