Seulgi duduk di kursi belakang mobilnya sambil menatap ke luar jendela. Seulgi menyuruh Irene pulang duluan dengan diantar Taehyung, awalnya Irene menolak namun Seulgi itu keras kepala dan pemaksa jadi mau gak mau Irene harus nurut sama sosok yang menjadi bos nya itu.
Seulgi menatap jam yang melingkar di tangannya, jam 12 malam pantas saja jalanan mulai sepi.
Lama Seulgi menatap keluar jendela ia melihat seorang wanita berjalan tertatih sambil memegang perutnya yang besar.
"Berhenti pak! " sang supir menghentikan mobilnya.
Seulgi keluar dari mobil dan berlari menghampiri wanita itu, wanita itu menonggak melihat ke arah Seulgi dan Seulgi yakin jika umurnya dan wanita itu tak terpaut jauh.
"Eonnie kenapa? " tanya Seulgi.
"Tolong bayi saya" lirih wanita itu sambil menahan sakitnya.
Dengan sigap Seulgi membopong tubuh kecil wanita yang tengah berbadan dua itu.
"Tunggu !" Seulgi menghentikan langkahnya ketika seorang pria menghentikannya.
"Gue bantu" pria itu mengambil alih wanita hamil dari dekapan Seulgi.
"Om suaminya? " tanya Seulgi tanpa basa basi . Bukannya menjawab pria itu malah mengabaikan Seulgi dan membopong tubuh kecil wanita hamil itu.
"Om suami nya? " tanya Seulgi sekali lagi ketika ia sudah memasuki mobilnya.
"Emang lu kira berapa umur gue sampe lu panggil gue om? " Seulgi menautkan alisnya tak suka.
"Turun lu ! Lu bikin emosi gue naik tau gak! "
"Lu harusnya bersyukur gue tolongin! Jalan pak! " Seulgi ingin sekali melawan namun melihat keadaan wanita disamping pria kurang ajar itu kesakitan membuat Seulgi gak tega.
15 menit perjalanan menuju rumah sakit wanita hamil itu langsung dibawa ke ruang operasi.
Seulgi dan pria kurang ajar (menurut Seulgi) itu menunggu dengan khawatir di ruang tunggu.
"Kemana sih suami nya? Disaat kaya gini bisa bisa nya dia lalai! " celetuk Seulgi penuh emosi.
"Suaminya gak peduli sama dia"
Seulgi menatap ke arah pria kurang ajar itu."Maksud lu apa? Kenapa suaminya benci sama eonnie se cantik itu? "
"Namanya Park Chaeyong"
"Jelasin kenapa ahjushi kurang ajar! "
"Lu gak sopan banget jadi orang"
Seulgi memutar bola matanya jengah."Dia itu jalang dan anak yang dilahirkan nya itu bukan anak nya"
"Tau dari mana kalo itu bukan anaknya? Gimana kalo ternyata itu anak dia darah daging dia terus dia gak akan peduli? "
"Gak! Dia itu jalang jadi mau gimana pun anak itu tetep anak kotor dari seorang jalang !" Seulgi menatap tajam ke arah pria itu.
"Lu kira semua orang mau jadi jalang! Lu kira semua jalang itu menikmati perannya sebagai jalang hah! Anak yang katanya kotor itu dia gak tahu kalo dia bakalan di lahirin dari rahim siapa?! "
"Jaga omongan lu! Yang namanya Jalang tetep jalang! "
"Siapa yang harusnya jaga omongan disini? Gue gak pernah mau ngomong kalo gak sesuai fakta! Lu suami dia kan? "
Pria yang di hadapan Seulgi meremas tangannya berusaha menahan emosi. Seulgi senyum sinis.
"Gue tahu dari sikap lu om gila! Kalo Chaeyong eonnie itu jalang yang lu maksud dia gak bakalan mau berkorban kaya gini demi anak nya. Dan lu bakalan nyesel kalo ternyata anak yang lagi dia perjuangin hidup dan matinya itu adalah anak lu om !"
Perdebatan mereka berhenti ketika sang dokter keluar dari ruang operasinya.
"Anda suaminya Park Chaeyong? " tanya sang dokter ke arah pria dihadapan Seulgi.
Seulgi menghembuskan nafasnya jengah ketika pria itu sama sekali tak menjawab pertanyaan sang dokter.
"Suaminya gak ada dok, saya adiknya" ujar Seulgi.
"Baiklah anak dari Park Chaeyeong laki laki dan dia sehat tapi.. Ibunya mengalami pendarahan dan harus segera di operasi" jelas sang dokter
"Efek sampingnya apa dok? "
"Jika gagal mungkin akan mengakibatkan kematian"
"Boleh saya lihat mereka? "
"Maaf anda hanya boleh melihat bayi nya saja nanti, sementara saat ini anda harus menandatangani surat persetujuannya"
Seulgi mengangguk dan segera mengikuti dokter tanpa menghiraukan keadaan pria dengan raut kacau nya.
Seulgi duduk di ruang dokter dengan kertas di depannya. Tangannya memegang sebuah pena tanpa berniat mencoret apapun.
Seulgi menarik kertas itu dan melangkah ke luar menuju ruang tunggu. Ia melihat pria yang ia yakini sebagai suami Park Chaeyong yang sedang menangis sambil meremas rambutnya frustasi.
Seulgi mendekat dan menyodorkannya sebuah kertas dan pena ke arah pria itu.
"Lu suaminya kan? Lu lebih berhak nandatanganin ini daripada gue" ujar Seulgi.
Pria itu menatap ke arahnya dan mengambil kertas dari tangan Seulgi.
"Gue sama sekali gak kenal sama sosok bernama Park Chaeyong itu tapi entah kenapa gue ngerasa kaya udah deket banget sama dia" gumam Seulgi.
"Om istri lu lagi sekarat dan lu harus tanda tanganin itu"
Pria itu menghembuskan nafasnya dan langsung menandatangani surat persetujuannya.
"Park Jimin? Jadi nama lu Jimin om?" ujar Seulgi ketika melihat nama pria itu di kertas yang ia tandatangani .
"Hmmm" balas Jimin singkat.
"Gue bakalan ngasihin surat ini ke dokter abis itu gue mau pergi ke ruang bayi buat liat bayi lu dan lu mau ikut om? "
Jimin menatap tajam ke arah Seulgi.
"Kayanya lu gak mau ikut" Seulgi pergi meninggalkan Jimin .
Setelah mengantarkan surat persetujuan nya seulgi melangkahkan kakinya menuju ruang bayi. Disana dia bisa melihat bayi dengan gelang bertuliskan 'Park Chaeyong' .
"Bener bener mirip om gila itu" gumam Seulgi . Dia melihat jam yang melingkar di tangannya.
Jam 4 pagi.
Finaly Seulgi sama sekali tak tidur malam ini dan dia sama sekali tak berniat untuk kembali ke apartemen nya.
"Gue butuh istirahat setidaknya 2-3 jam" Seulgi melangkah keluar rumah sakit dan mencari hotel di dekat rumah sakit itu.
*****
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Park {Seulmin}
Hayran KurguTentang bagaimana rasanya Seulgi ketika di jodohkan dengan Kim Taehyung. Dan bagaimana kisah seorang Park Jimin ketika mengurus bayinya. ✅ "kamu hanya perlu menikah sayang dan jika urusan Cinta itu hanya perlu waktu" ✅ ✔Seulmin ✔Taerene ✔Jungri ...