Hayley Williams
Hari ini Hayley memiliki jadwal di kelas instruments. Dia akan berkutat bersama sounds-system beserta kawan-kawannya di sana. Tentu saja, dia bersama Taylor dan Jeremy.
"Hayley, are you okay?" Tanya Jeremy hati-hati.
Hayley hanya menggeleng pelan, dia masih belum siap untuk menjalani setiap tantangan, dia tak mau terlihat bodoh dengan mengikuti keinginan orang lain.
"Tidak apa-apa, Hayley. Jangan khawatir, aku tahu ini bahkan lebih mudah daripada membuat sebuah konsep." Taylor merangkul Hayley.
"How about Chad? Bukankah dia juga memberimu dukungan, Hays?" Jeremy memeluk gitar-bassnya.
Hayley mengangguk pelan, "Yeah, tapi, aku tidak suka, aku tidak mau." Hayley menyunggingkan senyumnya, "Ah, ayolah! Kita disini berencana berkutat dengan musik, bukan?"
Jeremy dan Taylor tertawa singkat lalu kembali memainkan senjata mereka masing-masing.
Mereka bertiga tampak asyik memberi masukan satu sama lain, tentang bagaimana seharusnya instrumen agar terlihat pas dan masukan pada suara yang baiknya diambil Hayley pada lagu mereka. Ya, jika dibilang, kelas instruments ini bagian akhir dari pembuatan lagu mereka, yang kemudian masuk studio rekaman selama satu bulan.
Ada secercah ketakutan di dalam hati Hayley, bahwa dia akan kalah saing oleh Avril Lavigne..
******************
Bel sekolah berdering seperti jam weker, memberi tanda istirahat telah tiba.
Avril masih berkutat dengan kertas-kertas not balok dan yang lainnya di ruang tunggu rekaman. Ya, hari ini dia mulai masuk kelas rekaman. Dia mulai sibuk mempersiapkan semuanya.
Disisi lain, Hayley bersama Taylor dan Jeremy berjalan bersama menuju kantin. Hayley sudah ditunggu Chad, kekasihya di kantin.
"Panggilan kepada Hayley Williams dan Avril Lavigne untuk menemui Mr. Mark Hoppus di ruangannya. Terimakasih."
Suara itu berasal dari speakers di seluruh ruangan sekolah, tentu saja bersumber di ruang pengumuman.
Avril berhenti menulis sebuah koreksi-koreksi kecil pada kertasnya, lalu membereskannya ke dalam tas selendang hijau tuanya.
Ia berlari kecil menuju ruangan Mr. Mark.
Hayley melakukan hal yang sama, baru saja ia memasuki kantin, ia harus kembali membalikkan tubuhnya lalu bergegas pergi menuju ruangan Mr. Mark.
Hayley dan Avril bertemu di depan pintu ruangan Mr. Mark setelah berlari kecil dari arah yang berlawanan. Keduanya saling memandang, bingung harus berkata apa, Avril melirik pintu mengisyaratkan untuk masuk bersama-sama. Hayley menurut lalu mengetuk pintu.
"Masuk." Sahut suara Mr. Mark dari dalam.
Hayley membuka pintu dan masuk dengan perlahan melewati pintu, begitupun Avril.
Mr. Mark sedang memakan pizza berukuran besar sambil duduk menyamping di kursinya dengan kaki terlentang di atas meja kerjanya.
Hayley dan Avril menunggu di hadapan Mr. Mark.
Avril berniat untuk meminta tanda tangan dan berfoto bersama Mr. Mark setelah ini.
"Oh, duduklah." Mr. Mark menggigit potongan pizza terakhir di tangannya.
Mr. Mark masih mengunyah makanannya, lalu terdiam sejenak setelah menelannya.
"Uhm, jadi begini, aku senang kalian menjadi kandidat Ms. Fabulous tahun ini. Karena kalian berdua adalah seorang bintang rock." Mr. Mark memalingkan wajahnya pada Avril dan Hayley. "Tapi aku juga sedikit khawatir dengan tantangan yang diberikan para alumni kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Too Fabulous For You
FanfictionMusical Poet High School. Di sini cerita bermula. Mempertemukan dua gadis remaja yang sama-sama memiliki suara hebat, cantik, mahir memainkan alat musik. Mereka berdua sering dibanding-bandingkan oleh siswa lain, karena mereka berdua sudah menjadi d...