Chanyeol tau, Jisung baru saja kehilangan seseorang yang dia cintai. Jee Ya menelfon setelah dari makam kemarin. Pria bertubuh jangkung itu pun tidak pernah menyangka, adiknya akan mengalami hal pahit dan menyakitkan di masa mudanya.
Sudah 10 menit berlalu sejak ia berdiri di ambang pintu melihat Jisung yang menatap lembaran foto di tangannya. Chanyeol menatapnya sendu, ia tau Jisung sangat ingin menangis, tapi entah kenapa adiknya itu lebih memilih menjadi pria sejati yang tidak akan menangisi takdir pahit yang di hadapinya.
"Oohh.. Kak Chanyeol.." Jisung bergegas memasukan foto di bawah bantalnya, saat menyadari Chanyeol yang berjalan mendekatinya.
"Cepet ganti bajuu..."
"Kemana emang???"
"Jemput Jee Ya.."
"Kebetulan, Ichung mau ketemu kak Jaemin.."Jisung bersikap ceria seperti biasa, Chanyeol tidak pernah mengira adik bungsunya bisa seceria ini setelah kehilangan seseorang. Jisung masih terlalu kecil, tapi ia memiliki sifat dewasa yang jarang dimiliki anak seumuran Jisung.
__"Chung, lo ada tujuan lain???"
"Gak ada,, pengen ketemu kak Jaemin.." balas Jisung menegakkan duduknya.
"Pengen banget ya ketemu dia, jangan bilang lo gak sayang lagi ya sama kakak.." rengek Chanyeol, menoleh sekilas ke adik bungsunya itu.
"Kak, jangan mulai please.." Chanyeol tertawa mendengar jawaban Jisung. Mungkin ia berfikir yang harus bersikap seperti itu hanya si bungsu. Dia sudah dewasa, umurnya sudah tidak tepat untuk melakukan hal-hal yang berbau kekanakkan.Jisung menatap keluar jendela, ia membuka sedikit kaca mobilnya. "Kak Chan, disitu kak Jaemin nolongin aku." Chanyeol melihat ke tempat yang di tunjuk Jisung, hanya sebentar karena ia harus fokus pada jalannya. "Seriiuss??? Lagian kenapa lo gak mau di jemput." Chanyeol tidak tau, apa yang salah dari pertanyaannya sehingga membuat raut wajah Jisung berubah. Raut wajah yang sama saat ia memandangi selembaran foto di kamarnya. "Lah napa murung??"
Jisung menggeleng sebagai jawaban. Kemudian dia tersenyum tipis pada jari yang ia mainkan."Jangan di sembunyiin lagi, kak sudah tau semua.."
Final Chanyeol. Ia sempat membuat Jisung kaget dan menoleh cepat kepada si sulung. Jisung hanya bungkam, dia masih tidak tau apa yabg harus ia katakan lagi. Fikirnya dia tidak ingin mengingat apapun yang menyakitkan lagi..
."Gue mau minta maaf.." dia banyak berfikir sebelum akbirnya bisa duduk di depan Jeno seperti sekarang dan terlebih dengan kata maaf yang terucap dari bibirnya. Secara langsung pria itu mengakui dirinya bahwa ia bersalah.
"Akui semuanya kak Yuta. Walaupun Jaemin akan senang dan sedih di waktu yang bersamaan."
"Dia akan senang akan kedatanganmu, dan sedih atas kebenaran yang sesungguhnya." Bagaimanapun Jeno ingin Jaemin tau kenyataan yang sebenarnya. Jeno hanya tidak ingin Jaemin selalu menyalahkan dirinya sendiri atas kematian gadisnya terdahulu.Meski ia tau, kondisi Jaemin kian membaik, terlebih Jee Ya sudah menjadi kekasih Jaemin saat ini. Jaemin pasti bisa menerima kenyataan yang akan Yuta ungkapkan nanti. Dan baginya, Jaemin sosok penyayang dan mudah memaafkan siapapun.
"Dia sudah membenciku sejak kematian Ayah dan Bunda." Pungkas Yuta, ia menurunkan pandangannya. Kini tampak sebuah penyesalan.
"Dia tidak benar-benar melakukannya. Harusnya kau beruntung, dia lahir sebagai saudaramu." Ujar Jeno sebelum ia berdiri hendak pamit dari hadapan yang lebih tua. "Datang saja, dia merindukanmu." Sambung Jeno sebelum ia benar-benar pergi dari pandangan Yuta.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIREFLIES - [END]
Teen Fiction"Dari banyaknya kekuranganku maka, memilikimu dalam hidupku adalah kelebihanku" "Maka kamu adalah sebuah keajaiban, Yang mampu merangkum semua makna hidupku dengan sesuatu yang kau sebut itu Cinta" Start 19 juli 2019. End 12 juli 2020 💚