8. Persentase

2K 187 32
                                    

HATI-HATI RANJAU TYPO BERTEBARAN DI MANA-MANA!!!

HAPPY READING, GUYS😘, DAN JANGAN ADA YANG BAPER😁

Vote Comment jangan lupa, ya😄

°°°

Keringat terus menerus bercucuran membasahi pelipisku. Jantungku berdetak tak beraturan. Kedua tanganku mulai bergetar. Lengkap sudah semuanya. Penyebab gejala ini berasal dari lembaran kertas yang sedang aku pegang ini. Masalah laporan kasus terkutuk tadi malam belum selesai.

"So? Kapan kamu bisa mulai persentase-nya? Udah lima menit berlalu. Kamu banyak membuang waktu saya." celoteh Dokter dihadapanku ini. Dia memandang lelah padaku yang berdiri gemetar di depan. Siap memulai persentase, sesuai kehendak yang dia mau.

"O---oke! Se---sekarang, Dok!" jawabku gemetar. Aku sudah berusaha mengendalikan gemetar ini, tapi hasilnya sia-sia. Bukannya berhenti, malah semakin menjadi.

Aku meneguk saliva sebelum memulai persentase. Menghirup udara segar sebanyak banyaknya dan menghembuskan perlahan. Dengan cara itu, aku berharap bisa menenangkan jantungku yang berdegup kencang.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..." salam pembuka aku ucapkan. Dokter Milzam lantas menjawabnya. Seluruh kefokusannya, dia arahkan padaku.

Waktu terus berlalu. Sejak tadi, syukurlah persentase berjalan baik. Hanya suaraku saja yang terdengar begetar.

"Berdasarkan data Infodatin 2013 milik Kemenkes RI, jumlah orang Indonesia berusia 15 tahun ke atas yang mendapatkan diagnosis diabetes resmi mencapai sekitar 12 juta (6,9%). Sementara itu, orang-orang di rentang usia sama yang mengalami pradiabetes dilaporkan mencapai 116 juta jiwa. Prediabetes itu terdiri dari toleransi glukosa terganggu (TGT) dan gula darah puasa terganggu (GDPT)..."

"Akh! Ribet!" Dokter Milzam tiba-tiba bersuara. Suaranya juga membentak, sehingga membuatku sontak menghentikan persentase. Bentakannya cukup keras. Berhasil mengejutkanku.

"Langsung ke intinya aja. Pertanyaan saya kemaren kan, mengapa DM banyak menyerang kalangan muda? Pokok pertanyaannya, saya minta penyebab! Penyebab, Zee!" sambungnya. Perkataan akhir ia tekan di bagian penyebab.

Aku menggaruk kepalaku yang tertutupi hijab. Sekilas aku menatap tumpukkan kertas yang ku pegang. Kemudian aku memasang senyuman canggung. "Astaghfirullah, ada benarnya juga, Dok! Oke, langsung ke intinya!"

"Kelebihan berat badan atau obesitasas, menjalani gaya hidup tidak sehat,
mempunyai penyakit vaskular (gangguan pembuluh darah), memiliki anggota keluarga dengan diabetes (keturunan/genetik), memiliki riwayat diabetes gestasional, ada kolesterol tinggi, adanya sindrom ovarium poliklistik (PCOS)."

Belum ada respon dari Dokter Milzam. Arah tatapannya pun tidak terfokus lagi padaku. Dia sibuk menatap tumpukkan kertas di atas meja. Seolah itu lebih menarik dari pada aku.

Mengesalkan sekali Dokter satu ini. Ingin aku mencakar-cakar wajahnya, tapi takut di penjara. Jadi, untuk saat ini, aku memperbanyaki stok sabar.

"Dok!" panggilku, tapi Dokter Milzam tak bergeming. Tampak dia memegang kuat rambutnya. Guratan urat muncul di sekitar keningnya. "Eum, Dokter, saya——"

BRAK!

"KAMU BISA DIAM SEBENTAR?!"

Deg!

Jantungku hampir berhenti. Baru saja dia membentakku. Lelaki ini membentakku. Dia... Dia seperti orang itu. Aku takut... Tawa Lelaki menyeramkan itu kembali menguasai pikiranku.

Assalamualaikum Pangeran Syurgaku (TERBIT CETAK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang