3. Basecamp

197 9 0
                                    

"Bahkan aku nggak bakal ngebiarin sepucuk duri menempel dan menyakiti tubuhnya."


Weekend menjadi kesempatan semua orang untuk berlibur, tak terkecuali bagi pelajar. Hari Sabtu dan Minggu tak jarang mereka manfaatkan untuk berjalan-jalan, berolahraga, hangout, dan masih banyak lagi.

Tak terkecuali Arka, ia tengah duduk memainkan game yang tengah hangat diperbincangkan belakangan ini. Ia tak sendiri, Arka bersama ketiga temannya di sebuah tempat yang mereka sebut sebagai basecamp.

"Eh sumpah, gue akhirnya ketemu ama cewek cantik." Tutur Rafa mengawali percakapan.

"B aja kali ah. Banyak noh cewek cantik di komplek perumahan gue." Ketus Raihan menanggapi pernyataan Rafa. Namun matanya masih tak berpaling dari handphonenya.

"Tapi kali ini istimewa." Ucap Rafa membuat ketiga temannya menoleh kepadanya, kecuali Arka. Ya, Rafa memang ahli mencairkan suasana dan tak lupa, ia sangat suka membuat orang lain penasaran.

"Istimewa gimana?" Tanya Andre penasaran.

"Seumur-umur gue hidup nih ye, cewek cantik yang gue temuin itu mayoritas otaknya nol besar, bro!" Tutur Rafa dengan penuh penekanan.

"Terus?"

"Kemaren gue ketemu cewek yang gue cari-cari selama ini. Cewek yang dapet nilai UN SMP tertinggi se-Jakarta tahun ini!" Seru Rafa dengan mata berbinar.

"Ryssa?" Tanya Andre sontak membuat Rafa terdiam.

"Kok lo tau?"

"Ya lo lupa kalo Andre punya adek?" Ketus Arka yang nampak mulai tertarik akan topik pembicaraan.

"Kan juga belum tentu itu adiknya Andre." Ucap Raihan mencoba membela Rafa.

"Dia adek gue. Ryssa Alycia kelas X IPA 2 SMA Pelita Bangsa." Tegas Andre membuat Rafa dan Raihan menganga tak percaya.

"Napa sih, ga percaya amat kalo dia adek gue. Logika aja ya, gue pinter, adek gue juga pinter lah." Tutur Andre seolah tak memiliki dosa.

"Bukti?"

Setelah mendengar satu kata dari Arka, Andre bergegas membuka layar ponsel lantas mencari fotonya dengan Ryssa kemudian menunjukkan kepada teman-temannya.

"Dia Ryssa?" Tanya Arka seolah kaget akan pernyataan Andre. Sementara Raihan dan Rafa masih membeo.

"Kurang bukti apalagi sih? Kalo nggak percaya ayo ikut ke rumah gue. Dia lagi rebah-rebahan nih pasti." Tukas Andre yang jengkel akan sifat temannya.

"Cantik." Ucap Arka lirih namun masih bisa didengar teman-temannya.

"Apa?" Sontak ketiganya berseru.

"Nggakpapa."

"Idih, lo suka ya, Ka?" Tuduh Rafa yang tentunya ditujukan kepada Arka.

"Nggak, gue cabut dulu." Potong Arka seraya meninggalkan basecamp.

"Dia beneran adek lo, Ndre?" Tanya Raihan yang langsung saja membuat Andre berdecak.

"Ya iya lah, kalo bege jangan dibawa-bawa atuh." Ketus Andre sambil memutar bola mata pertanda malas.

"Cantik banget, gue kemaren ketemu dia. Gue ajak kenalan eh dianya cuek gitu aja. Kampret emang." Tutur Rafa sambil memasang ekspresi menggelikan. Ralat. Tepatnya menjijikkan.

"Kayaknya Arka suka deh ama adek lo." Ucap Raihan yakin.

"Seriusan?"

"Ya, emang lo pernah ngeliat Arka sebegitu tertariknya sama cewek? Nasya yang sebegitu cantiknya aja dicuekin." Tegas Raihan membuat Andre berpikir keras. Sementara Rafa hanya diam mengikuti arah pikir Raihan.

"Tapi kapan coba mereka ketemunya?" Potong Rafa mulai serius dengan keadaan. Kini, mereka bertiga saling memandang satu sama lain.

"Gue inget gue inget!" Seru Andre membuat Raihan dan Rafa berjingat.

"Sans aja kali ah! Berdebar-debar nih jantung gue!" Ketus Rafa dengan tangan memegangi dada sebelah kirinya.

"Apakah kamu jatuh cinta kepada saya?" Tutur Andre yang mulai melantur dengan mata berbinar.

"Bisa nggak sih kalian tuh serius?" Ketus Raihan dengan nada datar namun wajahnya tetap serius. Sontak Rafa dan Andre terdiam.

"Inget, masih ada Vero. Tadi malem, Ryssa cerita kalo Vero mulai ngedeketin dia. Dia ketemu ama Vero kemaren siang di perpus. Diajak kenalan gitu, bisa jadi juga tadi pagi udah chattingan." Ucap Andre panjang kali lebar.

"Vero lagi! Brengsek emang! Ndre, jangan sampe adek lo jadi korbannya Vero yang selanjutnya." Tukas Raihan, nampak darahnya sudah mendidih. Ia memang selalu sensitif jika itu sudah menyangkut soal Vero.

"Oh jadi gitu!" Potong Rafa sebelum Andre akan berbicara.

"Apaan?"

"Kemaren gue liat Arka keluar dari perpus, habis itu gue liat Ryssa yang keluar dari perpus. Mungkin itu tempat mereka ketemu." Jelas Rafa panjang lebar membuat Raihan dan Andre mengangguk paham.

"Masuk akal sih. Tapi, apa iya Arka harus bersaing lagi sama si Vero?" Tutur Raihan bertanya-tanya.

"Ndre, jangan sampe Ryssa jatuh ke Vero. Dia bakal cuma nyakitin Ryssa aja." Ucap Rafa dengan penuh penekanan di setiap katanya.

"Bahkan gue nggak bakal ngebiarin Ryssa jatuh ke pelukan Arka." Tukas Andre seraya tersenyum tipis. Ia bangkit hendak meninggalkan basecamp.

"Kenapa? Nggak suka lo liat Arka bahagia?"

"Apa lo nggak bisa liat sinar kebahagiaan di mata Arka waktu dia tau kalo cewek yang bareng lo itu Ryssa?" Sambung Raihan mengikuti kedua temannya yang kini sudah berdiri.

"Gue tau itu semua. Tapi gue juga tau kalo Arka nggak pernah tertarik sama cewek manapun!" Ucapnya sembari menggebrak meja.

"Kalo Nasya yang lebih cantik dari Ryssa aja dia tolak mentah-mentah, gimana sama Ryssa yang nggak lebih cantik dari Nasya?!" Sambung Andre dengan mata tajamnya menatap manik mata milik kedua temannya. 

"Gue kakaknya Ryssa, gue juga pengen yang terbaik buat dia. Gue pengen dia nemuin cintanya, cintanya setelah Boy!" Tukasnya sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Tapi nggak buat Arka, Vero maupun semua temen-temennya. Kalian berasal dari keluarga berada, sedangkan kami?" Tegas Andre dengan penuh tenaga.

"Ndre, jangan egois." Tutur Raihan lembut namun penuh penekanan di setiap katanya.

Kini Andre berjalan meninggalkan basecamp. Ia membiarkan kedua temannya menatapnya penuh tanda tanya.

"Gue bakal biarin adek gue deket atau bahkan jadian sama Arka." Ucap Andre kepada kedua temannya sebelum meninggalkan tempat.

Kemudian Andre beebalik menghadap teman-temannya.

"Tapi kalo sampe Arka bikin Ryssa sakit hati, Danger Geng taruhannya!" Ketus Andre kemudian pergi meninggalkan basecamp.

Sementara Raihan dan Rafa hanya bisa bertukar tatap memikirkan keadaan yang terjadi.

Tbc.

My ArkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang