10. Kedai Eskrim dan Petuah

141 6 0
                                    

"Cielah yang dianterin balik sama Arka!" Teriak Andre yang baru memasuki ruang makan.

"Apa sih Kak!" Sangkal Ryssa yang tidak teirma akan perkataan Andre.

"Arka siapa, Ndre?" Tanya Pak Anto yang sejak tadi menyimak pembicaraan anaknya yang sudah remaja.

"Arka anaknya Pak Widjaya itu loh, Pah." Sahut Bu Lastri. Sementara Ryssa hanya tersipu malu.

"Kamu pacaran?"

"Nggak, Pah." Tutur Ryssa spontan sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Terus?"

"Deket aja!" Tutur Ryssa dan Andre bersamaan.

"Ih Kakak! Mah, Pah, aku sama Kak Arka itu nggak ada apa-apa. Beneran deh! Sure!" Tegasnya lagi kepada Mamah dan Papahnya.

"Vero?"

"Kok Vero sih, Kak?!"

"Oh, ya berarti Arka." Ucap Andre santai.

"Tauk ah, gelap!"

"Tuh, Mah, Pah, gadismu itu udah gede. Udah main cinta-cintaan aja!" Sambung Andre lagi.

"Udah lah Ndre. Biarin aja, namanya juga anak SMA. Kayak kamu nggak pernah SMA aja." Ujar Bu Lastri kepada Andre.

"Arka itu baik. Tapi kamu harus tau, dia dari keluarga terpandang di Jakarta. Sedangkan kamu itu apa? Sebaiknya antisipasi dulu daripada nanti kamu sakit hati." Tegas Pak Anto kepada Ryssa yang hanya dibalas anggukan olehnya.

Seketika wajah Ryssa dan Andre menjadi murung.

"Kalian hanya berasal dari keluarga berkecukupan, berbeda dengan Arka, Vero, dan teman-teman Andre itu. Jadi, cukup kalian cari seseorang yang sederhana saja. Carilah seseorang yang bisa menerima kalian apa adanya, bukan cuma pasangan kalian, tetapi keluarganya juga." Sambungnya lalu memakan makanannya.

Suasana ruang makan hening setelah Pak Anto menasihati anaknya. Hening berlangsung hingga makan malam berakhir. Lalu setiap orang kembali ke kamar masing-masing.

Ryssa memasuki kamarnya dan tidur di atas ranjang Queen Size miliknya. Menatap langit-langit kamar, kemudian memejamkan matanya yang terasa berat sambil membayangkan rumitnya hari ini.

Di satu sisi, ia sangat bahagia karena Arka telah mengajaknya berjalan-jalan hari ini dan mentraktirnya. Bukan harga menunya yang ia senangi, tetapi sifat Arka yang menjadi sangat periang saat bersamanya. Hal yang sangat berbeda jauh dengan Arka yang terdengar dingin saat di sekolah.

Ryssa juga dibingungkan dengan raut wajah Vero yang berubah menjadi murung ketika melihatnya dengan di seberang jalan tengah memperhatikan Ryssa dan Arka di kedai eskrim. Lalu saat ia membuka Line, terdapat banyak notifikasi Line dari Vero yang menyatakan bahwa Vero ingin mengajak Ryssa pulang bersama besok.

Lalu saat ia sudah diterbangkan setinggi langit oleh Arka, ia seolah-olah jatuh ke perut bumi oleh perkataan Ayahnya.

Terbang setinggi langit. Siapapun yang ada di posisinya tadi pasti akan merasakan hal yang sama. Mengingat bahwa Arka adalah siswa ter famous dari sekolahnya, juga Ketua OSIS dan memiliki paras yang bisa dikatakan terlalu tampan.

Flashback on.

"Lo mau pesen apa?" Tanya Arka yang memperhatikan Ryssa lekat.

"Mmm, rasa vanilla sama greentea aja. Porsi besar ya, Kak?"

"Hm."

"Yang ikhlas kalo jawab!"

"Iya, Ryssa." Ucapnya dengan muka yang dibuat sok manis.

My ArkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang