Will You??

70 11 0
                                    

Bbrrakkkk....

"Kaggeettttt aanjjiirr.."

"Kaakk Jee..."

"maaf chungg, gak berniat ngagetin lo.."

"Napa lagii ellaaaahh..."

Tau siapa yang di maksud, Chanyeol mengehela nafas dan mengusap wajahnya pasrah. Pria bertubuh jangkung itu berdiri untuk menghadap adik keduanya, setelah menggebrak meja cukup keras dan tatapan yang menuntut.

Chanyeol mempoutkan bibirnya, bahkan dia tau sekesal apapun Jee Ya dia tetap bertingkah konyol. Jisung yang sedari tadi memainkan senar gitar itu  hanya menggeleng dan memutar bola matanya malas, drama baru akan di mulai fikirnya namun ia sama sekali tidak memalingkan wajahnya dari gitar di pelukannya.

"Udah dua minggu ternyata,, kenapa harus sembunyi-sembunyii..." seru Jee Ya. Sang kakak melotot, guratan di dahinya semakin jelas sebelum ia faham ke mana arah pembicaraan adiknya.

"Hhoo, Ichung tau.. Kak Wendyy kan?? Haha"

"Jadi, lo tau??? Kenapa aku-"

"Konyol sii emang, ketahuan isi chatnya.." Jisung tertawa terbahak-bahak, si bungsu itu memukul-mukul gitarnyaa "dieemm ellaahh..bacoott ihh.." Chanyeol menatap tajam pada Jisung, walau tentang chat yang ketahuan itu bukan sepenuhnya salah Jisung melainkan kelalaian Chanyeol yang tidak menutup laptopnya segera setelah di pakai.

"Yaa kaliii, kalian pengenn kakak menjomblo teruuss.."

"Yaa, gak gituu kak.. tapi, kenapa harus sembunyi-sembunyi.. kenapa???"

Jee Ya hanya penasaran, bahkan saat bertanya pada  Wendy pun gadis itu tidak memberikan jawaban yang pasti. Sampai Chanyeol pun tertawa memukul mukul pundak Jee Ya yang menatapnya penuh tanya dan memutar bola matanya malas.

"Hmm, akhir-akhir ini kita lagi banyak masalah kakak gak mungkin cerita hubungan kakak sama Wendy.." final Chanyeol mendudukan Jee Ya ke samping Jisung.

Jee Ya mencoba mengerti, yang di katakan Chanyeol benar. Bagaimana mereka bisa mengumumkan hal bahagia di tengah kepedihan yang sedang terjadi.

Ckllekk...

Suara knop pintu itu mengalihkan tiga anak di kamar itu. Mereka kompak melukis raut wajah bertanya-tanya siapa dalang di balik terbukanya pintu namun tidak seorang pun muncul di baliknya.

"Mau main horor gitu maksudnya.." sela Jisung, dia bangun dari tempatnya untuk mengecek siapa di balik pintu.

Langkah kaki Jisung memelan dan seseorang jatuh tepat di depan pintu yang di buka lebar itu. Pria dengan hoodie kebesarannya.

Braaakkkk

Sangking kagetnya si bungsu sampai berlari kebelkang Chanyeol yang sama kagetnya.

"Marrkkkkk"

Pria berdarah Canada itu tertawa terpingkal masih di posisinya yang tersungkur di lantai. Disusul tawa oleh Chanyeol juga Jisung meski sebelumnya mereka menatap heran pada Mark.

"Ngepraankk ajaa remiidii" gelak Jisung tanpa henti tertawa.

"Cute bangett jatuhh luu gaann.." -Chanyeol.

Mark mencoba bangun, meski ia masih tidak bisa mengontrol tawanya sendiri. Di tambah suara tawa Jisung dan Chanyeol yang mendominasi seisi ruangan seolah puas melihat sepupunya tersungkur karena gagal prank.

Jee Ya menatap ketiganya datar, entah dia tidak ingin tertawa atau kejadian tadi bukanlah hal yang lucu baginya. Mark menyadari satu penghuni ruangan yang tidak mentertawainya itu,

FIREFLIES - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang