Hayley Williams
Hayley dan Chad saling menggenggam tangan di kelas instrumens. Chad sengaja menghampiri Hayley sebelum jam pelajaran di mulai.
"Chad, aku tidak mau.." Hayley menatap lantai-lantai di bawahnya, tertunduk lemah.
"Kau milikku, tidak mungkin dia akan menaruh perasaan padamu jika dia tahu kau adalah pacarku, benar?" Chad memegangi genggaman mereka dengan tangan kanannya yang bebas.
"Aku pacarmu, mana mungkin aku harus berkencan dengan yang lain?" Halyley menatap mata Chad lekat.
Chad mengelus pipi Hayley. "Jangan khawatir, ini tidak akan lama." Dia mengecup Hayley.
Hayley merasa bahagia dan tenang karena memiliki pacar yang dewasa seperti Chad. Dia bangga dan sangat mencintai laki-laki bertato itu.
"Baiklah, menurutmu bagaimana dengan ini?" Chad melepaskan genggamannya lalu meraih gitarnya untuk menunjukan beberapa lagu padanya.
*********************
Avril Lavigne
Istirahat ini Avril berencana untuk menuju perpustakaan. Tentu saja disini ada perpustakaan, yah jika ada yang ingin belajar pelajaran umum, mereka akan pergi kesana. Pelajaran umum masih akan dipelajari oleh kelas 10 setiap tiga kali seminggu. Tetapi tidak lagi bagi kelas 11 dan 12, tahun-tahun ini kami sudah mulai terfokus pada musik sepenuhnya.
"Avril!" Pierre memanggil Avril dari ujung lorong kelas rekaman.
Avril menghentikan langkahnya. "Yeah?"
Pierre membawa kotak makan berwarna pink dan tutupnya yang berwarna hitam. Ia berhenti di sisi Avril. "Aku bawakan makan untukmu." Dia tersenyum.
Avril menaikkan alis kirinya. "Hm, terimakasih." Avril mengambil kotak makan di tangan Pierre tanpa senyuman.
"Hey, dengar, maafkan aku tentang ciuman di pipimu." Pierre berjalan menyesuaikan langkahnya dengan Avril.
"Tidak apa-apa." Balas Avril dingin.
"Sepulang sekolah, kau mau kemana? Biar kutemani."
"Pulang."
"Baik, akan kuantar."
Avril tak merespon, ia hanya menatap lurus tanpa ekspresi. Ia benci pada laki-laki yang mencuri kesempatan dalan kesempitan, seperti kemarin. Itu tidak gentle.
"Where are you going?" Pierre menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"To somewhere. Stop," Avril menghentikan langkahnya, disusul oleh Pierre. "Don't follow me anymore. I need my own time. I'll meet you when the school is over."
Pierre mengerti akan tatapan serius Avril. Ia pun tersenyum. "Okay, see you, beautiful." Kemudian dia berlari meninggalkan Avril dengan kotak makannya.
Avril berlari kecil menuju perpustakaan yang hanya tinggal satu koridor di depannya.
Avril berhenti perlahan dan memasuki perpustakaan. Sepi, katanya dalam hati.
Avril berjalan menelusuri di setiap sudut perpustakaan, hanya beberapa anak kelas 10 saja yang ada di sana, itu pun dia ketahui semuanya. Mereka yang berada di sana tidak termasuk ke dalam kategori tersembunyi, Avril meyakini itu, sebagian dari mereka hanya ikut membaca novel saja.
Ia bertanya pada Alex Gaskarth, anak kelas 10 yang tengah membaca buku "How To Do A Great Sex" Di sudut ruangan.
"Alex!" Avril duduk di kursi dekat Alex.
Alex dengan refleks menutup bukunya cepat dan membalikkannya. "Hey, Avril, what's up!"
"Uhm, Kau tahu siapa anak kelas 10 yang jarang kelihatan?" Tanyanya langsung tanpa basa-basi.
Alex memutar bola matanya, "Hm, aku harap aku tahu, tetapi, kurasa aku sudah mengenal semua anak kelas 10. Jadi tidak mungkin ada yang tersembunyi."
"Oh, terimakasih." Avril berdiri dari duduknya. "Dan, buku yang bagus." Ia tersenyum menggoda sebelum pergi meninggalkan Alex dengan wajah yang memerah.
************
Hayley Williams
Hayley masih tak tahu harus berbuat apa, apakah ia harus bertanya pada satu-persatu orang, memastikan bahwa mereka tahu siapa yang kutu buku dan tersembunyi. Itu konyol.
Ia berjalan melalui koridor loker yang berjejer. Ia melihat orang-orang yang berlalu-lalang dengan lekat. Memastikan apa dia tahu orang itu apa tidak. Yah, nyatanya ia tahu semua.
"Sudah ketemu?"
Suara seseorang mengagetkannya. Hayley mengangkat kepalanya. Pete Wentz, batinnya.
"Mau apa kau?" Hayley mendengus kesal.
"Ini akan sulit sekali, kau tidak akan semudah itu menemukannya." Pete menaikkan kedua alisnya.
"Hebat." Balas Hayley singkat dengan sinis.
"Terserah, kau takkan menemukannya dengan mudah, itu kataku." Pete tersenyum nakal lalu mencolek dagu Hayley sebelum melangkahkan kaki menjauh.
Apa-apaan dia ini? Tolol sekali mencoba meremehkanku. Mata Hayley menyipit dan kembali berjalan menuju lokernya.
************
Avril Lavigne
Ia berjalan menuju area parkir, di dekat gerbang sekolah, Pierre sudah menunggunya dengan mobil sedan hitam.
"Sudah ketemu?" Tanya Pierre seraya menancap gas.
"Belum. Sama sekali tidak ada petunjuk." Jawab Avril tanpa ekspresi.
"Ini semua benar-benar akan sulit." Kata Pierre.
"Yeah, absolutely." Avril mengehela nafas panjang sebelum ia menutup matanya untuk tidur.
Pierre tersenyum melihat Avril yang sedang tidur. Ia bertekad untuk membantu Avril dalam tantangan-tantangan tahun ini. []
------------------------------------------------------------
A/N
GIMANA NIH? RAME GA?
VOMMENTS DAN KRITIK SARAN YA :3 MAKASIH BANYAK UDAH MAU BACA, ILYSM! <3
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Too Fabulous For You
FanfictionMusical Poet High School. Di sini cerita bermula. Mempertemukan dua gadis remaja yang sama-sama memiliki suara hebat, cantik, mahir memainkan alat musik. Mereka berdua sering dibanding-bandingkan oleh siswa lain, karena mereka berdua sudah menjadi d...