✨ мαgιє - тяσιѕ

11.1K 1.8K 171
                                    

Di dalam sebuah kamar yang terasa asing bagi Jaemin—ia tidak bisa tidur. Bayang-bayang percakapan singkatnya dengan sang Noble siang tadi masih terngiang di kepalanya. Terutama wajah—yang Jaemin akui sangat tampan itu, tercetak jelas diingatannya.

"Besok kau akan mulai berlatih."

Jaemin merubah posisi menjadi menyamping. Besok ia akan mulai berlatih, itu yang sang Noble katakan padanya. Jaemin menerka-nerka, latihan seperti apa yang akan ia hadapi besok?

_-_Magie De L'univers_-_

Baiklah, sepertinya ekspektasi Jaemin—yang entah ke berapa kalinya harus lenyap. Yang Jaemin kira ia akan dilatih di sebuah lapangan luas di tengah hutan.

Akan tetapi, pada kenyataannya Jaemin hanya diajak ke sebuah ruang santai. Duduk di sebuah kursi, berhadapan dengan sang NobleJeno, seraya minum teh.

Beberapa kali Jaemin melirik ke arah sang Noble yang tengah membaca sebuah buku dan akan sesekali meminum tehnya. Apa ini latihan yang sang Noble maksudkan?

"Um.. maaf?" Jaemin membuka pembicaraan.

Jeno lantas mengalihkan fokusnya pada Jaemin. Mimik wajah yang sejak awal Jaemin bertemu dengannya—tidak berubah. Tetap datar tanpa ekspresi. Jaemin pikir, mungkin sang Noble memang kurang ahli dalam mengekspresikan perasaannya.

"Um kapan kita akan.. memulai latihannya?" Jaemin cepat bertanya. Namun jawaban yang Jaemin dapat jauh dari apa yang ia harapkan.

"Tergantung padamu," seraya beralih kembali membaca bukunya.

"Um.. maksud.. anda?" Sungguh sikap sang Noble ini sama sekali tidak bisa ditebak.

"Seperti yang sudah ku katakan padamu." Jeno mengganti halaman bukunya.

Jaemin diam sejenak. Sang Noble berkata padanya bahwa hari ini ia akan berlatih..

Tunggu dulu, berlatih?

"Aku—maksud anda aku harus berlatih.. sendiri?" Jaemin mengeratkan bibir saat Jeno mengangguk.

"Bukankah.. aku masih baru—maksudku, aku baru saja mengetahui jati diriku dan kepala sekolah berkata bahwa aku akan dilatih oleh anda," Jaemin mulai merasa kesal sekarang.

"Aku tidak pernah mengatakan hal itu."

Jaemin mengeratkan bibir kembali. Jika bukan karena rasa hormat, ingin sekali rasanya Jaemin melemparkan kata-kata pedas pada seorang pak tua yang sialnya sangat tampan tersebut.

"Baiklah. Kalau begitu, aku akan berlatih sekarang." Jaemin beranjak lalu membungkuk sekilas.

"Kau akan berlatih dimana?" Pertanyaan Jeno menghentikan langkah Jaemin untuk keluar.

Jaemin berbalik, "aku tidak tahu. Ku rasa di tengah hutan," karena memang tidak ada pilihan lain. Jaemin tidak ingin seluruh mansion hancur karena sihirnya yang bahkan belum ia kuasai.

Jeno menutup bukunya lalu menaruhnya di samping cangkir berisi teh buatan Jaehyun. Jaemin masih berdiam diri di tempat, ia ingin tahu apa yang akan sang Noble lakukan.

[✔] 1. Magie De L'univers : Le Début Du Destin a ChangéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang