HATI-HATI RANJAU TYPO BERTEBARAN DI MANA-MANA!
HAPPY READING GUYS😍
BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA😎
°°°
Perjodohan Milzam dan Zee terlampau mendadak untuk Dina terima. Meskipun begitu, masalah tersebut bukan halangan baginya untuk tetap menebar senyuman. Sama seperti tiap paginya, Dina datang ke Rumah Sakit di temani oleh sapaan ramahnya kepada setiap rekan sejawat yang melintas. Berusaha semaksimal mungkin ia menutupi rasa sedihnya atas perjodohan Milzam.
"Pagi, Dokter Dina..."
"Pagi..." Dina tersenyum menanggapi sapaan ramah dari dua Perawat yang melintas.
Tetapi, senyuman Dina lambat laun hilang, ketika tak sengaja pendengarannya menangkap suatu obrolan. Setelah berpapasan dengan dua Perawat itu, pendengaran Dina tak sengaja menangkap suatu obrolan dari mereka.
"Dokter Dina hebat, ya? Tetap pasang senyuman lebar, padahal hatinya pasti sakit."
"Itu mah, cuma kedok. Lagian, cewek mana yang hatinya baik-baik aja setelah di khianati."
Langkah Dina melambat. Pendengarannya ia pasang lebih jelas, karena obrolan mereka mulai samar-samar. Sedikit kepala Dina menoleh. Dua Perawat tadi sudah menghilang di pembelokkan. Wajar saja, suara mereka semakin tidak terdengar.
Dina berhenti. Obrolan mereka mengenai dirinya, Dina telaah lebih lanjut. "Mereka tadi ngomongin aku? Tenaga medis di Rumah Sakit kok, tau masalah ini? Dapat informasi dari mana mereka?"
Kepala Dina lantas menggeleng takjub, dengan cepatnya informasi antara hubungan dia, Milzam, dan Zee yang tersebar luas seantero Rumah Sakit.
"Aku harus cari tau sampai dapat, siapa yang nyebari berita ini. Suka bener perasaan, liat orang ghibah."
°°°
"Yuni! Yun!"
Sosok Yuni yang melintas, aku teriaki berharap ia menoleh. Namun bukannya menoleh, langkahnya malah lebih cepat menuju pintu masuk.
Susah payah aku mengejar, sembari menerikkan namanya. Usahaku berhasil. Aku dapat meraih tangannya, sebelum melangkah masuk.
"Yuni, tunggu!"
"Apa?" tanyanya berwajah datar.
Eh? Suara Yuni juga terdengar dingin. Yuni menatapku malas dari atas ke bawah.
"Gue mau ngomong sama lo, Yun."
Dia menghembuskan napas. Menghembuskan napas pun, malas-malasan. "Mau ngomong apa? Cepetan, gue lagi buru-buru."
Ucapannya seperti sebuah desakan. Itu membuatku gugup untuk memulai pembicaraan ini dari mana.
Sebelum berbicara, aku menggaruk kepala salah tingkah. Aku begini, sebab Yuni yang tak henti-hentinya menatapku datar.
"Lo... Lo marah... Sama gue?" tanyaku gugup, sangat berhati-hati.
Respon darinya belum ku dapati. Yuni masih bereskpresi sama. Datar, menatapku tanpa berkedip. Sedangkan aku menunggunya dengan hati yang tak sabaran.
Detik selanjutnya, Yuni menghela napas kasar. Kaca matanya yang turun, ia perbaiki. "Gue gak marah sama, lo."
Sukses alisku bertautan bingung mendengar jawaban Yuni. Jelas sekali dengan raut wajahnya yang datar, seolah malas menatapku. Orang gila yang melihat saja bisa membaca dari wajah Yuni, kalau ia sedang marah padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Pangeran Syurgaku (TERBIT CETAK)
RomanceSquel Sandryna & Faisal - Di sarankan membaca novel Jomblo Fisabilillah dahulu 🎖Rank 3 in Sepi (1 Januari 2020) 🎖Rank 2 in Sunyi (1 Januari 2020) 🎖Rank 1 in Koas (27 Desember 2019) 🎖Rank 20 in Pangeran (1 Januari 2020) 🎖Rank 3 in Syurga (3 Janu...