HATI-HATI RANJAU TYPO DI MANA-MANA! HAPPY READING GUYS!
°°°
Isi dari thai tea itu berserakan di lantai. Semua tatapan sepenuhnya tertuju pada Dina. Dina yang mendapati tatapan dari seluruh orang, tampak diam membeku. Seolah ia bagaikan patung bernyawa. Lebih parahnya lagi, roh Dina tengah mengambang entah ke mana.
Pelupuk mata Dina terlihat membendung genangan air. Sedikit lagi akan tumpah, jikalau Dina berkedip sekali. Takut hal itu terjadi, Dina memilih untuk beranjak pergi dari sana.
"Ah, maaf membuat lantai Anda kotor, Dokter Faisal. Saya... Saya benar-benar tidak sengaja." telapak tangan Dina mengusap air mata yang akan tumpah secepat kilat. Sebentar ia berjongkok untuk memungut cup thai tea yang terjatuh.
Ia masukkan ke dalam kantong plastik, lantas segera berdiri. "Dokter Faisal, saya permisi pulang. Assalamu'alaikum."
Sempat Dina menatap Milzam beberapa detik sebelum melenggang pergi dari sana. Tatapan Wanita itu jelas sekali menyiratkan rasa sakit teramat dalam, dari sudut pandang Milzam.
"Dina, tunggu!" Milzam tanpa berpikir panjang lagi, mengejar kepergian Dina.
"Kamu mau ke mana, Milzam?!" teriakan sang Eyang tak diperdulikan Milzam.
Lengan Eyang di tahan Yuni. Yuni memberikan tatapan memelas. Dari tatapannya, Yuni memohon agar Eyang memberikan waktu berdua untuk Dina dan Milzam.
Sementara Zee merasa bingung dengan apa yang terjadi barusan. Ia bingung harus berbuat apa. Situasi di sekitarnya, Zee rasa tidak baik. Ada gejolak emosi yang kian memuncak.
"Papa, bisa jelaskan ke Zee, apa yang sebenarnya terjadi di sini?!" tuntut Zee. "Zee... Zee bahkan gak tau permasalahannya!"
Faisal menghembuskan napas. Dengan gerakan pelan, ia menyentuh telapak tangan anaknya. Sentuhan itu lambat laun berubah menjadi genggaman lembut.
"Papa sayang sama, kamu. Papa ingin kamu bahagia. Papa gak mau ngeliat kamu sedih terus. Papa dan Mama mencari solusi di mana pun, agar kamu bahagia. Dan... Ini solusinya, Nak!"
Berkali-kali kepala Zee menggeleng. Zee menatap tidak percaya, wajah Faisal yang memelas.
"Dengan menikah sama Dokter Milzam? Begitu, Pa?" tanya Zee lemah.
Berat hati, Faisal mengangguk mengiyakan. Anggukan Faisal, menimbulkan seulas senyuman miris di bibir Zee. Zee beranjak berdiri dari posisi duduknya. Sebelum ia melangkah pergi, Zee berucap satu hal,
"Asal Papa tau, bukan begini caranya untuk membuat Zee bahagia."
Melihat Zee yang melangkah menjauhi ruang tamu menuju kamarnya di atas, bergegas Sandryna menyusul. Dua wanita itu pergi, Faisal juga ikut menyusul.
"Saya permisi sebentar," terlebih dahulu Faisal meminta izin kepada keluarga Milzam. Untung saja, keluarga Milzam mengerti.
Mereka tahu, Zee membutuhkan ruang untuk berpikir. Keputusan ini begitu mendadak baginya.
Tersisa Yuni, Bundanya dan Eyangnya yang tampak gelisah. Yuni menoleh ke arah dua orang itu. Otaknya masih sulit percaya, dengan keputusan yang bunda dan Eyangnya buat. Menurut Yuni pribadi, mereka tak memikirkan ketiga hati orang itu.
"Bunda udah membuat keputusan yang menyakiti tiga hati." ucap Yuni datar. Tatapannya lurus ke depan. Tak terarah ke Bundanya, mau pun Eyangnya.
"Bukan Bunda kamu, tapi ini ide Eyang." sahut Eyangnya lantang. "Zee butuh sosok seperti Milzam, dan Milzam pun butuh sosok Zee. Mereka pasti bahagia,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Pangeran Syurgaku (TERBIT CETAK)
RomanceSquel Sandryna & Faisal - Di sarankan membaca novel Jomblo Fisabilillah dahulu 🎖Rank 3 in Sepi (1 Januari 2020) 🎖Rank 2 in Sunyi (1 Januari 2020) 🎖Rank 1 in Koas (27 Desember 2019) 🎖Rank 20 in Pangeran (1 Januari 2020) 🎖Rank 3 in Syurga (3 Janu...