7. TING TING

4.2K 123 0
                                    


21+ #NWR #ESCORT #FIKSI #ROMAN #DEWASA

PEREMPUAN BAYARAN = ESCORT GIRL

PEREMPUAN BAYARAN = ESCORT GIRL

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FANDI

Tahun terakhir aku kuliah di Melbourne, papa punya appointment dengan David Nguyen, rekan bisnis papa di Vietnam. Ia minta dibawakan oleh-oleh perempuan muda Indonesia untuk menemaninya selama seminggu. Dua hari sebelum berangkat, mama masuk rumah sakit, papa batal berangkat dan menyuruhku ke airport menjemput Fifi.

Aku selalu membayangkan perempuan bayaran itu memakai make up mencolok, dandanannya seronok. Fifi sudah menelponku saat mengantri bagasi tadi, ia memberikan ciri-cirinya, celana blue jeans, sepatu kets, jaket yg ritslitingnya terbuka separoh dan di dalamnya memakai tank top berwarna pink tua, kopor merah tua. Tapi yg keluar dari pintu dengan ciri-ciri itu kelihatan polos seperti seorang mahasiswi, apalagi ia menenteng tas kecil ipis yg kuduga berisi netbook. Wajahnya kelihatan pucat, bibirnya berwarna coral natural tanpa lipstik, aku langsung jatuh cinta kepadanya.

"Hai," sapanya ramah, mengulurkan tangan, "Aku Fifi."

"Fandi." Kurasakan tangannya yg mungil lembut di dalam genggamanku.

Aku mengambil alih kopornya, mengangkatnya masuk ke bagasi mobil, dan membukakan pintu depan untuknya.

"Makasih." Katanya, mencari seatbelt dan mengenakannya.

Aku tidak tenang menyetir dari bandara ke pusat kota, papa sudah booking kamar di Sofitel Hotel di Collins street, pusat kota Melbourne. Sebentar-sebentar aku meliriknya, Fifi sedang asyik melihat ke luar jendela.

"Pertama kali?" tanyaku, berusaha memecah keheningan.

"Nggak, sudah lama." Ia menoleh, melihat keningku berkerut, lalu tertawa, "Ouw maaf, ya ya, ini pertama kalinya aku ke Australia." Ia masih tertawa geli.

"Kau pikir, apa yg kutanyakan?"

"Pertama kali melayani laki-laki?" ia tertawa lagi.

"Berarti sudah sering?" iseng saja aku bertanya, menepis rasa tidak enak di dalam hati mendengar dia menyebutkan melayani laki-laki.

"Ya harus sering, karena itu mata pencaharianku." Enteng saja Fifi menyebutkannya, kalau saja saat itu aku sedang minum, aku pasti tersedak.

"Maaf, boleh aku merokok?" Ia mengeluarkan sebungkus rokok dari saku jaketnya.

"Seharusnya tidak, kita naik mobil berAC."

"Oh ya." jawabnya sedih, mengantongi rokoknya kembali.

Menjelang masuk kota, HPku berdering, aku menepikan mobil dan mengangkatnya, papa. David Nguyen menunda kedatangannya. Aku berpikir cepat, Fifi perokok, sebaiknya kubawa ke apartemenku.

Aku menjelaskan permasalahannya kepada Fifi dan memberikan pilihan, ia menginap di hotel berbintang lima sendirian, atau ikut ke apartemenku, setidaknya aku bisa mengurus makannya, dan ia punya teman. Fifi pilih yg kedua.

PEREMPUAN BAYARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang