Historia memperhatikan gadis dihadapannya dengan meringis, bagaimana mungkin ia akan dilindungi oleh gadis yang tidak menyukainya? Itulah yang dipikirkan oleh Historia saat ini, mengingat awal pertemuan dirinya dengan Mikasa yang tergolong buruk. Sedang Mikasa hanya menatap Historia datar dan entah mengapa membuat Historia semakin merasa tak nyaman dengan keberadaan Mikasa disisinya, dimata Historia sosok gadis berambut raven tersebut bagaikan medusa yang memiliki aura gelap pekat menyelimuti tubuh dan mampu merubah Historia menjadi batu walau hanya melihat tatapan matanya yang tajam. Apakah semua gadis Ackerman seperti itu? Tak ingin perasaan buruknya semakin menjadi lalu pandangan Historia beralih pada gadis berambut cokelat yang berdiri disamping Mikasa, raut gadis itu terlihat tegang yang bercampur rasa canggung hingga menampilkan ekspresi lucu bagi Historia.
"Siapa namamu?"
"Aku?" Sasha menunjuk hidungnya sendiri dan dibalas anggukan oleh Historia.
"Sasha Blouse!" Ucap Sasha dengan tubuh sedikit tegap, ia masih merasa tegang saat berhadapan dengan putri presiden.
Dan ajaibnya sikap Sasha mampu membuat Historia terkikik geli namun setelah itu ia berdeham, sudah lama sekali Historia tak merasakan terhibur seperti sekarang ini dengan kata lain ia cocok dengan Sasha, tapi dengan Mikasa...
"Kau tidak menanyakan namaku?" Mata Mikasa menyipit, menatap Historia tajam hingga membuat gadis pirang itu berkeringat dingin.
"Ah.. aku pikir kita sudah saling mengenal." Ucap Historia takut-takut.
"Kita tidak pernah berkenalan secara resmi."
"Ah.. begitu." Sesal Historia. Dan gadis itu tersentak saat Mikasa mendekatkan wajah mereka hingga hanya terpaut beberapa senti, masih dengan tatapan mengintimidasi yang menyebalkan.
"Aku akan memberitahumu satu hal. Meskipun kau adalah putri presiden ataupun majikanku, jika aku ingin memukulmu maka aku akan melakukannya." Ucapan Mikasa membuat Historia terbelalak dan tanpa sadar memundurkan langkahnya.
"KYAAAA... Maaf nona Historia! Mikasa dia hanya bercanda, hanya bercanda!" Sasha langsung kelabakan setelah melihat tingkah kurang ajar Mikasa terhadap Historia.
"Tidak, aku serius." Ucapan Mikasa membuatnya langsung mendapat tatapan horor dari Sasha.
Historia memijat pelipisnya pelan, entah mengapa sekarang ia merasa jika keselamatannya terancam bukan dari dunia luar melainkan dari pengawalnya sendiri yang kini masih menatapnya sinis. Lalu Historia beranjak meninggalkan kedua pengawal barunya dan memilih mendudukkan dirinya pada kursi tunggal yang terdapat didalam kamar mewahnya, mengambil gelas berisi air putih yang berada dimeja bulat minimalis disamping kursi tunggal tersebut dan meneguk air itu hingga habis, ia sedikit grogi saat berhadapan dengan Mikasa seperti saat ini membuatnya berfikir bisakah mereka mengakrabkan diri seperti saat Historia bersama Ymir dulu? Sedang Mikasa dan Sasha hanya berdiri memerhatikan Historia yang mulai menopang dagu dan melamun, gadis yang terlihat menyedihkan!
Sudah lebih dari setengah jam Historia masih dalam posisinya tentu membuat kedua pengawalnya mulai bosan.
"Astaga, sampai kapan kita harus berdiri seperti ini? Apa dia tidak punya kegiatan lain?" Gerutu Sasha dengan gumaman yang hanya mampu didengar oleh Mikasa yang berdiri disampingnya.
Setelah mendengar keluhan dari Sasha akhirnya Mikasa pun beranjak menghampiri Historia hingga membuat Sasha terkejut saat melihat Mikasa yang berdeham dengan bersedekap dada didepan Historia, dan itu sukses membuat perhatian Historia teralihkan kepada Mikasa.
"A.. ada apa?" Gagap Historia saat melihat Mikasa yang menjulang dihadapannya.
"Hidupmu memuakkan sekali! Apa kau tidak punya kegiatan lain selain menjadi patung?" Ucapan Mikasa benar-benar nylekit dihati Historia, tapi itu adalah sebuah kenyataan yang ia tak bisa mengelaknya jika memang hidupnya benar-benar memuakkan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Risk of Ackerman
Fiksi Umum(21+) Tubuhnya bergetar saat sentuhan itu semakin turun melewati leher dan berakhir dikancing seragam teratas miliknya, dengan gerakan lambat Levi membuka satu persatu kancing seragam Mikasa hingga semua kancing seragam gadis itu terlepas dan memper...