Pada kenyataannya, kita memang tidak bisa terhindar dari apa yang sudah menjadi takdir Tuhan.
. . .
Happy Reading. . .
.
.Jaemin menyeka air matanya. Rasanya dia tidak ingin menangis lagi, dia ingin tertawa seperti rasa bahagianya saat ini. Ia tersenyum sepanjang ia melihat sudut ruangan itu penuh dengan gambar dirinya dan orang-orang terdekatnya.
Di tambah lagi lantai dua yang di desain serupa dengan kamar Jaemin sebelumnya. Jendela kaca yang besar dengan pemandangan fireflies garden dan foto Jaemin Jee Ya yang terlihat sangat bahagia.
Membuat Jee Ya sesegukan melihat ruangan sederhana ini jadi terlihat sangat cantik. Ia sudah meremat ujung baju Jaemin saat pertama melihatnya dan menangis di pundak sang kekasih.
Jeno akui ia mengambil foto itu diam-diam. Ia juga yang memberi inspirasi untuk kamar yang akan Jaemin tempati bersama Jee Yaa setelah menikah nanti.
"Ck, jangan cengeng. Aku tidak tau betapa repotnya Jaemin karena kau mudah menangis.." Celetuk Irene, Jee Ya menoleh, seketika menyadari perbuatannya pada wanita yang sedang hamil itu.
Greeb...
"Yakk.. Kenapa kau memelukku.." Irene memukul punggung Jee Ya yang tiba-tiba memeluknya.
"Terimakasih Mi... Maaf..." Lirihnya.
Irene tertawa kecil, perlahan membalas pelukan Jee Ya.
"Kak Jee sadar, dia punya banyak dosa sama Mami Irene.." Cerca Jisung membuat yang lain tertawa. Kakaknya itu memang terkadang lebih kekanakan daripada sang adik.
Jee Ya semakin menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher Irene.
"Aku pastikan, tidak ada yang membuatnya menangis.." Sambung Jaemin. Memeluk kedua wanita yang saling berpelukan itu.
• • • • • • •
Hujan mulai menyapa, namun kini hanya gerimis menyisakan bekas deras yang sudah jatuh sebelumnya.
Menghirup aroma tanah yang di bumbui air hujan memang memberi rileksasi sejenak. Perlahan ia tersenyum sembari menatap sang langit, membiarkan rintik air hujan menerpa kulitnya yang halus dan putih.
Hari ini kampus mulai di sibukkan dengan persiapan anniversary, walau tidak ada jadwal kelas yang padat. Jee Ya tetap hadir membantu persiapan pensi kampus tahun ini. Yah, dia sedikit lelah.
Beberapa menit lalu, ia menghubungi Jaemin sekedar bertanya Jaemin sedang apa, meski ia tau pria itu kini sibuk bekerja. Dia rindu, namun tidak ingin menganggu Jaemin dengan kedatangannya nanti.
Dan berakhir dengan dirinya yang memutuskan menolak ajakan Yeri juga Wendy yang memberinya tumpangan untuk pulang dengan alasan sudah lama ia tidak berjalan dan menikmati sisa hujan seperti ini.
Dan berharap, suatu saat ia bisa berjalan berdua dengan Jaemin di bawah hujan seperti pasangan lainnya. Itu romantis baginya. Tentu saja, wanita memang selalu suka hal seperti itu.
Tiinnttt.....
"Sakit tau rasa loo.."
Jee Ya tidak terkejut lagi. Itu Renjun, menghentikan mobilnya dengan tujuan yang sudah bisa di tebak.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIREFLIES - [END]
Teen Fiction"Dari banyaknya kekuranganku maka, memilikimu dalam hidupku adalah kelebihanku" "Maka kamu adalah sebuah keajaiban, Yang mampu merangkum semua makna hidupku dengan sesuatu yang kau sebut itu Cinta" Start 19 juli 2019. End 12 juli 2020 💚