Hayley Williams
Musim semi, Hayley membuat lasagna untuk makan siang dan jus stoberi yang masih dingin karena disimpan dalam termos mini. Itu semua untuk Tom. Lagian, siapa yang akan menolak diberi jus stoberi?
Hayley menepuk bahu Tom dari belakang saat dia menemukan cowok itu sedang mengantri untuk makan siang, "Hey Tom."
Tom menoleh dan menaikkan alis kirinya, "Apa?"
"Aku pikir kau nggak perlu mengantri," Kata Hayley, "Aku sudah membuatkan makan siang untukmu."
Tom melihat kotak makan dan termos mini di tangan Hayley dengan bingung. Dan kemudian menaikkan kedua alisnya, oh permainan sudah ada yang mulai. "Oke, Hayley Williams. Makasih."
"Nggak masalah," Kata Hayley, "Mau satu meja denganku?"
Tom mengangguk dan Hayley membawanya duduk bersebelahan. "Lalu kau makan apa?"
Hayley mendengus, "Aku sedang nggak ingin makan, sebentar, aku mau beli Diet Coke dulu."
Tom mengangguk dan dia meninggalkan kursinya. Tom membuka kotak makan berwarna biru itu, aroma sedap lasagna langsung tercium oleh hidungnya. Tanpa aba-aba Tom memakan lasagna itu.
"Bagaimana?" Tanya Hayley saat dia kembali.
"Lasagnanya?"
"Tentu saja."
Tom menaikkan kedua alisnya, "Lumayan, daripada harus mengantri."
Hayley mengangguk dan meneguk kaleng Diet Coke-nya.
"Jadi, apa Chad juga menerima lasagnanya hari ini?" Tanya Tom yang membuat Hayley kaget dan gelagapan.
"C-Chad?" Tanya Hayley, "Oh ya tentu---tentu saja."
Tom terkekeh, "Seluruh sekolah juga tahu kau dan dia sedang bertengkar."
Hayley mendengus, "Dor! Ketahuan."
Tom terkekeh dan selanjutnya mereka minum dan makan dalam diam di antara kegaduhan. Dan tepat di sana! Avril berjalan memasuki kantin sendirian---oh tidak, di belakangnya muncul Simple Plan, dan juga Demi Lovato. Avril menoleh pada mereka---Tom dan Hayley, dengan pandangan yang datar.
Pasukan Avril duduk di dua meja terdepan dari Tom dan Hayley, dan Avril duduk membelakanginya. Terlihat Pierre merangkulnya dan Demi mengelus-elus punggungnya.
Dan tidak lama, Chad bersama teman-temannya yang lain datang. Mereka berjalan dan menyapa beberapa orang. Tom melambaikan tangannya pada Mereka, "Hey!"
Chad dan yang lainnya balas melambaikan tangan, "Hey Tom!" Chad memberi high-five pada Tom, juga yang lainnya.
"What's up!" Seru Tom.
"Ah, nothing much." Geleng Chad disertai kekehan. Chad melirik Hayley di sebelah Tom, lalu dia menaikkan kedua alisnya pada Tom dan tersenyum. Teman-teman New Found Glory yang lain sudah meninggalkan Chad untuk mencari tempat duduk.
"Ya, ya. Dia memberiku makan siang," Kata Tom, "Seharusnya kau juga."
Hayley mengumpat dalam hatinya, dia tidak tahu harus bersikap bagaimana di depan Chad. Ya, dia tahu dia yang masih memiliki salah, tapi dia takut Chad masih menolaknya. Hayley meremas kaleng yang dipegangnya saat Tom bertanya seperti tadi.
"Sayangnya, aku nggak kebagian," Chad terkekeh, "Sudah dulu, sampai ketemu nanti."
Tom menoleh pada Hayley, "Masih mau diam begitu?"
Hayley menautkan alisnya, "Apa maksudmu Tom?"
"Oh ayolah!" Tom menyundulkan kepalanya ke arah Chad yang masih berjalan.
"Oke, oke!" Hayley menarik dan menghembuskan nafas panjang dan berdiri. Dia berlari kecil dan memeluk Chad dari belakang dengan erat, "Chad, aku mohon, maafkan aku."
Chad memutar tubuhnya dan tersenyum melihat Hayley yang sekarang membenamkan wajah di dadanya. Hayley memeluknya erat dan menangis di sana,
"Chad I'm so sorry.. I'm really sorry," Isak Hayley, "I know I'm not sorry, but please.."
Chad membalas pelukan Hayley dan membelai lembut rambutnya.
"Please Chad, I would explain all. Chad please.. I love you so much.."
Orang-orang yang berlalu lalang memperhatikan Hayley dan Chad, juga beberapa orang yang melihat mereka berpelukan seperti aduh sombongnya pamer kemesraan di kantin.
"Then say it all," Kata Chad, "I will listen."
**
Avril Lavigne
Demi Lovato menemani Avril duduk di dekat area Skate Park, tempat dimana Avril selalu sendirian.
"Kau tahu seberapa kesalnya aku, Demi?" Tanya Avril dengan mata sendunya.
Demi mengusap punggung Avril, "Oh Avril, sudahlah. Kau masih punya kesempatan."
Avril terkekeh, "Bukan, Demi. Bukan karena aku kesal Hayley sudah memulai duluan," Matanya kembali sendu.
Demi menautkan alisnya, "Apa maksudmu, Avril?" Dia meraih kedua lengan Avril, "Ceritakan. Semuanya. Padaku."
Avril menatap Demi untuk sesaat, lalu mendesah, "Aku menyukai Tom sejak Ujian Kenaikan Kelas."
Demi menutup mulutnya terkejut, "Ya ampun, kenapa kau bisa menyukainya?"
Avril mendesah lagi, "Aku nggak tahu, memang kalau suka harus ada alasannya?"
Demi mendesah lalu memeluk Avril, "Oh, Avril, seandainya kau memberitahuku dari awal."
Avril mengangguk, dia menangis terisak, "Yes, Demi. It all seems to be wrong."
"No, no. It's okay Avril. Nothing's gonna be wrong," Demi melepas pelukannya dan mengusap air mata Avril, "You still have a chance, for anything."
"But there's Pierre, Demi! Pierre Bouvier. Just for your information, Demi, Pierre is getting closer to me!" Teriak Avril frustasi, dia menutup wajah dengan tangannya.
"Katakan padaku, bagaimana perasaanmu pada Pierre?" Demi menangkup wajah Avril.
**
Demi (Lovato) memutuskan untuk pulang karena Ibunya menelepon dengan nada tinggi dari sana. Dan tinggalah Avril sendiri, di area Skate Park. Karena sekarang masih jam 5 sore, Avril tetap akan menenangkan diri di sini.
Avril meraih skateboard di sampingnya, lalu mengendarainya, dia melakukan ollie untuk menuruni tangga lalu melakukan blackflip di areanya, tapi dia terjatuh karena tidak berhasil berdiri kembali di atas skateboard-nya.
Dia akhirnya berhenti, dan merebahkan tubuhnya di aspal Skate Park. Dia mengatur nafasnya yang menderu karena lelah. Sekarang sudah jam 8 malam, tidak ada orang lagi di sekolah. Avril sudah bisa menguasai blackflip dengan luka-luka dan memar di kaki dan tangan sebagai bayaran.
"Can you do it again?"
Avril sontak membuka kedua matanya, karena terkejut setengah mati oleh suara seseorang, dia refleks mendudukkan tubuhnya saat melihat Tom di atas area Skate Park, lebih jelasnya di atas area blackflip.
"Tom? Apa yang kau lakukan di sini?" []
---------------------------------------------------------
(A/N: Yang di sidebar/mulmed itu Tom DeLonge, guys. Pacar aku )
Leave a vomments my buddies!
Thanks for reading! Ilyasm!!
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Too Fabulous For You
FanfictionMusical Poet High School. Di sini cerita bermula. Mempertemukan dua gadis remaja yang sama-sama memiliki suara hebat, cantik, mahir memainkan alat musik. Mereka berdua sering dibanding-bandingkan oleh siswa lain, karena mereka berdua sudah menjadi d...