seodam #2

1.9K 417 48
                                        

minor edit.

seobin dan midam awalnya saling kenal dari ospek kampus. midam adalah kakak pendamping di kelompok seobin.

itu adalah satu-satunya kepanitiaan tingkat kampus yang diikuti midam. karena meskipun midam kelihatan judes dia sebenarnya super pemalu.

midam lebih sering diam selama ospek bukan karena dia kakak tingkat kejam, dia hanya terlalu canggung untuk memulai pembicaraan.

sedangkan seobin, mahasiswa baru dari teknik elektro itu sangat supel dan menyenangkan, sehingga suasana kelompok jadi lebih cair.

meskipun anggota kelompoknya lebih dekat dengan hyeonsu, kakak pendamping yang lain, seobin lebih tertarik pada si kating pendiam.

apalagi ternyata mereka di fakultas yang sama, meski beda jurusan.

setelah proses pendekatan yang cukup panjang, akhirnya midam menerima pernyataan cinta seobin di akhir semester ketujuhnya.

seobin sudah melamar midam sejak usianya baru duaempat.

toh udah cocok. klik satu sama lain

tapi hingga sekarang, ayah midam belum juga memberi ijin mereka untuk menikah.



malam ini seobin dan midam baru saja menghadiri after party pernikahan hangyul dan sihoon. seobin, seperti biasa, mengantar midam pulang ke rumahnya.

seobin ikut masuk ke rumah midam karena pacarnya itu sedang mengambil satu kotak kue yang dibuatnya tadi siang untuk seobin.

ayah midam sedang duduk di sofa depan televisi ketika seobin berdiri diam menunggu pacarnya.

dengan ragu, seobin mendekati ayah midam.

"om ...?"

seobin meringis kecil ketika ayah midam meliriknya dari buku yang beliau baca.

"hm. baik kabarmu, bin?"

seobin menggaruh belakang lehernya yang tidak gatal. "baik, om ..."

ayah midam hanya mengangguk. bahkan tidak mempersilakan seobin untuk duduk.

untung midam datang tidak lama kemudian.

"aku langsung balik ya, yang?" kata seobin dengan suara pelan.

midam mengangguk. "iya. hati-hati ya. langsung istirahat, jangan begadang"

seobin tersenyum kemudian mengangguk.

"om ... saya ... permisi dulu. malam om ..."

ayah midam membalik lembar bukunya.

"iya. hati-hati."

midam mengantar seobin ke depan pintu. dan begitu pintu itu tertutup lagi, midam menoleh ke arah ayahnya sambil menghela napas.

si manis itu berjalan mendekati ayahnya lalu duduk di sampingnya.

"pa ..." midam menghadapkan tubuhnya miring pada sang ayah, "papa sampai kapan begini sama seobin?"

ayahnya menghela napas lalu menutup bukunya. beliau berdiri tanpa menoleh midam.

"sampai dia bisa buktiin ke papa"

midam ikut berdiri. "buktiin apa lagi, pa? kurang bukti gimana seobin?"

ayahnya mengibaskan tangan lalu berjalan ke kamar beliau.

midam berdecak pelan.

ayahnya tidak pernah memberi alasan yang jelas kenapa beliau tidak mengizinkan midam dan seobin menikah.

epithalamion ; pdx101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang