16. DIPANCING KELUAR SARANG

3.4K 112 4
                                    

21+ #NWR #ESCORT #FIKSI #ROMAN #DEWASA

PEREMPUAN BAYARAN = ESCORT GIRL

PEREMPUAN BAYARAN = ESCORT GIRL

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FIONA

Aku menghembuskan napas dengan berat di udara Jakarta yg berpolusi. Bulik Parti mengatakan akan mengirim sopir menjemputku, aku menolak. Aku sudah lama tidak menginjakkan kaki di ibukota, aku tahu pesatnya kemajuan pembangunannya, tapi bukan berarti aku akan tersesat, aku pernah tinggal di sini bertahun-tahun.

Jujur aku lebih suka mendarat di bandara Surabaya, ada taxi Prima yg terpercaya, patokan taripnya memang lebih mahal daripada naik taxi biasa, kepercayaan memang ada harganya. Di Jakarta agak berbeda, harus pandai-pandai memilih dari sekian banyak calo yg menawarkan kendaraannya. Dan tak sengaja aku terjebak naik silver bird. Ah sudahlah, tarip premium pelayanannya pasti lebih baik.

Dari bandara aku langsung menuju ke RS Pondok Indah, aku tidak membawa kopor, hanya backpack saja, aku tidak bermaksud menginap lama dan tidak bermaksud belanja.

Bulik Parti mengatakan ia dalam proses berhenti dan mulai memindahkan urusannya kepada Manuela, oom yg mengurusnya sekarang tidak membicarakan pernikahan, tapi ia sangat memperhatikan bulik Parti, katanya. Karena itulah saat masuk rumah sakit, bulik Parti dimintanya menghubungi keluarga, ia ingin mengenal keluarga bulik Parti, dan ingin bulik Parti tidak mengasingkan diri dari keluarganya. Terdengar si oom ini baik dan penuh pengertian, sangat berbeda dengan pak Joy dulu. Ah, mengapa harus menggali lagi masa lalu yg sudah kukubur dalam-dalam?

Aku masuk ke kamar perawatan VIP itu dan berpelukan dengan bulik Parti, sudah lima tahun kami tidak bertemu.

"Bulik tidak diinfus?" tanyaku.

"Baru dilepas, hari ini boleh pulang." Katanya, dan kulihat ia sudah tidak lagi mengenakan baju pasien rumah sakit. "Oom-mu sedang mengurus pembayaran."

"Aku senang bulik sudah ada yg menyayangi." Kataku.

"Fitri juga sudah, lalu kau sendiri bagaimana, sayang? Masih tidak mau menerima lamaran Jatmiko? Atau ada orang lain?" Aku hanya menceritakan soal Jatmiko, tidak pernah menceritakan tentang pak Joy, Fandi, dan Reign.

"Belum ada bulik." Aku tertawa.

Seorang lelaki akhir lima puluhan masuk ke ruangan, menyalamiku.

"Djojonegoro." Katanya memperkenalkan diri, "Kau pasti Fiona."

"Ya oom." Aku menjabat tangannya, hangat, "Makasih sudah menyayangi bulik Parti."

"Sudah saatnya." Katanya tertawa.

Seorang perawat mendorong kursi roda untuk membawa bulik Parti ke mobil, si oom mengangkat travel bag berisi barang-barang bulik.

Sebuah mobil vellfire berwarna putih menunggu di drop off lobby, aku membantu bulik Parti masuk ke mobil, si oom mengambil backpackku dan memasukkannya ke mobil bersama travel bag bulik. Ia mempersilakanku duduk di depan.

PEREMPUAN BAYARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang