2. SATU RUANGAN

8.4K 149 0
                                    

21+ #NWR #ESCORT #FIKSI #ROMAN #DEWASA

PEREMPUAN BAYARAN = ESCORT GIRL

PEREMPUAN BAYARAN = ESCORT GIRL

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


FITRI

Suatu hari Senin aku masuk ke ruanganku dan mengernyitkan kening, tatanannya berubah, mengapa tidak ada pemberitahuan? Bagaimana aku mencari yg kuperlukan bila tidak ikut memindahkannya?

Mejaku dan meja Katrin tadinya berjajar, membelakangi ruangan atasan masing-masing, menghadap pintu keluar, langsung bisa melihat pintu lift dari pintu kaca one way glass. Kami akan bisa langsung melihat orang yg keluar dari lift. Di luar ruangan kami ada ruang tunggu yg cukup luas, dengan meja bar lengkap dengan lemari berisi snack dan kulkas untuk minuman. Ada Mardi - OB – yg standby di situ siap melayani tamu, kami, maupun atasan kami.

Ada tambahan dua meja tulis lagi, posisi meja diputar sembilan puluh derajat, sekarang posisi pintu ke ruang pak Joywan dan Joytu di samping, bukan di belakang meja. Dua meja tulis yg baru itu ukurannya lebih besar dari mejaku yg lama. Katrin sedang mengecek isi laci di salah satu meja lama, dan kulihat meja lama satu lagi ada di seberangnya, berhadapan dengannya, berarti itu mejaku.

"Hai say," Ia menoleh tersenyum nakal, umurnya sudah empat puluhan punya dua anak duduk di bangku SMP, tapi jiwanya masih seumuranku.

"Napa senyum-senyum begitu?" tanyaku sambil duduk di kursi, membuka laci besar dan meletakkan tasku di situ.

"Akan banyak drama di sini, life will never be flat anymore."

"Aku tidak suka drama."

"Don't worry, babe, you are not the one who will be watching," Aku menoleh kepadanya, senyumnya semakin lebar, "You are the leading actress." Lalu ia tertawa.

Aku menyalakan desktop, membuka laci mengeluarkan agenda dan memeriksa jadwal pak Joytu hari itu.

**


Pesawat telpon di mejaku berdering, aku mengangkatnya sambil melirik jam di dinding, jam 8 tet. Pasti pak Joytu, ia amat disiplin soal waktu. Ya memang beliau, memanggilku ke ruangannya.

"Kopi pak?" itu yg pertama kutanyakan setelah mengetuk dan membuka pintu.

"Saya sudah minta Mardi membuatnya." Katanya melambai ke arahku menyuruhku duduk di kursi di hadapannya, di kursi satunya ada Reign yg menatapku dengan mata berbinar-binar.

"Fitri pasti sudah mengenal Reign, kan?" Semua karyawan-karyawati mengenal Reign, dan Reign mengenal semua karyawati. Aku mengangguk.

"Mulai hari ini Reign akan menjadi wakil saya, tapi jabatannya adalah PA, mejanya di sampingmu, ia akan banyak bekerja bersamamu. Kau tetap mengatur semua jadwal saya, tapi Reign harus mengetahui semuanya."

Reign mengulurkan sebuah paper bag bertuliskan nama sebuah toko handphone, aku menatapnya dengan pandangan bertanya.

"Samsung terbaru untuk urusan kantor, nomor pascabayar yg dibayar kantor, ADA WHATSAPP, sudah ada nomor papa, oom Nino, Fandi dan nomorku, aku sudah simpan nomornya, sudah ada group yg isinya kita berenam dengan Katrin untuk membicarakan URUSAN BISNIS." Reign menjelaskan dengan penekanan pada kata whatsapp dan bisnis, tapi matanya berkilat menyiratkan lain.

PEREMPUAN BAYARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang