9. Pemaksaan

170 7 0
                                    

"Eh eh itu kan Danger Geng sama Dark Shine!"

"Kok bareng sih?"

"Kak Arka sama Kak Vero gantengnya kalo akur!"

"Nikolas buat aku aja ya!"

"Duh, my lovely ketos!"

"My Basketball Captain!"

"My sweet hacker!"

"My cute boyfriend!"

"The ice prince!"

"Semuanya pacar gue saoloh!"

Kira-kira begitu orang-orang membicarakan Danger Shine yang baru. Kaget. Kagum. Kaget karena dulu mereka adalah rival yang sangat terkenal di sekolah maupun di kota. Kagum karena tidak ada istilah buruk di geng mereka. Tampan. Pandai. Populer.

Sayangnya anggota Danger Shine tidak lengkap. Tentunya Andre dan Bara. Mereka sudah kuliah. Di universitas yang sama namun fakultas yang berbeda. Andre ada di fakultas kedokteran. Sedangkan Bara di fakultas ekonomi dan bisnis.

Mereka berenam berhenti di tengah-tengah koridor kelas 11. Mereka akan berpisah di sini. Rafa dan Nikolas ada di kelas X IPA 3 yang mengarah ke kanan. Fajar dan Alvero di kelas XI IPS 1 yang ada di lantai dua. Sedangkan Arka dan Raihan mengarah ke kanan di kelas X1 IPA 3.

"Lo ngapain berhenti?" Tanya Raihan kepada Arka yang berhenti di depan kelas X IPA 2.

"Lo duluan aja, gue ada urusan." Jawabnya seraya mengedipkan sebelah matanya kepada Raihan. Kebetulan Rafa dan Nikolas sudah memasuki kelasnya sedari tadi, mau mengerjakan PR katanya.

"Good luck, bro!"

Lalu dengan langkah santai ia memasuki kelas tersebut dan langsung melaksanakan niatnya.

Seisi ruangan diam. Tak ada yang bicara. Semua memperhatikan Arka yang menuju ke arah belakang yang diduduki gadis berambut hitam digerai.

"Nanti pulang sama gue. Gak ada penolakan, gue bakal kasih tau semua orang kalo lo itu pacar gue kalo lo masih berani nolak." Ujar Arka dengan penuh penekanan di setiap katanya lalu melenggang pergi.

Keadaan kelas masih diam. Tak ada yang menyadari keadaan. Masih terpaku di tempat. Antara percaya atau tidak. Baru kali ini Arka berbicara panjang lebar kepada seseorang.

"Gila! Beruntung banget lo Rys! Gue mah ga bisa nolak kalo kaya gitu!" Tutur Tania lalu tertawa terbahak-bahak bersama geng cabenya.

"Ih itu orang apaan sih! Ganteng sih ganteng, tapi pemaksa banget jadi cowok!" Ucap Ryssa geram karena tingkah Arka.

"Gitu-gitu juga lo suka kan?" Cicit Siska lirih namun Ryssa masih bisa mendengarnya.

Brakk.....

"Nggak ya!" Bantah Ryssa sembari menggebrak meja.

"Ya terserah." Cibir Siska lalu melanjutkan mengerjakan tugas.

Sementara Ryssa hanyut bersama pikirannya tentang Ryssa dan malam itu.

---

"Gimana?"

"Gue paksa dia buat pulang bareng gue dengan ancaman tentunya. Kalo nggak gitu dia mah ga bakal mau." Tutur Arka sambil mengeluarkan buku pelajaran pagi ini.

"Parah!"

"Kenapa sih Rai?"

"Pelajarannya Pak Rozak!"

My ArkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang