PERHATIAN! DI MULMED ATAS YANG TERTERA, ITU FOTO PENAMPAKKAN ZEE SAAT PROSES AKAD! JANGAN TANYA MILZAM KE MANA! PEMERAN ASLINYA (dr. Ricky Alfaray) BELOM NIKAH! Entar nikahnya sama saya, kok😜. Btw, Pemeran Zee juga belum nikah. Sama aja mereka. Sama-sama Jofisa. Jangan-jangan... Mereka... Jodoh pula? Wkwkwk, halu:v
Okelah, BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!! HATI-HATI RANJAU TYPO JUGA, DAN HAPPY READING GUYS😘
°°°
Allah berikan rasa pahit dalam kehidupan ini, supaya kita bisa merasakan ada rasa manis pula.
°°°
Banyak gundukan tanah yang terhampar. Rumput hijau tumbuh di beberapa gundukan yang berjejer rapih. Kabar duka meninggalnya Eyang yang mendadak, sangat sulit Milzam percayai. Padahal baru beberapa saat Milzam meninggalkan ruang ICU, di mana Eyangnya terbaring koma. Hari ini, Milzam mendapati Eyangnya sudah terbaring dalam tanah.
"Sabar, Zam. Gue tau ini berat, tapi gue juga percaya lo kuat. Lo bisa menghadapi kesedihan ini." Dokter Genta menepuk pelan, bahu Milzam. "Jangan terlalu larut dalam kesedihan. Lo harus bangkit dan berjuang."
Petuah Dokter Genta, di balas anggukan lemah oleh Milzam. Dari awal Jenazah datang ke kuburan, sedikit pun Milzam belum mengeluarkan suara. Tidak ada yang patut di bicarakan saat ini. Suasana tengah di selimuti duka.
Tangisan pilu kedua wanita yang Milzam sayangi, mengiris hati Milzam. Kesedihan semakin bertambah. Apa lagi mendengar lantunan Yasiin banyak orang. Air mata, tak kuasa Milzam tahan.
"Eyang Milzam yang cantik... Yang tenang di sana, ya? Eyang pasti udah ketemu Ayah. Eyang selalu bilang ke Milzam, kalo Eyang rindu Ayah. Sekarang rindu Eyang sudah terobati. Eyang, sampaikan ucapan Milzam ini ke Ayah. Tunggu Milzam di sana. Bentar lagi, Milzam susul kalian." bisik Milzam serak, mengelus batu nisan yang tertulis nama Eyangnya.
Yuni dan Bundanya mendengar jelas ucapan Milzam, sekali pun Pria itu berbisik. Jarak mereka yang hanya berbatas tumbukkan tanah pemakaman Eyang, sudah jelas ucapan Milzam di dengar oleh mereka berdua.
Terbesit amarah dalam hati Bunda Milzam, ketika mendengar ucapan Anaknya. Ucapan Milzam bisa menjadi doa. Lelaki itu seolah siap menghadapi kematian. Tidak berpikir bagaimana jalan menuju akhirat itu panjang. Itu yang membuat setitik amarah muncul di hati Bundanya. Namun, mengingat suasana sedang berduka, sebisa mungkin Bunda Milzam menahan. Bungkam untuk bersuara.
Pembacaan Yasiin selesai. Satu persatu orang yang melayat, pergi meninggalkan pemakaman. Tinggal tersisa beberapa orang saja di sana. Seorang pria paruh baya beserta Istrinya datang mendekati Milzam yang berjongkok di sebelah nisan Eyang.
"Saya beserta istri saya, turut berduka cita. Eyang kamu, wanita yang baik. Pintu Syurga, InsyaAllah sudah menunggunya. Ikhlaskan Eyang kamu, supaya kesedihan dalam diri kamu hilang."
Milzam menghapus sisa air mata yang lolos merosot di pipinya, "Terima kasih sudah datang dan memberi doa, Dokter Faisal. Terus doakan Eyang saya, semoga arwah beliau tenang di sisi-Nya."
"Aamiin." Faisal meng-aamiini panjatan doa Milzam, di susul Sandryna. Detik kemudian, Faisal menyampaikan suatu hal yang patut di ucapkan. "Milzam, saya pamit. Maaf, kalau dari tadi kamu tidak melihat kehadiran Zee. Dia sebenarnya datang, tapi gak kuat masuk ke pemakaman. Dia memilih tinggal di mobil."
Milzam mengangguk maklum, teringat trauma masa lalu Zee. Tebak Milzam, Wanita itu takut ke Pemakaman pasti tak jauh dari masa lalu kelam yang menimpanya.
"Gak apa, Dok."
Faisal dan Sandryna berlalu pergi. Suasana makam, semakin sepi. Dua orang lainnya yang dari tadi berdiri diam di ujung, mendekati Milzam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Pangeran Syurgaku (TERBIT CETAK)
RomanceSquel Sandryna & Faisal - Di sarankan membaca novel Jomblo Fisabilillah dahulu 🎖Rank 3 in Sepi (1 Januari 2020) 🎖Rank 2 in Sunyi (1 Januari 2020) 🎖Rank 1 in Koas (27 Desember 2019) 🎖Rank 20 in Pangeran (1 Januari 2020) 🎖Rank 3 in Syurga (3 Janu...