13. Kenyataan

12.2K 629 208
                                    

    Dengan nafas memburu dan langkah sedikit berlari menyusuri setiap tempat yang ia pikir terdapat gadis berambut raven yang saat ini terus saja meremas hatinya, ia mengumpat saat tak menemukan gadis itu dimanapun, tak memperdulikan tatapan aneh orang-orang yang melihatnya dengan penampilan acak-acakan mengingat selama ini ia yang sangat memperhatikan penampilan juga kebersihan dirinya hingga ia dijuluki clean freak. Kini ia terlalu kalut setelah mendengar jika gadis yang seharusnya menjadi miliknya malah ingin menjadi milik orang lain, dan itu terlalu menyakitkan untuknya. Tidakkah perlakuan dan tindakan yang selama ini ia tunjukkan pada gadis itu cukup untuk membuat gadis itu mengerti bahwa ia menginginkannya. Iya, Levi begitu menginginkan Mikasa sebagai wanitanya bukan sebagai adiknya, dan selama ini ia bersabar dengan hanya menjadi seorang kakak untuk Mikasa karena Levi ingin Mikasa bisa menerima kehadirannya secara perlahan, tapi semua ternyata lebih sulit dari yang ia bayangkan karena gadis itu terjerat oleh perasaan yang lain.
Levi menghentikan langkahnya saat melihat seorang gadis berambut cokelat yang berjalan sendirian di koridor.

"Petra!" Gadis itu menoleh saat Levi memanggilnya, dan wajahnya seketika memerah saat melihat Levi menghampirinya dengan penampilan acak-acakan, tapi anehnya dimata Petra penampilan Levi saat ini terlihat seksi.

"Apa kau melihat Mikasa?" Beruntung bagi Levi saat gadis berambut cokelat karamel itu mengangguk.

Levi mengumpat saat menaiki anak tangga yang menurutnya terlalu banyak tersebut, ia sedikit berlari dan meninggalkan Petra yang kesusahan menyusul langkahnya. Akan tetapi saat Levi membuka pintu atap tersebut ia langsung mematung ketika melihat hal yang benar-benar tidak ingin dilihatnya seumur hidup, pemandangan yang membuat dadanya mendidih hingga membuat kedua tangannya terkepal erat efek dari rasa sakit hati yang menusuk jantungnya. Mikasa dan Eren sedang bercumbu dibawah salju yang turun dari langit, terlihat romantis dimata Petra akan tetapi tidak untuk Levi. Dengan pandangan menggelap Levi menarik tubuh Mikasa hingga membuat ciuman itu terlepas, dan dalam keadaan emosi yang sudah membakar sampai ubun-ubun Levi mendaratkan tinjunya diwajah Eren hingga pemuda brengsek itu tersungkur.

"Eren!" Mikasa yang meneriakkan nama Eren membuat dada Levi semakin panas, Levi pun mengayunkan kakinya hendak menendang tubuh Eren, tapi gerakannya terhenti saat Mikasa menjadikan tubuhnya tameng untuk Eren, Mikasa melindungi Eren dari Levi dan itu membuat perasaan Levi semakin buruk.

"Minggir, biarkan aku membunuhnya." Levi menatap Mikasa tajam, ia benci gadis itu yang membela Eren.

"Bunuh aku lebih dulu. Biarkan aku mati bersamanya."

Takut jika emosinya semakin tak terkendali membuat Levi memilih untuk menarik Mikasa dan mengangkat tubuh ramping Mikasa lalu mendaratkannya di pundak, gadis itu meronta dalam gendongannya tapi Levi mengabaikannya dan ia sempat menendang Eren sebelum meninggalkan atap dengan memanggul Mikasa.

Petra yang sebelumnya tercengang atas apa yang terjadi mulai tersadar dan menghampiri Eren yang menyeka darah di sudut bibirnya, Levi meninju Eren keras sekali hingga menanggalkan satu gigi geraham miliknya.

"Apa kau baik-baik saja?" Petra membantu Eren berdiri.

"Terima kasih." Ucap Eren pada Petra lalu dengan langkah tertatih Eren meninggalkan tempat itu, tubuhnya serasa remuk setelah Levi menendangnya.

Petra baru menyadari Levi bisa seprotectif itu pada adiknya, jika kepada adiknya saja Levi bisa seposesif itu bagaimana dengan perlakuan Levi terhadap kekasihnya? Membayangkan hal itu membuat wajah Petra memanas, ia pun menepuk-nepuk pipinya untuk menetralisir bayangannya yang mulai berangan-angan ia bisa menjadi kekasih dari Levi.

Moblit tanpa sengaja menjatuhkan lembaran berkas yang dibawanya saat matanya menangkap sosok Levi yang memanggul Mikasa dan melewatinya, padahal baru saja ia mendengar semua dari Hanji jika Mikasa saat ini tengah bersama Eren untuk mengungkapkan perasaannya, tapi sekarang yang ia lihat adalah Mikasa yang mengumpat dan terus meronta dalam gendongan Levi.

Risk of Ackerman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang