No Longer

81 12 0
                                    

Happy Readiinngg
.
.
.

"Aku rasa, kau tidak harus seperti ini lagii.."

wanita itu memberikan secangkir kopi pada pria di hadapannya. Wajahnya tampak memelas dengan pakaian yang agak lusuh. "Terimakasih.." ujarnya lalu menyirup kopi itu perlahan.

"Dia mengetahui semuanya. Tapi, anak itu tidak mengatakan yang sebenarnya pada Jaemin." Yuta meletakkan cangkir kopinya dan menatap kepulan asap yang masih terlihat samar.

"Lalu menurutmu, kenapa dia tidak menceritakannya??" wanita itu melipatkan kedua tangannya di atas meja, ia menatap lekat Yuta. Wajahnya tampak serius membuat Yuta juga menatapnya tajam. "Jangan berikan aku tatapan seperti itu." ketusnya. Gadis itu hanya mendecak kesal dan memukul pelan mejanya.

"Yutaa..." panggillnyaa..
"Tzuyu, jika kau tidak ingin bersamaku lagi, aku berikan kau kebebasan sekarangg.." gadis itu hanya menghela nafas kasar, kini ia menatap lekat pria di hadapannya, pria yang berstatus kekasihnya itu.

"Jaemin mungkin sudah membencimu sejak saat itu, ck, kau tidak hanya membuatmu kehilangan semuanya, tapi kau juga hampir merebut seluruh hidup Jaemin. Anak itu hampir sekarat, setelah kau merebut wanitaa yang dia sukai, sekarang kau bahkan menghilangkan kedua orang tuamu. Keadilan?? Keadillan Yuta.. semua ini keadilan untukmu. Inilah yang kau inginkan.." jelas Tzuyu panjang lebar, dengan nada yang sedikit menekan. Yuta hanya menatapnya dalam diam, ia mencerna baik perkataan kekasihnya itu.

Tzuyu membuatnya kembali mengingat kilasan balik dirinya dan Jaemin, sang adik. Betapa kejamnya seorang Na Yuta pada bocah bernama Jaemin yang selalu baik padanya, yang selalu memberikan perhatiannya pada sang kakak. Bukan, lebih tepatnya mungkin Jaemin benar-benar membutuhkan perhatian dari sang kakak.

Namun, Yuta tetaplah Yuta. Ia adalah kakak yang buruk untuk Na Jaemin. Yuta selalu membiarkan keegoisannya menang. Membenci Jaemin sudah seperti kewajibannya, terlebih Ayah dan Bundanya yang lebih menyayangi Jaemin.

Yuta sendiri tidak mengingat bagaimana ia tumbuh dengan rasa dendam yang mendalam pada Na Jaemin. Keiinginan untuk mencelakai Jaemin selalu muncul dimanapun ia mengingat sang adik.

Yuta penyebab kekacauan Jaemin selama ini. Yutalah yang merenggut wanita yang Jaemin cintai saat ia mencoba mencelakai Jaemin dengan motornya. Jaemin mungkin membencinya sekarang, tapi bukan untuk kehilangan wanita itu.
Melainkan kehilangan kedua orang tuanya.

Jaemin, pria itu belum mengetahui yang sebenarnya.

Tzuyu mengebrak meja sekali lagi, menyadarkan Yuta dari kenangan masa lalunya. "Kau tau, aku bertahan untuk menyadarkanmu Yuta." Pria itu tercekat, sekali lagi dia hanya bisa diam menatap kepergian wanitanya. Kini ia bertarung sendiri dengan pemikirannya.

.
.
.

"Ambillah, baca saat kau luang." Jaemin memberikan novelnya padaku. Buku setebal ini, aku menatap buku itu lama. Apa iyaa buku setebal ini tidak membosankan. Perlu di ingat, aku bukanlah Jaemin yang luar biasa kemampuannya.

"Ceritanya tidak membosankan..baca saja dulu.." astaga, sepertinya aku harus berhati-hati jika dekat dengan Jaemin. Pria ini bisa membaca fikiran seseorang. Uwhh..

Aku tersenyum masam, buku ini benar-benar tebal. Catatlah, Jaemin pasti belajar banyak hal cinta dari kisah romansa buku ini.

"Mau sampai kapan disini?? Ayo cepat." Renjun menghampiriku. Jangan lupakan dia yang mengantarku dan juga akan memberi tumpangan untukku pulang.

Lagi-lagi dia selalu menampakan bahwa tidak menyukai seorang Na Jaemin. "Hahah.. dia keliatan lelah kann.." ujarku pada Jaemin. Aku hanya tidak ingin pria itu sadar atas sikap dingin Renjun padanya.

FIREFLIES - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang