DEGHA : SOMETHING ABOUT HER.

535 71 6
                                    

Bagi teman2 yang baca dan bertanya2 siapa si ini atau si itu sebenarnya??? sabar saja. Nikmati halaman demi halaman rasa penasaran teman2 ^-^ akan ada waktunya semua terjawab #indahpadawaktunya meski nama saya bukan indah hihihihihihihi

WARM&REGARDS

******************************************

Aku pertama kali bertemu Kamina Prananda di hari interviewnya.

Semua bermula di dalam lift.

Dia dalam balutan kemeja berkerah merah tua ketat lengan panjang. Celana pensil hitam serta sepatu sol tebal abu-abu berhiaskan tempelan bunga keemasan. Rambut bergelombang hitam mencapai rusuknya sedikit basah, dibiarkan tergerai alami. Ia hanya mengenakan make up tipia. Mina tampak sangat cantik. Mempesona.

Mina bertanya padaku tentang lokasi ruangan HRD Personalia. Suaranya yang merdu dan lembut membuat jantungku nyaris melompat dari dalam rongganya.

Namun saat itu kupikir ketertarikanku hanya sebatas rasa suka pada kecantikannya. Seperti yang selama ini selalu terjadi pada para mantan teman kencanku.

Jadi kuputuskan untuk mengantarnya hingga ke tempat, mengedipkan mata satu kali untuk melihat reaksinya. Sialnya, ia tak menanggapi respon dariku sama sekali.

Ketika akan kembali ke ruanganku di lantai tujuh, barulah aku sadar kalau Mina bisa jadi calon pegawai baru mengisi posisi yang ditinggalkan Ibu Meida. Script Editor kami. Sebab beliau telah mengundurkan diri selamanya karena hamil dan ingin mengurus anaknya saja selama beberapa waktu.

Semenjak hari itu aku menjadi penasaran setengah mati padanya.

Aku mencoba mengamatinya dari kejauhan selama beberapa waktu. Memperhatikan gerak-geriknya. Setiap tindakannya justru membuatku semakin tertarik hingga tak mau berhenti memikirkannya.

Mina sosok perempuan tenang, dari luar tampak pendiam dan tidak aneh-aneh, tapi jika menatap tepat ke matanya, aku langsung tahu dia begitu tangguh.

Tipikal seperti dia sudah termasuk langka di Ibukota sekejam Jakarta. Di mana setiap orang selalu memiliki kepentingan. Mina berbeda. Aku tahu itu. Sepasang netranya mengatakan itu semua.

Beberapa kali aku melihatnya menolong orang lain dengan tulus, meski pada akhirnya orang-orang yang telah ia bantu justru berpaling tanpa mengucapkan terima kasih. Tapi tampaknya itu bukan masalah besar baginya.

Mina juga bukan tipikal perempuan hedonis. Semenjak bekerja di tempat ini ia selalu memakai tas sama. Sebuah tas bahu coklat dari kulit buatan berukuran cukup besar untuk menampung barang-barang bawaannya. Dan dari status sosial medianya, hanya seputar pekerjaan atau buku bacaan.

Kuperhatikan Mina juga pulang pergi memakai sebuah motor bebek matic. Meski kata beberapa orang Mina bertempat tinggal di kawasan Apartemen mewah yang hanya terletak dua blok dari kantor kami.

Pendek kata, sifat Mina yang sederhana serta kecantikan alaminya membuat orang-orang dengan mudah menyukainya. Beberapa playboy kelas teri bahkan tanpa ragu menjadi wanita itu sebagai target mereka. Membuatku geram. Itulah alasannya aku selalu berada disekitar radar perempuan itu. Agar mereka tahu kalau Mina tidak bisa mereka dekati secara sembarangan.

Rencanaku berjalan cukup baik selama beberapa bulan terakhir. Pada awalnya aku hanya ingin memastikan Mina aman. Sungguh hanya itu.

Tapi...

Sejujurnya aku juga menginginkan lebih.

Itu sebabnya kuputuskan melakukan pendekatan secara halus dan alami. Sampai lelaki itu muncul.

(COMPLETED!) FIXING ME.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang