sejak awal mereka menjalin hubungan, sebenarnya donghyun sudah bisa melihat akhirnya.
akhir itu bahkan jauh lebih nyata daripada awal.
hubungan mereka tidak lebih dari sekedar pertunjukkan solo. meskipun mereka berjalan beriringan, pada akhirnya hanya donghyun yang berjuang.
hanya donghyun yang jatuh cinta sendirian.
entah sudah berapa kali kata maaf terlontarkan. donghyun pun sudah kehilangan hitungan.
semakin donghyun terbiasa, rasa sakit itu lama kelamaan terasa tidak begitu buruk. atau mungkin hatinya saja yang sudah kebas.
kalau donghyun boleh memutar waktu dan memilih jalan ceritanya, dia ingin mereka bertemu dalam latar yang berbeda, dengan situasi yang berbeda, dengan orang-orang yang berbeda.
kalau boleh, donghyun ingin mencintai dengan sikap yang berbeda atau dengan alasan yang berbeda. karena mungkin jika keadaan berbeda, donghyun bisa balik dicintai.
sebab bagaimanapun, donghyun telah jatuh cinta, seberapa menyakitkanpun kisahnya.
toh harapan-harapan itu tiada gunanya.
saat mereka bergandengan tangan, donghyun selalu berharap agar garis akhir itu mundur sedikit saja.
sedikit saja, beri donghyun kesempatnya untuk membuatnya dicintai.
tapi saat genggaman tangan itu dilepas, donghyun bisa melihat masa depan yang menyakitkan.
membayangkan mereka yang tak lagi berjalan bersisian membuatnya sakit.
padahal donghyun sudah tau sejak awal bahwa mereka bukanlah orang yang ditakdirkan untuk bersama. meskipun menyakitkan, donghyun bahkan tidak bisa memungkiri.
bahkan jika menanyai diri sendiri, apa arti dia dalam hidup donghyun, ia sendiri tidak bisa menjawab. pun, dia tidak mau tau jawabannya.
karena melepaskan memang tidak pernah semudah itu. maka donghyun berusaha, memanfaatkan waktunya yang tersisa, untuk memaafkan, untuk melepaskan, dan untuk menerima keadaan.
ketika waktu untuk berpisah itu tiba, donghyun ingin melepas dengan senyum yang tulus, tanpa beban.
ketika april datang, saat bunga-bunga mulai kembali bermekaran, kisah cinta mereka telah layu dan gugur.
.
.
.
.
.
mereka berjanji untuk bertemu di salah satu taman di tepi sungai han, di rerumputan landai yang menghadap langsung pada sungai selebar hampir seribu lima ratus meter di depannya.
donghyun datang tiga puluh menit lebih awal, menyempatkan diri untuk membeli beberapa kaleng bir untuk dinikmati berdua, sambil memperhatikan kegiatan orang lain di taman itu yang terlihat menyenangkan.
hingga seseorang duduk di sampingnya. satu meter jaraknya dengan kaleng-kaleng bir jadi pemisah. donghyun tersenyum kecil.
dia datang.
donghyun meraih satu kaleng, membukanya, lalu mengulurkan bir itu padanya. juga satu kaleng untuk dirinya sendiri.
memandangi hamparan rumput dan arus sungai, juga ditemani matahari yang bersinar hangat, donghyun menyunggingkan senyum.
ini hari yang tepat untuk berpisah.
"bagaimana perasaanmu? baik?" lagi-lagi, donghyun yang membuka percakapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
epithalamion ; pdx101
Fanfiction(n.) a song or poem in honor of a bride and bridegroom bxb mpreg or gs; you decide