Hiks..... hiks...... hiks
Suara tangisan terdengar di ruang UKS. Kini mereka ada di ruang UKS, mengobati bibir Ryssa yang tadi mengeluarkan darah, juga beberapa bagian wajahnya yang tampak lebam.
"Gu-gue minta ma-maaf, Rys. Ini semua ulah kakak gue." Tutur Lina yang masih terisak, ia bahkan baru mengetahui bahwa Nasya, kakak sialannya tersebut telah melakukan bully kepada sahabatnya sendiri.
Sementara Ryssa sedari tadi hanya diam dan menatap sekelilingnya. Ia masih syok akan bully tadi. Ke mana teman-temannya saat ia dibully tadi? Entahlah, rasanya ia ingin marah.
"Ryssa, maaf gue tadi nggak bisa jagain lo di sekolah. Maaf, jangan marah, ya? Habis ini gue bakal selalu ada kok buat lo." Ucap Vero dengan lembut sembari mengusap lembut rambut Ryssa yang terurai.
Ryssa diam. Ia hanya ingin diam. "Dek, Kakak tau kamu masih marah sama kita karena kita nggak ada waktu kamu dibully, pasti kamu mikir kenapa temen-temen kamu nggak ada? Padahal kan kalian masih satu sekolah. Itu semua ada penyebabnya, Rys. Lo nggak boleh egois gini. Dengerin dulu penjelasannya, tunggu Arka sama Raihan dulu. Dia lagi ngurusin tiga orang tadi. Jadi, jangan pernah diemin kita." Andre berusaha menjelaskan keadaan kepada Ryssa dengan penuh penegasan.
"Nggak mau." Lirihnya saat sesuap nasi disodorkan Vero ke mulut Ryssa. "Tapi lo harus makan, Ryssa." Bujuk Vero yang masih kekeuh menyodorkan nasi ke mulut Ryssa.
Andre dan Bara sudah kembali ke kampus karena ada urusan penting di sana. Sementara Nikolas pergi keluar tanpa alasan yang jelas, raut mukanya seperti, marah?
Kini hanya ada Ryssa, Lina, Fajar, Vero, Siska, dan Rafa di ruang UKS. Keadaan sunyi karena tak ada yang berniat membuka pembicaraan. Hingga suara pintu yang terbuka terdengar.
"Sorry lama." Ucap Arka singkat setelah masuk dan duduk di sebelah ranjang tempat Ryssa berbaring.
"Jelasin kejadiannya ke aku, Kak." Tukas Ryssa langsung ke intinya.
Arka menatap Fajar, Vero, dan Rafa bergantian. Sementara yang ditatap hanya mengangguk seperti mengode Arka untuk menjelaskan semuanya. Buktinya Arka duduk di sebelah Vero.
"Gue tadi calling semua geng Danger Shine sama dua sahabat lo, Lina sama Siska." Arka berhenti sejenak sebelum melanjutkan penjelasannya. Raut mukanya tenang seolah tidak terjadi apa-apa. Seisi ruangan juga hening, kecuali Ryssa yang mencerca Arka dengan pertanyaan.
"Kenapa cuma Lina sama Siska?"
"Ryssa nggak Kakak anggep temen?"
"Kenapa harus waktu jam istirahat, sih?"
"Kan Kakak punya janji sama Ryssa!"
"Ryssa, diem dulu." Kini Vero yang bertindak, ia menyuruh Ryssa diam dengan ucapan serta jarinya yang menempel lurus di depan bibir Ryssa.
Ryssa diam terpaku ke dalam tatapan mata warna hazel milik Vero. Arka memutar bola mata jengah. Sementara Siska mendadak keluar, diikuti Lina sembari melirik ke arah Ryssa seperti berusaha menjelaskan sesuatu yang tidak Ryssa mengerti.
"Udah kek! Jadi nggak ngejelasinnya?" Tutur makhluk tampan sebelah Vero yang mulai panas melihat keadaan.
"Jadi lah!"
"Ya udah, dengerin makanya!"
Flashback on
Arka dan Raihan sedang bermalas-malasan mengikuti pelajaran Biologi di kelas. Terlalu banyak istilah di sana yang membuat mereka bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Arka
Teen FictionRyssa Alycia, gadis cantik nan sopan yang lugu. Ia tak menampik ketampanan seorang Arka Adriansyah Widjaya, sahabat Kakaknya. Pertemuan singkat di perpustakaan antara dia, Arka, dan Alvero kemudian mengantarkan mereka ke titik yang lebih jauh. Di sa...