7

1.3K 109 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.......

Happy reading  ❤





Seulgi membalik kan tubuhnya ketika Jimin keluar dari toilet dengan kemeja yang di belikan Irene.

"Makasih buat bajunya nanti gue gantiin"

"Gak usah di gantiin" balas Seulgi dengan posisi memunggungi Jimin.

"Semuanya udah beres kan? Gue mau pulang sekarang sini baby Park gue"

"Diem disitu" balas Seulgi secepatnya sebelum Jimin melangkah mendekatinya.  Seulgi menggigit bibirnya menahan gugup ia melirik ke arah Irene meminta pertolongan.

"Ekhmm a..  A.. Anda be.. Belum menandatangani kontraknya pak" ujar Irene yang sama gugupnya.

"Gue tandatangani kalo bayi gue udah di gendongan gue" Jimin tentu merasa aneh dengan sikap kedua orang di depannya, dia merasa was was dan mulai berpikiran buruk tentang anaknya.

"Tidak Pak sepertinya atasan saya masih ingin menggendong baby Park anda" cegah Irene menghadang tubuh Jimin yang hendak menghampiri Seulgi.

"Apa yang kalian lakuin ke anak gue?"

"Eh Om gila! Jangan mikir aneh aneh deh lu gue itu gak kaya yang lu pikirin! "

"Terus kenapa lu dari tadi munggungin gue Kang Seulgi? "

Jimin telak membuat Seulgi terdiam dia melepas pangutan bayi itu pada payudara nya.

"Hueee! "Seulgi menghela nafasnya merasa pusing dengan kejadian kecil kaya gini, ketika di lepas bayi itu menangis.

Seulgi berbalik menghadap Jimin dan memberikan bayi mungil itu pada sang ayah.

Bukannya berhenti bayi Jimin malah semakin histeris ketika ada di gendongan ayahnya.

"Lu liat sendiri Om gue gak ngelukain anak lu! " ketus Seulgi berpura pura tak peduli dengan bayi yang menangis.

"Lu bikin dia nangis Seul dan lu harus tanggung jawab! "

"Tadi lu yang minta anak lu kan!"

Jimin kewalahan menenangkan bayinya yang terus menangis.

"Gue mohon" Seulgi menatap Irene yang hanya terdiam. Dia mengambil alih sang bayi dan mendekapnya, namun bukannya diam bayi itu malah tak menghentikan tangisnya dan kembali menggusak dada Seulgi mencari sesuatu yang menjadi kebutuhannya meskipun Seulgi tak menghasilkan asi tapi saran Irene tetep ampuh buat nenangin sang bayi.

"Ini semua gara gara lu Om! " Jimin tersentak kaget mengapa jadi dia yang di salahkan.

"Ko gue? "

"Lu kenapa ke sini bawa anak tanpa bawa susunya! Dia kelaparan bego! "

"Terus gue harus gimana? "

Seulgi menatap Irene dengan tatapan memohonnya.

"Kalo lu nyuruh gue lagi buat beli susu dia maaf Seul gue gak bisa beli dengan kecepatan kilat"

Seulgi tahu ini darurat dan hal yang di bicarakan Irene itu ada benarnya, mengapa tadi dia gak sekalian saja menyuruh Irene membelikan susu bayi.

.
.
.

Seulgi menidurkan bayi mungil itu di ranjang nya. Yah pada akhirnya Seulgi meminta ijin Jimin untuk membawa anaknya pulang dengan alasan agar bayinya tetap tenang dan bantu Jimin dari pekerjaannya yang berat.

Seulgi menyelimuti tubuh kecil itu dan ia berjalan memasuki kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

20 menit

Seulgi selesai mandi, ia menggunakan kemeja kebesaran dan celana jeans pendek yang mengekspos pahanya. Senyum Seulgi mengembang ketika melihat bayi yang tengah tertidur pulas di tempat tidurnya. Ia mengambil ponselnya dan mengabadikan moment sang baby Park yang tengah tertidur.

"Jahat banget sih bapak lu sampe sekarang belum ngasih lu nama dan apa itu baby Park? Haha panggilan lu terasa familiar di telinga gue" Seulgi tidur di samping sang bayi dan setelah mengatakan hal itu wajah Seulgi langsung merah.

"Sialan! Pan gue yang pertama manggil lu pake nama itu! " Seulgi menyembunyikan wajahnya karena malu.

"Sialan lu Park Jimin! " gerutu Seulgi, ia melirik jam di dinding nya.

Jam 7 malem Seulgi baru inget dia harus rapart sama Kim Taehyung tapi dia gak bisa ninggalin bayi Park itu dia juga gak bisa bawa bayi pas rapart.

"Gue minta Irene eonnie aja deh buat perwakilan"

Seulgi mengirim pesan kepada sekretarisnya itu.

Setelah mengirim pesan Seulgi menatap ke arah bayi itu dan memejamkan matanya hingga tanpa terasa ia tertidur.

10menit ia tertidur ponsel Seulgi berdering menandakan sebuah panggilan masuk dengan enggan dan mata yang masih terpejam dia mengangkat telepon tersebut.

"Siapa? " tanya Seulgi dengan mata yang masih tertutup rapat.

"Maaf nona saya dari petugas bartender ingin memberi tahu kan jika Park Jimin mengalami mabuk berat"

"Terus ngapain lu telepon gue? "

"Karena panggilan terakhir di ponselnya adalah anda"

Seulgi menghembuskan nafasnya.

"Lu jagain dia dan kirim alamatnya ke gue"

Seulgi mematikan teleponnya.

"Nyusahin banget sih tuh orang" ia menekan beberapa digit nomor di ponselnya.

"Pak bisa tolong jemput orang yang bernama Park Jimin?"

"..."

"Saya akan mengirimkan alamatnya nanti tolong bawa dia kesini"

Seulgi menghubungi supirnya, tentu saja Seulgi malas untuk mengunjungi bar lagi pula dia harus menjaga baby Park.

"Bapak lu nyusahin banget sumpah baby Park" gumam Seulgi dan setelahnya sang bayi menangis keras.

"Lu sayang sama bapak gila lu yah sampe lu nangis pas gue hina dia" Seulgi senyum dan gendong sang bayi untuk menenangkannya.

.
.
.
Seulgi menghempas tubuh Jimin ke ranjang kamar tamunya.

"Badan kecil tapi berat minta ampun" gumam Seulgi.

"Gue kangen lu! Maafin gue Chaeyong! " racau Jimin.

"Waktu dia lagi berjuang buat anak lu aja lu maki dia dengan sebutan jalang sekarang lu nyesel sendiri pan" Seulgi membenarkan posisi tidur Jimin. Ia membuka sepatu,jas dan juga dasinya, ketika dirinya hendak bangun untuk menyelimuti Jimin, tangannya di tarik hingga ia terbaring dalam dekapan Jimin.

"Chaeyong maafin gue"








*****
Tbc

*****Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Baby Park {Seulmin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang