Jika saja hari ini bisa ditukar dengan hari yang lain Oruo rela membayar berapapun harganya asalkan ia tak mengalami nasib sesial hari ini, bagaimana mungkin dirinya yang notabenenya adalah pemilik rumah menjadi seorang pelayan untuk tamu yang tak diundangnya. Bahkan dengan tidak berperasaan sang tamu menyuruh ini itu pada Oruo disaat tangan dan kaki Oruo masih digips akibat patah tulang yang dialaminya dan coba tebak siapa yang membuat Oruo seperti itu? Tentu saja tamu kurang ajar yang saat ini memonopoli rumahnya.
"Aku ingin sarapan!" Perintah Levi pada Oruo.
"Pelayan!" Saat Oruo memanggil pelayanannya guna menyiapkan sarapan untuk Levi, laki-laki bermarga Ackerman itu pun mencegahnya.
"Aku ingin kau sendiri yang menyiapkan sarapan untukku, harus enak!" Levi menatap tajam pada Oruo hingga membuat Oruo terasa susah untuk menelan ludah.
Oruo hanya berdiri disamping Levi yang tengah menyantap sarapan yang ia sajikan, kakinya masih terasa sakit walaupun ia dibantu oleh tongkat kruk untuknya berdiri maupun berjalan. Dan sekarang ia benar-benar bisa memahami perasaan para pelayannya selama ini jika Oruo memerintahkan ini itu pada mereka bahkan sering Oruo marah-marah kepada mereka jika hasil kinerja mereka tak sesuai dengan keinginan Oruo, mungkin setelah ini ia akan lebih berbaik hati pada para pelayannya.
PRANG
Bunyi pecahan piring membuat Oruo dan para pelayannya terkejut saat Levi dengan sengaja melempar sarapannya, Oruo hanya bisa mengumpat dalam hati saat sikap Levi yang sudah keterlaluan, saat ini ia terlalu pengecut untuk melawan Levi yang sangat kuat itu.
"Tidak enak! Buatkan aku lagi!" Perintah Levi kepada Oruo hingga membuat pemuda kaya itu membendung rasa kesal luar biasa hingga kedua matanya berair tapi ia tak berani untuk menyalurkannya membuat ia semakin frustasi dan hanya bisa mengumpat dalam hati.
"Oh.. dan bersihkan itu dulu, aku tidak suka melihat sesuatu yang kotor disekitarku!" Perintah Levi kepada Oruo seraya menunjuk pecahan piring dan makanan yang berserakan di lantai setelah ia lemparkan tadi.
Levi menyiapkan barang-barang untuk keperluan misinya besok dan semua barang tersebut ia ambil dari rumah ini, hari ini ia berencana untuk istirahat dirumah ini dulu sekalian memberikan pelajaran kepada sang pemilik rumah yang menyebalkan itu. Levi melirik melalui ekor matanya kearah Oruo yang sedang duduk di kursi kamarnya, ia berencana akan menepati kamar ini yaitu kamar utama dimana sang pemilik rumah selalu menempatinya, Levi tidak akan peduli Oruo akan tidur dimana yang penting ia tidur disini malam ini.
"Terima kasih karena sudah menolong Petra waktu itu." Ucap Oruo yang terlihat begitu tulus, mungkin ia menyesali perbuatannya terhadap Petra waktu itu, akan tetapi Levi terlihat tak begitu peduli terbukti dengan dengungan sebagai jawaban yang diberikannya.
"Apa kau tidak ingin tahu mengapa kami melakukan hal itu pada Petra?"
"Tidak! Juga bukan urusanku!"
"Sebenarnya kami melakukan itu karena kami tidak ingin Petra menikah dengan Willy Tybur, jika Petra ternodai kemungkinan besar Petra akan dibebaskan oleh keluarga Tybur dan Petra tidak akan merasakan penderitaan didalam keluarga itu." Mendengar pengakuan Oruo membuat Levi memijat pangkal hidungnya, saat ini ia benar-benar tidak ingin mendengar curhatan dari seseorang, yang ia butuhkan sekarang adalah waktu sendiri untuk menyusun rencana dan tindakan dalam misinya besok.
"Keluar!" Perintah Levi pada Oruo.
"Ekh... Kau mengusirku dari kamarku?"
"Malam ini kamarmu milikku." Levi menendang kaki Oruo yang masih digips membuat sang empu kaki berteriak histeris. Akhirnya dengan tertatih Oruo merangkak menunju pintu keluar dari kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Risk of Ackerman
General Fiction(21+) Tubuhnya bergetar saat sentuhan itu semakin turun melewati leher dan berakhir dikancing seragam teratas miliknya, dengan gerakan lambat Levi membuka satu persatu kancing seragam Mikasa hingga semua kancing seragam gadis itu terlepas dan memper...