1. FITRI

12.5K 224 2
                                    

21+ #NWR #ESCORT #FIKSI #ROMAN #DEWASA

PEREMPUAN BAYARAN = ESCORT GIRL

PEREMPUAN BAYARAN = ESCORT GIRL

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat pagi." Suara berat itu menyapa, aku menoleh dan melihat dua lelaki paling tampan sedunia. Keduanya mirip, tingginya sama sekitar 180cm, badannya tegap, rambutnya hitam kecoklatan, matanya gelap, tapi yg satu kelihatan dingin, dan yg satu berkilat nakal.

"Met pagi, pak Ray, pak Fandi." Kata Katrin yg tadinya berbicara denganku, aku hanya mengucapkan selamat pagi saja, karena aku tidak tahu nama mereka.

"Barang baru?" Yg bermata nakal memandangku menggoda dan mengulurkan tangannya, "Reign."

"Fitri." Aku menerima jabat tangannya, dengan nakal jemarinya menggelitik telapak tanganku.

"Reign?" Aku mencoba mengulang namanya, tadi Katrin menyebutnya Ray.

"Re juga boleh, lidah Indonesia memang susah menyebutkannya dengan benar." Ia mengeluarkan HP dari sakunya. "Berapa nomor telponmu?"

Aku tergagap sesaat, dari cara Katrin menyapa penuh hormat, mereka berdua bukan orang sembarangan. Mengapa Reign meminta nomor telpon orang tidak penting seperti aku? Sementara itu tatapan dingin mata Fandi menelanjangiku dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Aku merasa tidak nyaman.

Pintu ruangan di belakangku terbuka, pak Djojoningrat keluar dan mengajak mereka berdua masuk.

"Nanti ya?" Reign mengedipkan matanya kepadaku.

Begitu pintu tertutup, Katrin bertepuk tangan, "Calon mangsa baru," lalu ia tertawa terbahak-bahak. Aku memandangnya tak mengerti.

Katrin berumur awal empat puluhan, ia sekretaris pak Djojoningrat, President Director Djojo group, sudah bekerja hampir dua puluh tahun, sejak baru lulus dari Akademi Sekretaris. Ruangan di belakang kami ada dua, satu lagi adalah ruangan pak Djojonegoro, Managing Director yg juga adik Djojoningrat. Katrin menyebut mereka sebagai pak Joy-one dan pak Joy-two. Fandi adalah putra pak Joy-one dan Reign adalah putra pak Joy-two, mereka memegang kantor pemasaran di lokasi lain.

Aku baru saja sebulan bekerja menjadi sekretaris pak Joy-two, dan tadi Katrin masih menjelaskan lagi beberapa tugas-tugasku. Sudah hampir tiga tahun tak ada sekretaris yg bekerja bareng K atrin, bukan karena sang sekretaris yg baik ini, tapi karena ulah Reign, ia selalu mendekati mereka dan membuatnya patah hati.

"Tidak kali ini," kataku, "Aku tidak berminat untuk komitmen."

"Justru itu, sayang," katanya tertawa, "Ray juga tidak berminat komitmen, mereka yg patah hati itu yg berharap lebih."

Aku hanya tersenyum. Kuakui Reign dan Fandi memang menarik, tapi aku sedang sibuk dengan urusanku sendiri, tidak ingin melibatkan diri dengan lelaki manapun.

Jam makan siang, aku mengambil cermin, melihat dandananku, lalu memasukkan HP ke handbag, sambil mematikan komputer, bersiap keluar makan siang. Pintu ruang pak Joy-one terbuka dan Reign tergopoh-gopoh keluar, berdiri di hadapanku.

PEREMPUAN BAYARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang