Helaan nafas keluar dari bibir sang Noble. Disaksikannya pertempuran yang telah berlangsung sekitar 1 jam lamanya. Daerah sekitarannya sudah sangat berantakan.
Pohon-pohon tumbang, tanah tak lagi rata. Kedua kekuatan sihir yang saling beradu menyebabkan hutan belantara tersebut mendadak berubah menjadi sebuah arena pertempuran.
Tetesan darah merembes masuk ke dalam tanah. Bersamaan dengan air hujan yang perlahan turun membasahi pakaian yang dikenakan Jaehyun dan Jaemin.
Sebuah seringai tampil di wajah Jaehyun, seraya mengatur nafas ia berujar, "wah-wah. Tak ku sangka kau dapat menghalau serangan dariku. Kau cukup gesit."
Entah Jaemin harus merasa tersanjung atau justru tersinggung mendengar ucapan sang guru. Ucapan Jaehyun seolah-olah menunjukkan bahwa Jaemin tidak berani. Dan Jaemin sedikit tidak menyukainya.
"Terima kasih. Tapi sejujurnya aku tersinggung dengan pujianmu, ssaem."
Suara tawa kemudian keluar dari mulut Jaehyun, "begitu, ya."
"Ssaem, sampai kapan kita hanya akan terus bicara? Ayo, kita lanjutkan."
Tanpa menunggu, Jaehyun kembali melayangkan serangan sihir airnya. Membentuk sebuah jarum besar yang tajam. Siap menembus tubuh Jaemin.
Tidak seperti sebelumnya, kali ini Jaemin menghalau serangan Jaehyun dengan kekuatannya. Mengulurkan salah satu lengan ke depan, jarum besar berwarna hitam tersebut terpecah dan menyatu dengan air hujan.
Tak hanya sampai di situ, Jaemin mulai mengendalikan air yang berjatuhan dari langit, mengumpulkannya dan merubahnya menjadi sebuah tombak yang tajam.
Hanya dengan gerakan sederhana jari telunjuknya, tombak tersebut langsung mengarah ke Jaehyun. Namun karena Jaehyun adalah pemilik sihir air, maka tombak tersebut dapat dengan mudah dihancurkannya.
"Hanya itu?"
Ucapan Jaehyun seolah menjadi alat pancing bagi Jaemin untuk terus mengeluarkan sihirnya. Kali ini, Jaemin menyerang dengan tombak es. Namun lagi-lagi Jaehyun menghindarinya dengan mudah.
"Itu saja? Jangan terus bermain-main, Jaemin. Kau lebih seperti seorang anak yang tengah bermain dengan air," setelahnya Jaehyun tertawa remeh.
Jaemin tidak bisa menahan emosi yang perlahan muncul seiring dengan ucapan Jaehyun yang kian membuatnya merasa panas. Jaemin tidak suka diremehkan. Sejak awal ia menahan diri agar tidak melewati batas. Tapi kali ini, kesabarannya telah habis.
Melihat sorot mata Jaemin yang tajam dengan kedua iris mata merahnya yang menyala, membuat Jaehyun tersenyum kecil. Inilah yang ia tunggu-tunggu. Ia ingin, Jaemin menyerangnya dengan sungguh-sungguh dan tanpa keraguan seperti sebelumnya.
Asap merah keluar dari tubuh Jaemin. Seraya merentangkan kedua lengan ke samping, asap merah tersebut berubah menjadi lava panas membentuk ombak yang sangat besar.
Jaehyun menatapnya dengan takjub. Berbeda dengan ekspresinya yang tak menampilkan apapun. Jaehyun dalam hati berucap syukur dan maaf berulang kali. Ia bersyukur karena Jaemin pada akhirnya dapat melampaui kekuatan sihir miliknya.
Dan juga, Jaehyun meminta maaf pada Tuannya karena telah memilih jalan ini.
"Terima kasih dan.. maafkan aku, Tuan."
Jaemin mengulurkan lengannya ke depan kemudian ombak lava raksasa tersebut menelan tubuh Jaehyun. Seharusnya, Jaehyun lenyap begitu ombak lava tersebut menyentuh kulitnya. Namun nyatanya, Jaehyun tidak merasakan apapun. Tidak ada rasa panas yang membakar kulitnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/190455718-288-k130216.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] 1. Magie De L'univers : Le Début Du Destin a Changé
Fantasy- SUDAH DIBUKUKAN - BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS DAN HANYA ADA DI DALAM VERSI CETAK > > ✨-Sihir alam semesta hanya dianugerahkan kepada satu dari berjuta-juta umat manusia di seluruh dunia dan hanya diberikan kepada bayi manusia murni yang lahir seti...