16.59 pm kst— sabtu sore.
Pusing. Min Yoongi bener-bener lagi pusing banget nurutin semua keinginan si bocil yang baru saja sembuh dari sakitnya itu.
Gara-gara janji tempo hari tentang ajakan jalan-jalan bersama setelah sembuh dari sakit, Hyeji terus-terusan menagihnya sampai Yoongi harus pulang lebih cepat dari biasanya. Sebenarnya sabtu memang mereka libur kerja, namun tidak untuk Yoongi, akhir-akhir ini dirinya selalu saja disibukan dengan rapat mendadak yang sangat menyebalkan. Mengingat posisinya cukup penting, mau tidak mau ia harus datang—tepat waktu.
Ya untung saja ketika Hyeji menerornya lewat pesan singkat dan panggilan telepon, Min Yoongi sudah keluar dari ruang rapatnya dan baru saja akan membeli secangkir kopi di Cafetaria—langsung mengurungkan niatnya dan tancap gas untuk segera menuju alamat yang dikirimkan oleh Hyeji beberapa menit yang lalu.
Bocah kecilnya itu memang nakal sekali. Padahal baru sembuh kemarin, tapi hari ini dengan percaya dirinya sudah pergi sendiri ke salah satu mall di Seoul. Membuat Yoongi yang awalnya haus dan lapar itu melupakan semua itu— ia memilih untuk cepat menghampiri kekasihnya. Takut terjadi sesuatu yang tak terduga jika ia tak segera datang.
Setelah memberitahu posisinya ada di sebelah mana, Min Yoongi langsung berjalan ketempat itu.
"Kakak!" panggil Hyeji sembari melambaikan tangannya—tersenyum sangat lebar.
"Ayo pulang!" ajaknya kemudian. Akan menarik lengannya, tapi Hyeji menolak.
"Nanti dulu! Aku belum selesai belanja tau!" katanya, "ayo temenin ke salon dulu kak—"
"Ngapain sih?"
"Makan cat rambut."
"Sial." dan Hyeji tertawa setelah itu, gantian menyeret Yoongi untuk diajaknya ke salon langganannya di mall tersebut.
Ya Yoongi terpaksa nurut, kalau nggak nurut bocilnya itu rewel. Males banget soalnya nanti dengerin dia ngomel-ngomel di sepanjang perjalanan.
"Kak?"
"Apa? Udah sana cepetan, gue tunggu disini" baru aja mau duduk, Hyeji melarangnya lagi.
"Kakak juga ikut!"
"HA?"
"Ganti warna rambut, pleaseee— "
"HAAA? APA? NGGAK DENGER?!"
"Iiiih kakkkk, ya, mau ya?"
"Masih sakit ya lo?"
"Iya! Makanya biar cepet sembuh kakak ganti warna rambut, jadi warna mint, bosen tahu lihat rambut kakak itu mulu!"
Yoongi lalu mengusap kasar wajahnya, "gue kerja, rambut nggak boleh di warnain, lo mau gue dipecat gara-gara warnain rambut?"
Hyeji diam sebentar, baru kemudian tersenyum cerah lagi, "besok kan minggu, libur, sehari aja catnya, besok ganti warna gelap lagi. Ya, mau ya?"
"Cillllll—"
"Sekali aja"
"N-nggak!"
"Kak, please—"
Dan untuk sekali lagi, Yoongi terpaksa nurut, nggak mau bikin bocilnya nangis disini, nggak mau bikin bocilnya ngamuk, dan yang pasti nggak mau bikin bocah kecil itu malu-maluin ditempat umum seperti ini.
"YESSSS!" chuuu~ "Makasih, sayangku!" dan Hyeji langsung berlari kedalam salon tersebut, memesan untuk dua orang—meminta bersebelahan.
Yea, sudah pasti Min Yoongi sedang menahan malunya karena pacar sialannya itu tanpa aba-aba ngecup pipi kanannya. Enak sih, tapi bisa kan ditempat sepi aja kalau memang mau cium?
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ YOU(=I)
Fiksi Penggemar[COMPLETED] [SEQUEL OF TSUNDERE] Min Yoongi 'bucin' the series; 1. Tsundere [End] 2. You (=i) [End] 3. Simple, I Love You [End] "Do you love me?" "I don't know- but, i love everything about you, does that count?" ©Nandd_ , Mei, 2019.