4. FITRI DAN FIFI

5.3K 142 0
                                    

21+ #NWR #ESCORT #FIKSI #ROMAN #DEWASA

PEREMPUAN BAYARAN = ESCORT GIRL

PEREMPUAN BAYARAN = ESCORT GIRL

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

REIGN

Sampai ke kantor, pintu ruangan papa terbuka, belum sempat duduk, papa sudah berteriak memanggilku masuk ke ruangannya, menutup pintu.

"JAM BERAPA SEKARANG?" Suara papa menggelegar, entah mana yg lebih keras, suaranya, atau gebrakan tangannya di meja.

Aku melirik jam di dinding, setengah dua belas.

"Jadi begini pekerjaanmu selama di kantor pemasaran? Untung Fandi mengajukan rencana kalian bekerja di kantor pusat, jadi aku bisa mengawasimu, bukan hanya menghambur-hamburkan uang saja!"

Sialan, itu ideku berkantor di sini, bukan Fandi.

"Pengeluaran tujuh puluh juta ini untuk apa?" aku tercekat, yg lima puluh baru dua belas jam yg lalu.

"Siapa perempuan itu?" aku menatap papa, tidak mengerti.

"Biasanya kau membelikan hadiah, gaun, sepatu, perhiasan, tak pernah lebih dari sepuluh juta semalam." Papa menghela napas, "Kalau dua hari berturut-turut kau tidak pulang, mengeluarkan uang dua puluh dan lima puluh juta, pasti ia istimewa."

"Kau bukannya sok-sokan tidur dengan artis, kan?" tambahnya menyelidik. Aku menarik napas lega, suruhan papa tidak menyebut Fifi.

Leganya sebentar, karena papa memberikan kuliah satu jam tentang moral dan tanggungjawab, menyinggung rumor bahwa aku sudah meniduri semua karyawati di gedung ini, bukan hanya karyawati di perusahaan keluarga.

"Harusnya papa bangga, punya anak perkasa." Aku tertawa merajuk, biasanya papa luluh bila aku merajuk.

"Oh ya," papa menyudahi khotbahnya, "Hari ini Fitri ditukar dengan Katrin, sekarang kau kerja bareng Katrin."

"Pa!"

"Oom Nino melihat Fitri tidak nyaman bekerja denganmu, sebelum kinerjanya turun, sebaiknya ditukar saja."

Aku hanya mengangguk lemah.

"Dia satu-satunya yg menolak ajakan kencanmu ya?" Papa mentertawakanku.

Biarin. Aku ikut tertawa, papa tidak tahu Fifi hanya pura-pura, dua malam ia tidur bersamaku, menguras habis tenagaku, sehingga hari ini aku kesiangan.

"Tadi pagi Fifi datang jam berapa?" tanyaku ingin tahu.

"FITRI, BUKAN FIFI."

"Aku memangginya Fifi."

"Ia datang setengah delapan, kenapa?"

"Hah?" Aku kaget. "Yakin, pa?"

"100%, karena tadi pagi ia yg membuatkan kopi, sebelum Mardi datang."

"Busyet, batere alkaline." Aku bergumam.

"Apa?"

"Nggak apa-apa, pa."

PEREMPUAN BAYARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang