"Deryck?"
"Yeah, maaf sudah menabrakmu." Deryck menggaruk kepalanya canggung.
"Oh, tidak apa kok." Avril tersenyum, "Kalau begitu, sampai jumpa lagi."
"Avril!" Panggil Deryck yang menghentikan langkah Avril.
"Ya?" Avril menoleh.
Deryck mendekati Avril, "Apa kabarmu? Apa kau baik-baik saja?"
Avril mengerutkan keningnya, "Tentu saja."
"Aku hanya ingin minta maaf padamu. Ya meskipun aku sudah pernah mengatakannya, tapi kurasa itu nggak cukup."
"Oh, Deryck! Berhentilah! Itu sudah berlalu lama sekali, aku sudah melupakannya."
"Oke." Deryck menghela nafasnya. "Sampai jumpa, it's nice to meet you again."
"Oke, bye." Avril pergi meninggalkan Deryck tanpa senyuman. Oh dia hampir saja lupa kalau Deryck satu sekolahan dengannya.
Avril mengendarai skateboard-nya menuju halaman belakang. Saat tinggal satu belokan lagi untuk sampai, Pierre memanggil namanya.
"Ya ampun, ada apa lagi? Kenapa banyak sekali yang menahanku?" Avril menggerutu.
"Uh, maaf kalau aku menganggu, tapi, apa kau baik-baik saja?" Pierre menangkup kedua pipi Avril.
Avril menarik nafas dalam, "Ya ampun aku baik-baik saja!"
Pierre terkekeh, dan mengecup pipi Avril, "Oke aku akan ke kelas, bye!"
Yang benar saja. Avril mengangguk dan kembali berjalan menuju Skate Park.
**
"A second challenge, guys!"
Orang-orang menghentikan aktifitasnya dan mulai sibuk meninggalkan tempat mereka masing-masing setelah mendengar pengumuman.
Avril menghembuskan nafasnya dan tubuhnya terasa melemas. Kenapa sih terasa menyiksa begini? Dengan enggan dia berjalan meninggalkan Skate Park dan pergi ke tempat dimana tantangan kedua diberikan; Papan pengumuman.
Hayley sudah ada di sana sebelum Avril. Orang-orang sibuk dengan obrolannya masing-masing, dengan kata 'Tom DeLonge' di antara kalimatnya. Avril semakin bingung dan mulai menerobos masuk ke dalam kerumunan.
A Second Challenge
Make a Date with the most troublemaker in Musical Poet, and make him stop drinking.
The challenge is over in 10 days.
"Whoa, it's getting crazy, right?" Avril tertawa setelah membaca tantangan kedua.
"I am just getting crazy already." Hayley mendengus, "But I will be the winner for a second time. Everybody knew."
Avril tertawa kencang, "Oh you're a holy fuck. Don't dream too high!"
Hayley meraih kaus Avril di bagian leher dan mencengkramnya. "I AM NOT DREAMING YOU BITCH!"
"What the hell are you doing cocksucker?!" Avril mendorong Hayley sampai terhuyung-huyung.
Avril menghampiri Hayley dan hampir meninjunya tapi seseorang menahan lengannya, "Stop, Avril."
Suara dingin itu membekukkan Avril di tempat, dia menoleh dan hatinya berdegup dari lambat hingga mencapai kecematan maksimum.
Semua orang berhenti dengan aktifitasnya masing-masing dan memandang ke arah dimana Avril berdiri.
"Tom...?" Avril bertanya dengan nada bergetar.
Hayley di tahan oleh Jeremy dan Taylor York. Tapi dia berhenti meronta-ronta saat melihat Tom. Sial.
Tom melepaskan cengkramannya dan kata dia, "Aku nggak suka lihat orang berkelahi hanya karena memperebutkan satu orang. Kau jangan berpikir aku memberikan kesempatan yang lebih besar padamu."
Nampaknya Tom tidak mau terlalu banyak mengulur waktu dan berakting. Dia muncul dan secara langsung memberi tahu kalau dia tantangan kali ini. Dia lalu menantap Avril dan Hayley secara bergantian kemudian menghela nafas, "Baiklah, sampai jumpa!"
Hayley mengerjap-ngerjapkan matanya dan mendengus, dia menatap Avril sejenak, kemudian mulai berlalu, "Ayo Jeremy, Taylor. Kita masih punya kelas."
Sementara Avril hanya membalas tatapan Hayley datar, kemudian pandangannya kembali pada Tom yang berlalu di ujung lorong.
"Hey Avril!"
Avril tersentak dan mengerjap-ngerjapkan matanya menyesuaikan, "Uh, hey Demi! Kemana saja kau?!"
Demi Lovato datang dengan membawa dua tas belanja, "Uh, maafkan aku, seminggu ini aku nggak hadir karena ada show di Canada. Tapi tenang saja, aku bawakan oleh-oleh untukmu!"
"Hebat, kau nggak tahu apa yang sudah terjadi di sini." Avril menekuk wajahnya dan merebut dua tas belanjaan dari tangan Demi.
"Apapun yang terjadi, aku tahu itu pasti berita menyebalkan. Tapi, aku ingin tahu, ayo kita makan!" Demi merangkul Avril dan pergi menuju kantin. Avril menceritakan semuanya, dari hari pertama tantangan sampai Hayley yang memenangkannya di hari pemberian poin. Dan Demi memberikan respon tak percaya, tertawa, dan terkejut.
**
Hayley Williams"Aku nggak yakin kalau Tom akan bersikap baik, aku takut padanya. Aku nggak siap buat malu karena ditolak, yeah kedengaran seperti menyatakan cinta saja." Keluh Hayley pada Jeremy dan Taylor di kelas instruments.
"Ayolah Hayley! Kau bisa, jangan takut, sebelum Avril yang mulai duluan." Kata Taylor.
"Ah, dan kau ingat? Tadi Tom bilang 'sampai jumpa lagi!' bukankah itu berarti dia menanti kalian berdua untuk memulai?" Jelas Jeremy.
"Yeah, benar. Terus pertama harus bagaimana?" Tanya Hayley menggigit bibirnya.
"Hm," Taylor memutar bola matanya dan mengehentak-hentakkan kakinya pelan. "Apa ya?"
"Ah! Aku harus berhenti. Tidak mungkin aku kencan lagi, aku dengan Chad saja masih bertengkar!" Tukas Hayley.
"Nggak, Hays. Kalau sekarang kan Chad sudah tahu siapa yang akan dikencani." Kata Jeremy. "Menurutku, dengan membuatkan Tom minuman enak dan segar? Dengan begitu dia perlahan akan terbiasa buat nggak mabuk."
Hayley mengerutkan keningnya, "Masa?"[]
---------------------------------------------------------------
Biasakan untuk meninggalkan vote dan comment teman-teman.
thanks for reading and ilyasm!
oh and merry christmast untuk yang merayakan! :D
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Too Fabulous For You
FanfictionMusical Poet High School. Di sini cerita bermula. Mempertemukan dua gadis remaja yang sama-sama memiliki suara hebat, cantik, mahir memainkan alat musik. Mereka berdua sering dibanding-bandingkan oleh siswa lain, karena mereka berdua sudah menjadi d...