Chapter 9 : Cinta (18+)

6.7K 360 83
                                    


Warning : *Demi kenyamanan pembaca, maka khusus chapter ini, rate usia menjadi 18+! silahkan skip, atau lanjutkan membaca.


.


.


.


Malam setelah acara hiburan rakyat, keduanya langsung pulang ke rumah.

Annie menatap Armin.

Sosok Armin sudah berbeda, dengan potongan rambut pirangnya yang sangat pendek, tinggi yang hampir 170 cm, garis wajah yang tegas dan tubuh nampak sedikit tegap. Dia benar-benar berbeda dari yang dulu.

Annie sangat cepat mengantuk, Armin menggendongnya sampai masuk ke kamar dan membaringkan si Leonhart ke atas kasur. Ciuman yang mereka lakukan saat menari di alun-alun Stohess, adalah ciuman pertama.

Yang pertama, sekaligus yang terindah.

Annie sekilas membuka mata dan menatap biru si Arlert dengan rona merah di kedua pipinya.

"Armin...." dia berbisik.

".........."

Armin tidak menjawab, rona merah juga terlihat di pipinya.

"....."

Hening.

Pelan-pelan Annie menyentuh sisi wajah si Arlert dan menariknya untuk memberi ciuman lagi. sejoli bersurai pirang ini mulai menyadari rasa cinta dari hati yang paling dalam. Armin merasa, alasan dia terus hidup karena untuk Annie seorang..

Takdir sudah menjawab pertanyaannya, Armin hidup untuk merawat si Leonhart yang masih pudar.

Armin agak melepas ciumannya, memberi sedikit ruang nafas untuk Annie. menatap dia dengan mata sayu dan wajah yang hampir merah.

"......"

Tangannya pelan-pelan menyentuh kerah baju si Leonhart, seperti ingin membukanya sebagian. Annie membiarkan pemuda ini menyentuh sebagian dari dirinya.

Jika permukaan kulit saling bersentuhan satu sama lain, maka sensasi suhu tubuh meningkat seiring nafsu bertambah. tangan kiri si Arlert diam-diam melepas setiap kancing kemejanya, menunjukkan setengah dada bidangnya yang hampir terlihat.

"Armin..." Annie berbisik lagi, nyaris tak bersuara.

Tapi Armin mengerti, dia membuka setengah busananya. melihat bahu dan sisi dada kiri yang pucat si Annie, memberi kecupan lagi, mulai hanyut dalam perasaan yang bergejolak untuk melakukan sesuatu yang lebih.

Hampir, bahkan tangan Arlert mencoba membuka semuanya.

Annie sedikit mengeluarkan hembusan nafas, wajahnya makin memerah. dia ingin Arlert menyentuh tubuhnya semakin dan semakin jadi. Annie ingin dia melindunginya, Armin adalah sosok 'rumah' baginya sekarang.

Dia akan melakukannya... Lebih dari sekedar berbagi ciuman, namun.. dia juga ingin berbagi cinta.

Tunggu..

Tunggu dulu...

"Ah!?"

Armin membuka matanya lebar-lebar, nyaris saja dia melakukan sesuatu pada Annie.

"A-Annie... maaf" kata Armin, dia langsung membetulkan kembali kerah baju Annie.

Annie hanya menatap Armin, agak terkejut melihat reaksi si Arlert seolah menyadari sebuah kesalahan.

New World, New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang