"smile that i want to see everyday"

144 17 0
                                    

Dengan ruangan yang penuh pencahayaan sinar matahari itu Jaemin hidup selama 3 tahun dengan perasaan yang mungkin bisa di bilang nyaman untuk seseorang seperti Jaemin.

Pria itu duduk di sudut jendela yang sangat besar pada ruangannya. Ia membalik beberapa lembar buku yang ia pegang, benar Jaemin sedang membaca.

Sesekali ia tertawa dan sesekali dia menitikan air matanya. Dia sangat menyukai buku itu, dimana ia menghabiskan hari-harinya dengan membaca buku favoritnya. 

"Jaemin," panggil Jeno di balik pintu. Ia hendak masuk namun, seperti takut menganggu pemilik ruangan itu.
Jaemin menoleh sebentar dengan tatapan dinginnya.
Seharusnya Jeno mengerti, tapi ia memilih untuk masuk saja.

"Aku tidak ingin menganggumu. Tapi, kau harus tau ini." katanya.

"Kak Chanyeol. Semoga kau tidak lupa, hmm..wanita yang semalam kau lempar dengan vas. Dia adik kak Chanyeol." ujar Jeno menatap Jaemin yang enggan menatapnya.

"Pergi Jeno." ujar Jaemin sarkas.

"Baik aku akan pergi, jangan lupa makan sarapanmu." Jeno berpaling, mau tidak mau dia harus mengikuti perintah Jaemin. jika tidak, hal yang tidak ia inginkan akan terjadi.

"Aku akan memperkenalkannya padamu." ujarnya sebelum benar-benar menutup pintu ruangan Jaemin.

♡♡♡♡♡♡

pagi ini memang berbeda dari sebelumnya. Ya berbeda, sangat berbeda. Di mana Mama, Papa, Jisung mulai memberikan perhatiannya kepadaku karena luka di tanganku.

aku fikir ini lebih rusuh dari hari biasanya. Dimana sekarang Papa dan Mama juga memperlakukanku seperti anak kecil, apa karena aku anak wanita satu-satunya?
Aku sangat suka tapi, ayolah ini berlebihan untuk luka kecil di lenganku.

"Papa siapin kotak P3K kecil untukmu ya Jee," ujar Papa membelai pelan pucuk kepalaku dan bergegas mengambil benda yang di sebutkan.

"Eh, gak usah Pa. Disana juga ada UKS kok." balasku tersenyum sembari menahan lengan besar Papa.

"Kaak Jee Ya, pleasee jangan terlukaa. Disana banyak yang bisa buat kakak luka gini ya??" -Jisung, dia menangis memegangi lenganku.

"Icccuung, apaan sihh.. Kakak baik-baik aja.. Ayolah ini luka biasa." Balasku menyentil jidat Jisung pelan.

"Pokokny Mama harus terima laporan dari Mark tentang kamu disana.." Mama mulai mengambil hpnya. Dia benar-benar ingin menelfon Mark.

Jangan tanya kak Chanyeol. Dia terkekeh dari tadi melihatku di perlakukan seperti itu.
Tapi pagi ini, aku harus bersyukur karena luka di lenganku, aku bisa merasakan hangatnya berada di tengah keluarga kecil yang harmonis.

♡♡♡♡♡♡

"Jee Ya.."

Mark. Teriakannya membuat gadis kecil di samping ku terkejut dan menutup telinganya.
Dia menghampiriku dan

Ppllaaaakkk

Mark mendapat pukulan kepala dari Yeri. Sedangkan aku menenangkan gadis kecil di sebelahku. Ia tampak ketakutan karena teriakan Mark.

"Lo sadar wilayah gak sih Mark. Teriak-teriak di kira rumah sendiri aja.." kesal Yeri.

"Oowwhh.. I'm so sorry, gue gak bermaksuudd.." ia mengatupkan kedua telapak tangannya saat sadar gadis di samping ku menyembunyikan wajahnya di pelukanku.

FIREFLIES - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang