16. Skate Park (2)

123 17 8
                                    

"Tom? Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Avril.

Tom terkekeh dan duduk di ujung Area Blackflip, "Seharusnya aku yang bertanya," Katanya, "Apa yang kau lakukan di sini?"

Avril menggaruk kepalanya canggung, "Aku---aku, hanya kebablasan saja main di sini, tapi sekarang mau pulang kok, tenang saja, nggak perlu mengusirku."

Saat Avril membereskan barang-barangnya, Tom menautkan alisnya bingung, Kenapa dia bilang begitu?

"Apa yang kau maksud? Aku tak akan mengusirmu."

Avril menurunkan kembali tas selendangnya tetapi masih memeganginya, "Bukannya kau benci padaku?"

Apa yang dia pikirkan? Aku? Membencinya? Dapat teori dari mana dia? Tanya Tom dalam hati.

Sebelum Tom melontarkan kebingungannya, suara orang tua 41 tahun mengagetkan keduanya.

"Hey, Tom! Aku mau pulang sekarang, Skye sudah meneleponku." Teriak Mr. Mark seraya berjalan mendekati Tom.

"Yeah, kau duluan saja." Balas Tom.

"Tumben sekali, memangnya kau mau pulang na---" Mr. Mark berhenti di samping Tom dan terkejut melihat Avril di bawah sana, "Hey, apa yang kau lakukan di sini?"

Avril duduk menyilangkan kakinya, "Hey Mr. Mark, aku hanya kebablasan main di sini saja."

"Ini sudah malam! Aku kan sudah bilang harus pulang jika sudah malam!" Kata Mr. Mark menautkan kedua alisnya.

"Maaf, Mr. Mark," Lirih Avril, "Aku akan pulang sekarang."

"Ayolah Mark, kubilang kau duluan saja, aku ingin berbicara sebentar dengannya." Kata Tom.

Mr. Mark melihat mereka bergantian, kemudian mengangguk, "Oke, besok jangan terlambat!" Lalu dia pergi.

Sekarang hanya tinggal Avril dan Tom, mereka saling memandang untuk sesaat, lalu Tom menaikkan kedua alisnya, dia menghela nafas lalu turun menghampiri Avril.

Detakan jantung Avril berpacu, tapi dia tidak mau terlihat gugup, dia menghela nafas berat agar tidak gugup. Sampai Tom duduk di sampingnya, darahnya mendesir dengan cepat.

"Um," Tom memecah keheningan, "Aku nggak membencimu," Katanya, "Dan kenapa kau bisa mengira aku seperti itu?"

Avril menoleh padanya sesaat lalu menggigit bibirnya, "Karena ... Kejadian tadi pagi, kau bilang kau nggak memberikanku kesempatan lebih, lalu setiap aku di sekitarmu, kau seperti nggak mau melihatku."

Tom menoleh padaku dan tertawa, "Really? Ya ampun!"

"Kenapa kau tertawa?"

"Bukankah aku seperti itu pada semua orang? Dan, apa itu juga berarti aku membenci semua orang?" Tom menaikkan kedua alisnya.

Avril mengusap leher belakangnya, "Y-ya, aku yang salah menilaimu, maaf."

"Aku mempunyai banyak teman, tapi nggak dengan cewek," Katanya memandangi langit malam, "Kau tahu, mereka selalu menginginkanku sebagai pacar, bukan teman. Mereka membuatku gila."

"Aku banyak mempunyai teman cowok, dan aku nggak menginginkan mereka untuk menjadi pacarku." Avril tertawa.

"Ya, karena mereka kurang seksi dan ganteng sepertiku." Balas Tom tertawa.

Avril menggeleng kepalanya masih tertawa.

"Aku yang kau akan lakukan untuk menghentikanku?" Tanya Tom yang membuat Avril hampir tersedak ludahnya sendiri.

"Tom! Aku nggak tahu bagaimana cara menghentikanmu, tapi, kau masih bisa minum sesudah pulang sekolah, kan? Mr. Mark sudah memberikan kita kehebatan sekolah ini, dan kenapa kau nggak coba untuk berhenti, Tom? Mabuk itu jelas illegal." Jelas Avril.

Tom menghela nafas, "Aku sendiri nggak tahu cara menghentikannya, itu kenapa Mark melibatkan aku tahun ini."

Avril menggeser duduknya menghadap Tom, "Dengar Tom, aku tahu bagaimana rasanya kecanduan, tapi, setidaknya, bisakah kau tidak mabuk di sekolah? Kau masih bisa minum soda atau yang lainnya."

"Coba saja," Tom menoleh pada Avril, "Kalau ampuh."

"Pokoknya aku akan memeriksa loker dan tasmu setiap pagi."

"Terserah kau saja, kau nggak akan menemukanku."

"Yes I will." Jawab Avril mantap dan tersenyum pada Tom.

Tom mengangguk, "Oke deh," Dia berdiri lalu mengambil skateboard milik Avril di sampingnya, "Lihat ini."

Tom melakukan blackflip (melayang di udara dan membalikkan posisinya) yang membuat Avril terkagum-kagum dan, semakin---jatuh cinta pada cowok itu.

Hatinya memaksa untuk melakukan hal yang lebih pada Tom, tubuhnya memaksa untuk lari dan memeluk Tom, dan bibirnya menginginkan milik Tom untuk saling menempel. Tapi---tidak, Avril, dia akan membencimu untuk itu.

"Bagaimana tadi?" Tom bertanya.

"Keren! Kau harus mengajariku! Tapi, nggak sekarang, aku mau pulang. Mom pasti khawatir padaku." Avril berdiri dan terkekeh.

"Oh, oke. Akan aku antar," Kata Tom, dan meraih papan Avril, "Kebetulan Houston si penjaga sekolah punya sepeda motor yang nganggur, aku akan meminjamnya."

SERIUS NIH? TOM MENGANTARKU PULANG? Avril menjerit dalam hati. Wajahnya memerah, dia mengangguk.

Tom menaikki motor Vespa Matic milik Houston, "Ini," Dia menyerahkan papan skate Avril, "Aku nggak bisa memeganginya saat berkendara."

Avril meraihnya, lalu naik di belakang Tom, yang tentu saja membuat jantungnya berpacu cepat sekali. Dia mengapit skateboard di atas pahanya.

"Hold on." Perintah Tom membuat Avril melingkarkan tangannya pada pinggang cowok itu. []

--------------------------------------------------------------

TINGGALKAN. VOTE. DAN. KOMEN. PLEAAASEEE :"""(((

Thanks for reading and ilyaasm!!!

We Are Too Fabulous For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang